Waspada! Tujuh Bahaya Latin Perilaku Jahiliyah Modern Menjauhkan Umat Islam Dari Sunnah Saat Idul Fitri

Taklim Ramadan Hari Ke-29

Oleh: Amri Zakar Mangkuto Malin, SH, M.Kn

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْه ُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اما بعـد

Selamat menjalankan ibadah puasa ramadan kepada orang beriman yang akan dijanjikan peringkat tertinggi dalam iman yaitu “ INSAN MUTTAQIN”.

Selama ramadan 1446 H ini, kajian kita akan berlangsung selama ramadan melalui “Jendela Ramadhan Taklim Top Sumbar”.

Marilah kita meningkatkan kualitas ibadah wajib dan Sunnat selama ramadan karena bagian dari bentuk syukur kepada Allah dan rasulNya, agar pada akhir ramadan nanti kita meraih titel MUTTAQIN dan tidak lupa berselawat kepada Nabi kita tercinta MUHAMMAD SAW dengan ucapan “Allahuma shalli alaa Muhammadin wa ala ali a Muhammad”.

Jahiliyah modern adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan perilaku atau cara pandang yang menyimpang dari ajaran Islam.

Misi kerasulan diutusnya Nabi Muhammad SAW di Jazirah Arab adalah untuk memperbaiki akhlak orang arab ketika itu dalam tradisi JAHILIYAH, sebagaimana hadist: dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu,  Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: Artinya : “Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan keshalihan akhlak.” (HR. Al-Baihaqi).

NABI MUHAMMAD SAW ADALAH SURI TELADAN PENGUBUR AKHLAK JAHILIYAH

Rasulullah SAW adalah teladan orang Taqwa : “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu…..” (Q.S. Al-Ahzab [33]: 21).

Salah satunya berhasil MENGUBUR perilaku Jahiliyah sebagaimana disebut dalam hadist: : ”Ketahuilah segala sesuatu dari urusan jahiliah di bawah telapak kakiku terkubur. [HR Muslim].

NABI MUHAMMAD MENGHADIRKAN AKHLAK QURANI SEBAGAI PETUNJUK DAN PENJELAS  BAGI ORANG TAQWA ANTARA YANG HAQ DENGAN YANG BATHIL

Dan menjadikan alquran sebagai PETUNJUK hidupnya, sebagaimana firman Allah SWT, Artinya: “Alif laam miim, Kitab (Al Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa”. (QS Al-Baqarah: 1-2).

Alquran yang menjadi petunjuk orang taqwa diturunkan pada bulan ramadan sebagaimana firman Allah SWT, artinya : “Bulan ramadan adalah bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan menjadi penjelas dari petunjuk dan dari petunjuk-petunjuk itu dan menjadi pembeda (dari perkara yang haq dan bathil) (QS Al-Baqarah: 185).

PERILAKU JAHILIYAH MODERN AKHIR RAMADAN YANG DITIRU UMAT ISLAM

Pertama : MEMBUAT KEBIASAAN ZAMAN JAHILIYAH SEPERTI PENTAS MUSIK DAN HIBURAN PASCA RAMADAN

Keyakinan ini disebutkan dalam alquran:

أَفَحُكْمَ الْجَاهِلِيَّةِ يَبْغُونَ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ اللَّهِ حُكْمًا لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ
“Apakah mereka mau mencari hukum Jahiliyah. Siapa yang lebih baik hukumya bagi orang yang yakin?” (QS. Al-Maidah: 50).

Hal ini dapat dilihat dari kebiasaan-kebiasaan umat akhir zaman yang senang dan bangga membudayakan budaya jahiliyah ditengah kehidupan modern, dan dianggap sebagai AJARAN ISLAM MASA JAHILIYAH.

Bahwa umat Nabi Muhammad SAW akan mengikuti PERILAKU JAHILIYAH di akhir zaman sebagaiman sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Sesunguhnya kalian akan mengikuti kebiasaan umat-umat sebelum kalian, sejengkal demi sejengkal, sedepa demi sedepa, sehingga seandainya mereka masuk lubang dhab (sejenis kadal), niscaya akan kalian ikuti,” maka para sahabat bertanya: “Ya Rasulullah, (maksudmu) orang-orang Yahudi dan Nasrani?” (Jawab Rasulullah): “Siapa lagi?!” [HR al-Bukhâri dan Muslim].

Kedua : MEMAKAI PAKAIAN TERTENTU SEPERTI KHUSUS WARNA HITAM ATAU PUTIH DENGAN BENTUK TERTENTU SEHINGGA BERBEDA DARI KELOMPOK LAIN PADA HARI RAYA

Hal ini akan kelihatan dari ajaran dan paham yang disebarkan serta budaya akhir zaman sudah meniru-niru perilaku umat terdahulu yang ada di jazirah arab seperti meniru CARA BERPAKAIAN DENGAN PAKAIAN KHUSUS WARNA PUTIH ATAU HITAM, ATAU PAKAI GAMIS TERTENTU dan MEMBENTUK KELOMPOK DALAM IBADAH sehingga dapat dimasukkan kepada kelompok yang meniru kebiasaan kaum terdahulu.

“Diriwayat dari sahabat Ibnu Abbas z bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Manusia yang paling dimurkai Allah ada tiga ; orang melakukan dosa di tanah haram, orang yang mencari kebiasaan jahiliyah dalam Islam dan orang yang mengincar darah seseorang tanpa hak untuk ia tumpahkan (membunuhnya)”. [HR Muslim].

Ketiga : MEMBANGGAKAN NASAB DAN KETURUNAN DENGAN TRAH TERTENTU DALAM MASYARAKAT BAHKAN MENYANJUNG USTAD TERTENTU?

Banyak kalangan umat islam merasa dari keturunan Rasulullah SAW, padahal rasulullah sendiri TIDAK MEMBANGGAKAN KETURUNAN BELIAU, tetapi umatnya akan BERBANGGA-BANGGA dengan mengaku keturunan Rasulullah SAW, padahal keturunan Rasulullah dimusuhi oleh orang jahiliyah itu sendiri.

Hal ini berkaitan dengan peringatan Rasulullah SAW bahwa tidak ada beda orang arab dengan bukan arab dan keturunan nabi dengan bukan keturuan nabi, sebab nabi itu DIANGKAT SECARA PRIBADI BUKAN SEKETURUNAN MENJADI NABI.

Sebagaimana hadist : “Dari Abu Nadhrah telah menceritakan kepadaku orang yang pernah mendengar khutbah Rasulullah SAW ditengah-tengah hari tasyriq, beliau bersabda: “Wahai sekalian manusia! Rabb kalian satu, dan ayah kalian satu (maksudnya Nabi Adam). Ingatlah. Tidak ada kelebihan bagi orang Arab atas orang Ajam (non-Arab) dan bagi orang ajam atas orang Arab, tidak ada kelebihan bagi orang berkulit merah atas orang berkulit hitam, bagi orang berkulit hitam atas orang berkulit merah kecuali dengan ketakwaan. Apa aku sudah menyampaikan?” mereka menjawab: Iya, benar Rasulullah SAW telah menyampaikan” ( HR. Ahmad).

Keempat : MENCELA KETURUNAN ORANG LAIN DAPAT MENJADIKAN  DIRI KAFIR

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu. Beliau berkata, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,
اثنتان في الناس هما بهم كفر: الطعن في النسب، والنياحة على الميت
“Ada dua perbuatan yang apabila ini dilakukan oleh kaum Muslimin bisa menjerumuskan kepada kekufuran; mencela nasab seseorang, dan meratapi mayat.” (HR. Muslim).

Kelima : PERCAYA KEPADA RAMALAN DAN PENDAPAT PARANORMAL ATAU YAKIN DENGAN PAHAM USTAD TERTENTU

Nabi SAW bersabda : “Dari Abu Hurairah ra., dari Nabi SAW bersabda: “Jauhilah tujuh perkara yang membinasakan”. Para sahabat bertanya: “Wahai Rasulullah, apakah itu? Beliau bersabda: “Syirik kepada Allah, sihir, membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allah kecuali dengan haq, memakan riba, makan harta anak yatim, kabur dari medan peperangan dan menuduh seorang wanita mu’min yang suci berbuat zina”. (HR. al-Bukhari dan Muslim).

Keenam : MERATAPI MAYAT DENGAN MERINTIH, MENJERIT DAN MENGAMUK KETIKA MENDENGAR ADA MUSIBAH BERTERIAK-TERIAK

Perilaku menghadapi kematian sering didapati sebagaimana dalam hadist : “Bukan dari golongan kami orang yang menampar-nampar wajah, merobek-robek pakaian, dan menyeru dengan slogan jahiliyah.” (Muttafaqun ‘alaihi).

Dan Dari Abi Malik Al-Asy’ari ia berkata Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam  bersabda : “Orang yang meratapi mayit jika tidak bertaubat sebelum matinya, maka akan didirikan dia di hari kiamat dan dia akan dipakaikan celana dan leburan aspal dan dipakaikan baju kurung dari kuman” (HR.Muslim).

Ketujuh : DIRUMAH MALAS BERIBADAH TETAPI RAJIN KELUAR UNTUK PAMER TANPA PEDULI BATASAN PERGAULAN

Ibadah paling utama dilakukan di rumah sehingga JAUH DARI RIYA firman Allah SWT:
وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى وَأَقِمْنَ الصَّلَاةَ
“Hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu, dan tegakkanlah salat.” (QS. Al-Ahzab: 33).

Yang boleh ditampakkan disebutkan dalam ayat,
وَلاَ يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلاَّ مَا ظَهَرَ مِنْهَا
“Dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya.” (QS. An-Nuur: 31).

Sebagaimana Allah berfirman agar beribadah dirumah lebih utama :: ”Dan hendaklah kalian (wahai istri-istri Nabi) menetap di rumah-rumah kalian dan janganlah kalian bertabarruj (sering keluar rumah dengan berhias dan bertingkah laku) seperti (kebiasaan) wanita-wanita jahiliyah yang dahulu” [Al-Ahzâb/33:33].

Untuk antisipasi bahaya laten jahiliyah modern, maka ramadan diturunkan untuk menjadi BENTENG diri umat islam, sebagaimana hadist: Artinya : “Puasa adalah benteng, selama engkau tidak membakarnya. Para sahabat bertanya, dengan apa bisa membakarnya, wahai Rasulullah? Nabi menjawab: dengan berbohong, berkata kotor, membicarakan keburukan orang lain, dan adu domba (HR An-Nasa’i).

SIKSA BAGI YANG MENGIKUTI PERILAKU JAHILIYAH MODERN

Dari Abu Malik Al-Asy’ari radhiyallahu ’anhu bahwa Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,

أَرْبَعٌ فِى أُمَّتِى مِنْ أَمْرِ الْجَاهِلِيَّةِ لاَ يَتْرُكُونَهُنَّ الْفَخْرُ فِى الأَحْسَابِ وَالطَّعْنُ فِى الأَنْسَابِ وَالاِسْتِسْقَاءُ بِالنُّجُومِ وَالنِّيَاحَةُ ». وَقَالَ النَّائِحَةُ إِذَا لَمْ تَتُبْ قَبْلَ مَوْتِهَا تُقَامُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَعَلَيْهَا سِرْبَالٌ مِنْ قَطِرَانٍ وَدِرْعٌ مِنْ جَرَبٍ

Artinya : “Empat hal yang terdapat pada umatku yang termasuk perbuatan jahiliyah yang susah untuk ditinggalkan : (1) membangga-banggakan kebesaran leluhur, (2) mencela keturunan, (3) mengaitkan turunnya hujan kepada bintang tertentu, dan (4) meratapi mayit (niyahah)”.

Lalu beliau bersabda, “Orang yang melakukan niyahah bila mati sebelum ia bertaubat, maka ia akan dibangkitkan pada hari kiamat dan ia dikenakan pakaian yang berlumuran dengan cairan tembaga, serta mantel yang bercampur dengan penyakit gatal.” (HR. Muslim).

BAHAYA LATEN TRADISI JAHLIYAH DIANGGAP AJARAN ISLAM?

Budaya berpakaian dan budaya pergaulan orang jahiliyah akan terbawa ke dalam islam, haruskan tradisi pakaian dan pergaulan itu dianggap sebagai ajaran ISLAM? Padahal islam telah menentukan sendiri mana yang jahiliyah dan mana yang islami. Sebagaimana firman Allah SWT:

وَإِذَا قِيلَ لَهُمُ اتَّبِعُوا مَا أَنْزَلَ اللَّهُ قَالُوا بَلْ نَتَّبِعُ مَا أَلْفَيْنَا عَلَيْهِ آَبَاءَنَا
“Dan apabila dikatakan kepada mereka: “Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah,” mereka menjawab: “(Tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami.” (QS. Al-Baqarah: 170).

Dari uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa bahaya laten perilaku jahiliyah ADA DISEMUA SEKTOR KEHIDUPAN UMAT ISLAM, khususnya jika menganggap suatu berasal dari ARAB DIANGGAP ISLAM, dan BERBONDONG BONDONG menyekolahkan anak ke Arab.

Hal ini akan menumbuhkan bahaya laten perilaku kaum jahiliyah yang ada di jazirah arab dengan keturunannya sampai sekarang masih ada, Maka perlu diwaspadai ajaran dan tradisi yang sesuai dengan Sunnah yang di kubur dan dimusnahkan dengan Kenabian nabi Mauhammad SAW.

Bahkan Rasulullah sendiri HAMPIR TEWAS dalam tragedi PERCOBAAN pembunuhan yang direncanakan oleh pemuka kaum qurays ketika itu dengan mengupahkan kepada Suraqah ibn Malik untuk membunuh Nabi (https://nu.or.id/hikmah).

Bahkan menurut Ach. Dhofir Zuhry dalam https://perpustakaan.kemendagri.go.id menuliskan bahwa leluhur baginda nabi bukan orang Arab. Nabi Ismail bin Ibrahim AS., berasal dari distrik Orkelda atau Ur Kaldan, Negeri Babilonia (Babilonia adalah sebuah kota kuno yang terletak di Mesopotamia, yaitu wilayah yang sekarang menjadi Irak dan Suriah).

Dengan demikian jelaslah tidak semua tradisi dan kebiasaan dari Arab sama atau sebagai ajaran islam, tetapi perlu diseleksi dengan Sunnah, terutama CARA BERPAKAIAN, menganggap mulia dan sholeh ustad tertentu dan yang lainnya tidak sholeh, bahkan membanggakan keturunan dengan Bin tertentu misal keturunan ulama dsb.

Contoh dalam sejarah  keturunan Nabi Adam, Qobil adalah pembunuh Habil, 11 anak nabi Ya’kub saudara nabi Yusuf berlaku jahat terhadap Nabi, Kan’an anak Nabi Nuh durhaka, bahkan Abu Lahab paman nabi mendurhaka kepada Nabi dsb.

Sehingganya dengan bulan ramadan dapat menjadi benteng dari bahaya laten perilaku jahiliyah karena kembali kepada ajaran Alquran dan Sunnah sebagai petunjuk dan pedoman orang taqwa.

Sukabumi, (Sabtu, 29 Maret 2025)

Penulis berprofesi sebagai Notaris dan PPAT serta dosen dan pendakwah

Pos terkait