Kekeliruan Acara Halalbihalal dengan Bestie Seharusnya dengan Orang yang Pernah Disakiti dan Dizolimi

Kajian Jumat Oleh : Amri Zakar Mangkuto Malin, SH, M. Kn

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْه ُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اما بعـد
قال الله تعالى: اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.
يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا.

Pembaca TOP SUMBAR yang dirahmati Allah SWT.

Kita masih dalam suasana idulfitri di bulan Syawal 1446 H, tentunya ini jumat pertama setelah idulfitri, maka kita akan membahas tentang suatu tradisi HALALBIHALAL yang akan digelar oleh setiap kantor dan instansi baik pemerintah maupun swasta.

Selawat dan salam buat nabi kita tercinta Nabi Muhammad SAW dengan ucapan “Allahumma sholli ala Muhammad wa ala Ali Muhammad.

HALALBIHALAL DENGAN KELUARGA DAN TEMAN BAIK SECARA UMUM

Halalbihalal adalah sarana untuk maaf-memaafkan setelah menunaikan ibadah puasa ramadan, bukan DINIATKAN SILATURAHMI MEMBALAS KUNJUNGAN, ATAU TIDAK ENAK KARENA DIA KEPALA KANTOR DAN ATASAN? Hal ini akan menghilangkan manfaat silaturahmi, sebagaimana dalam hadist: “Bukanlah bersilaturahmi orang membalas kunjungan atau pemberian, tetapi yang bersilaturahmi adalah yang menyambung apa yang putus.” (HR Bukhari).

HALALBIHALAL ORANG TAQWA MENYAMBUNG SILATURAHIM YANG TERPUTUS DENGAN YANG PERNAH DISAKITI DAN DIZOLIMI

Sebagaimana perintah Allah SWT, artinya, “…..dan orang-orang yang menghubungkan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan, dan mereka takut kepada Tuhannya dan takut kepada hisab yang buruk.” (QS. Ar-Ra’d: 21).

Silaturahmi sangat dianjurkan karena banyak manfaat yaitu :  Dari Abu Hurairah ra., Rasul SAW bersabda, “Siapa yang suka dilapangkan rizkinya dan dipanjangkan umurnya hendaklah dia menyambung silaturrahmi.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Menyambung yang terputus yaitu silaturahmi atau pertemanan dan persahabatan atau hubungan kekeluargaan, jangan sampai di hari idulfitri MEMUTUSKAN SILATURAHMI yang sudah tersambung sebelumnya.

HALALBIHALAL TIDAK DIKENAL DI ZAMAN RASULULLAH SAW

Menurut Astrida, https://sumsel.kemenag.go.id menuliskan halalbihalal memiliki tujuan untuk menghormati sesama manusia dalam bingkai silaturahmi yang tidak dikenal di Mekah dan Madinah, tetapi disebutkan made In Indonesia, pertama kali dirintis oleh Mangkunegara I, lahir 08 April 1725, yang terkenal dengan sebutan Pangeran Sambernyawa. Saat itu, untuk menghemat waktu, tenaga, pikiran dan biaya, setelah salat Idulfitri, Pangeran Sambernyawa mengadakan pertemuan antara raja dengan para punggawa dan prajurit secara serentak di balai istana.

Dan bahkan Presiden Soekarno pada bulan Puasa 1946 menggelar pertemuan dengan mengundang seluruh komponen revolusi. Tujuannya adalah agar lebaran menjadi ajang saling memaafkan dan menerima keragaman dalam bingkai persatuan dan kesatuan bangsa.

Kemudian, Presiden Soekarno menyetujui dan dibuatlah kegiatan halalbihalal yang dihadiri tokoh dan elemen bangsa sebagai perekat hubungan silaturahmi secara nasional.

Sejak saat itu, semakin maraklah tradisi halalbihalal dan tetap dilestarikan oleh masyarakat Indonesia sebagai salah satu media untuk mempererat persaudaraan bagi keluarga, tetangga, rekan kerja dan umat beragama.

KEKELIRUAN KEGIATAN HALALBIHALAL BERPOTENSI MENCIPTAKAN PERMUSUHAN DI ANTARA YANG BERBAIKAN

Halalbihalal sering diisi dengan serangkaian kegiatan hiburan nyanyian, mengundang pejabat dan atasan atau REUNIAN teman kerja, teman sekolah dan teman pelatihan dan pengajian, semua dikemas dengan Halalbihalal, jika seseorang banyak kegiatan dan aktif sosialita maka akan SIBUK DENGAN AGENDA halalbihal di hari Idulfitri.

Tetapi sering dilupakan orang-orang yang selama ini disakiti dan dizolimi, karena yang diajak silaturahmi ORANG YANG BAIK HUBUNGAN DAN BESTIE sehingga bergembira riya, sementara orang yang dizolimi dan disakiti TIDAK HADIR bahkan tidak dikunjungi?

Mereka merasa tersisih dan menjadi perbincangan bahkan di BULLY dengan merendahkannya dihadapan bestie yang hadir saat halalbihalal bahkan menjadi BAHAN GHIBAH yang menimbulkan penyakit hati.

Maka perlu kita melihat apa yang seharusnya dilakukan saat halalbihalal?

Pertama : MENGUNJUNGI DAN MINTA MAAF KEPADA ORANG YANG DIZOLIMI

Siapa yang MENZOLIMI DAN MENYAKITI dia wajib mnta maaf, siapapun dia apakah komandan atau atasan bahkan ustad sekalipun jika bersalah dia wajib meminta maaf kepada yang dizolimi, sebagaimana hadist, artinya : “Siapa yang pernah berbuat aniaya (zholim) terhadap kehormatan saudaranya atau sesuatu apapun hendaklah dia meminta kehalalannya (maaf) pada hari ini (di dunia).” (HR. Al-Bukhari).

Kedua : JANGAN SOMBONG DENGAN KEKUASAAN, JABATAN, KEKAYAAN JIKA MENYAKITI ORANG KEBAIKANNYA AKAN DIAMBIL OLEH ALLAH SWT DIBERIKAN KEPADA YANG DIZOLIMI

Karena jika meninggal sebelum meminta maaf maka TIDAK ADA GUNA HARTA, JABATAN DAN KEKUASAAN : “Barangsiapa yang telah menganiaya kepada orang lain baik dengan cara menghilangkan kehormatannya ataupun dengan sesuatu yang lain maka mintalah halalnya pada orang tersebut seketika itu, sebelum adanya dinar dan dirham tidak laku lagi (sebelum mati). Apabila belum meminta halal sudah mati, dan orang yang menganiaya tadi mempunyai amal sholeh maka diambilah amal sholehnya sebanding dengan penganiayaannya tadi. Dan apabila tidak punya amal sholeh maka amal jelek orang yang dianiaya akan diberikan pada orang yang menganiaya”. (HR. Al Bukhori).

Ketiga : SILATURAHMI BAGIAN DARI TAUBATNYA ORANG YANG BERMUSUHAN DAN MENZOLIMI ORANG LAIN

Nabi Muhammad SAW bersabda : “Tidak ada dua orang muslim yang bertemu kemudian bersalaman kecuali dosa keduanya diampuni oleh Allah SWT sebelum mereka berpisah.” (HR. Tirmidzi).

Keempat : SEGERAKAN SILATURAHMI KARENA SELAMA BERMUSUHAN BENCANA DAN MUSIBAH AKAN DATANG SILIH BERGANTI DALAM BENTUK YANG TIDAK TERDUGA

Nabi Muhammad SAW bersabda : “Tidak ada dosa yang pelakunya lebih layak untuk disegerakan hukumannya di dunia dan di akhirat daripada berbuat zalim dan memutuskan tali persaudaraan” (HR. Ahmad dan al-Tirmidzi).

Dan Nabi Muhammad SAW bersabda : “Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, maka sambunglah tali silaturrahmi” (HR. Al-Bukhari).

HALALBIHALAL BUKAN MOMEN UNTUK PAMER KEKUASAAN DAN KEKAYAAN SERTA KEAHLIAN

Sering terjadi Halalbihalal menjadi ajang pamer pakaian baru, pamer mobil baru dan promise serta membanggakan JABATAN DAN KEKUASAAN sehingga yang tidak memiliki kekuasaan dan jabatan merasa minder demikian juga jadi ajang pamer kekayaan dengan HP terbaru, mobil terbaru, tas, sepatu, jam tangan dan perhiasan lainnya.

Apabila halalbihalal jadi ajang pamer maka yang ada silaturahmi dikalangan kelompok orang sesama bestie, dan orang yang selama ini dizolimi bahkan disakiti enggan bersilaturahmi, padahal kewajibannya yang menzolimi yang harus menyambung silaturahmi agar kehormatan orang yang dizolimi tidak rendah, tetapi karena budaya tetap yang dizolimi yang meminta maaf dan bersilaturahmi kepada atasan dan pimpinan.

Sehingga Pemimpin yang sombong DIBENCI OLEH ALLAH SWT Berdasarkan riwayat Abu Hurairah, Rasulullah SAW pernah bersabda : “Empat orang yang dibenci oleh Allah: para pedagang yang bersumpah, orang miskin yang sombong, orang tua yang berzina, dan pemimpin yang zalim.” (HR Nasa’i dari Abu Hurairah).

ORANG TERBAIK DALAM BERMUSUHAN YANG LEBIH DULU MENYAPA DAN MEMINTA MAAF (KERELAANNYA)

Tradisi bawahan meminta maaf ke atasan dan karyawan meminta maaf ke pemberi pekerjaan adalah bentuk tradisi yang tidak sesuai prinsip orang beriman dan Sunnah, karena siapa yang bersalah dan menzolimi dia lebih dulu diperintahkan Allah untuk meminta maaf.

Sebagaimana  hadist : “Seorang muslim dilarang untuk tidak bertegur sapa dengan saudara muslim lainnya melebihi tiga malam. Dulu keduanya saling tegur dan sapa, lalu yang satu berpaling (tidak tegur sapa) dari saudaranya, begitu juga yang lain, tidak pula menyapanya. Adapun yang terbaik di antaranya keduanya adalah yang lebih dulu memberi salam.” (HR Muttafaq ‘alaihi).

Pada pergaulan sosial sehari-hari pimpinan dan atasan berpotensi melakukan PENZOLIMAN terhadap bawahan dalam bentuk TIDAK MEMBAYARKAN GAJI, MENYALAHKAN DAN MERENDAHKAN KEHORMATANNYA SEBAGAI KARYAWAN DAN BAWAHAN.

Dengan uraian di atas jelaslah bahwa halalbihalal yang sering diadakan agar tidak mubazir maka lakukanlah dengan orang-orang yang dizolimi dan disakiti serta tidak bertegur sapa selama ini, tentunya diri sendiri lebih tahu dan bagaimana mereka akan hadir pada cara halalbihalal yang mana disana orang-orang yang menjadi BESTIE setiap hari memuji dan menghormati satu sama lain.

Hendaklah diutamakan halalbihalal dengan yang dizolimi dan disakiti agar menjadi ORANG YANG LEBIH BAIK. Sebab menghalangi diterimanya amal, diterimanya tobat bahkan jika meninggal dalam keadaan bermusuhan menjadi penduduk neraka.

Sebagaimana hadist dari Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda, Artinya : “Pada setiap hari senin dan Kamis seluruh amal perbuatan diperlihatkan dan diperhitungkan. Maka, Allah mengampuni bagi setiap orang yang tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu, kecuali seorang yang saat itu sedang ada perseteruan antara ia dengan saudaranya. Kemudian Allah berfirman, ‘Tinggalkan kedua orang ini sampai keduanya saling berbaikan.'” (HR Muslim).

NUUN WALQOLAMI WAMA YASTHURUN.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

(Sukabumi, Jumat, 4 April 2025)

Penulis berprofesi sebagai Notaris dan PPAT serta dosen dan pendakwah

Pos terkait