TOPSUMBAR – Proyek Strategis Flyover Panorama I (Sitinjau Lauik I) yang menghubungkan Kota Padang – Solok, Sumatera Barat resmi dimulai.
Proyek ini nantinya akan digarab oleh PT Hutama Karya (Persero) bersama anak perusahaannya PT Hutama Karya Infrastruktur (HKI) dengan skema Kerja sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).
Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) untuk proyek ini telah digelar pada Jumat (21/3/2025) lalu di Auditorium Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Jakarta Selatan.
Acara tersebut turut dihadiri oleh jajaran pejabat tinggi kementerian dan pihak swasta, termasuk Direktur Jenderal Bina Marga Roy Rizali Anwar serta Direktur PT Hutama Panorama Sitinjau Lauik (HPSL) Michael AP Rumenser, sebagai Badan Usaha Pelaksana (BUP).
Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur PUPR, Rachman Arief Dienaputra, mengatakan bahwa pembangunan flyover ini dilakukan untuk menjawab tantangan keselamatan lalu lintas di kawasan rawan kecelakaan.
“Tikungan tajam di Sitinjau Lauik I selama ini menjadi titik rawan yang membahayakan pengendara. Dengan pembangunan jalan baru yang memenuhi standar teknis dan keselamatan, kita berharap risiko kecelakaan dapat ditekan secara signifikan,” ujarnya melalui keterangan resminya, Sabtu (5/4/2025).
Sementara itu, Executive Vice President Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Adjib Al Hakim, menyatakan bahwa pelaksanaan proyek ini merupakan langkah maju dalam pengembangan infrastruktur Sumatera Barat.
“Skema KPBU memungkinkan pembangunan yang tidak hanya cepat dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat, tetapi juga berkelanjutan dalam jangka panjang dan berdampak secara ekonomi,” ungkapnya.
Adjib juga menjelaskan bahwa dalam agenda penandatanganan tersebut, disepakati dua dokumen penting, yakni Perjanjian KPBU antara Penanggung Jawab Proyek Kerja Sama (PJPK) dengan Direktur Utama PT HPSL, serta Perjanjian Kerja Sama Penyediaan Infrastruktur (KSPI).
Proyek Flyover Sitinjau Lauik I sendiri akan digarap oleh PT HPSL, perusahaan patungan antara Hutama Karya (dengan porsi saham 55%) dan HKI (45%).
Dengan total nilai investasi mencapai Rp2,793 triliun, pembangunan flyover sepanjang 2,774 kilometer ini ditargetkan rampung dalam waktu 2,5 tahun, disertai masa operasi selama 10 tahun ke depan.
Sementara ruang lingkup proyek mencakup perencanaan teknis, konstruksi jalan dan jembatan, serta pekerjaan preservasi selama masa operasional.
Flyover ini diharapkan dapat membawa sejumlah manfaat penting bagi masyarakat, mulai dari peningkatan konektivitas antarwilayah, mempercepat mobilitas penduduk, hingga mempermudah akses ke layanan publik.
Selain itu, jalur Padang – Solok yang selama ini dikenal ekstrem akan menjadi lebih aman dilalui.
“Pembangunan ini juga diyakini akan menjadi katalisator bagi pengembangan sektor pariwisata dan logistik. Akses ke destinasi wisata seperti Danau Singkarak dan Lembah Harau akan semakin mudah, distribusi barang lebih efisien, serta membuka peluang kerja bagi masyarakat sekitar,” pungkas Adjib.
(HR)
Dapatkan update berita terbaru dari Topsumbar. Mari bergabung di Facebook Topsumbar News Update, caranya klik link https://facebook.com/updatetopmedia kemudian ikuti. Anda harus instal aplikasi Facebook terlebih dulu di ponsel