Pria Diduga Gangguan Jiwa Tabrak Ayahnya dengan Mobil Hingga Tewas di Pariaman

TOPSUMBAR – Seorang pria di Kota Pariaman, Sumatera Barat, diduga mengalami gangguan jiwa dan menabrak ayahnya sendiri hingga tewas.

Peristiwa nahas tersebut terjadi pada Rabu (16/4/2025) sekitar pukul 18.00 WIB di Desa Kampung Baru, Kecamatan Pariaman Timur tepatnya di dekat RSUD dr. Rasidin Kota Pariaman.

Tampak dalam sebuah video yang viral di sosial media, mobil yang dikendarai pelaku melaju kencang ke trotoar hingga menabrak seorang pria yang diduga ayahnya sendiri tengah duduk di trotoar jalan.

Bacaan Lainnya

Tak hanya itu, pelaku juga sempat menabrak seorang pria yang mencoba menghentikan mobil pelaku, saat ini korban tengah dirawat di rumah sakit karena alami luka-luka.

Beradasarkan komentar seorang warga yang diduga keluarga korban, tersangka merupakan anak angkat yang dari dulu telah mengalami gangguan jiwa.

Tersangka sempat beberapa kali melontarkan niatnya untuk membunuh ayahnya lantaran tidak diperbolehkan membawa mobil.

“Anak ini memang sudah mengalami gangguan jiwa. Tiap kali dia ingin mengendarai mobil, ayahnya selalu melarang tapi dia ngamuk-ngamuk. Ini anak ibaratnya sudah seperti kesetanan,” ungkap seorang warga yang diduga keluarga korban.

Sementara itu, menurut keterangan pihak kepolisian, usai insiden tersebut, pelaku sempat diamankan oleh warga sebelum akhirnya diserahkan ke pihak berwajib.

Kasat Reskrim Polres Pariaman, Rio Ramadhani dalam keterangannya membenarkan adanya kejadian tersebut.

“Benar. Kejadiannya pada sore tadi. Kami dapat laporan dan kemudian mengamankan pelaku,” ujar Rio Ramadhani dalam keterangan resminya.

Saat ini, pelaku telah berhasil diamankan di Mapolres Pariaman untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut.

Namun, proses pemeriksaan menghadapi kendala karena pelaku diduga tidak dapat diajak berkomunikasi secara normal.

“Namun kita kesulitan berkomunikasi. Dia diduga mengalami gangguan jiwa,” kata Rio.

Untuk memastikan kondisi kejiwaan pelaku, pihak kepolisian berencana mendatangkan tenaga medis profesional.

Pemeriksaan psikiatris diperlukan guna memastikan apakah pelaku benar-benar mengalami gangguan mental atau hanya berpura-pura.

“Bisa saja pura-pura gila. Untuk itu kita akan datangkan dokter ahli,” jelasnya.

Hingga kini, polisi masih mendalami kasus tersebut dan menunggu hasil pemeriksaan medis untuk menentukan langkah hukum selanjutnya.

(HR)

Pos terkait