TOPSUMBAR – Pemerintah Kota (Pemko) Solok melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) menggelar Forum Konsultasi Publik untuk penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2025-2029 di Akmal Room Bappeda, Senin (10/3/2025).
Forum ini melibatkan berbagai pemangku kepentingan, seperti perwakilan masyarakat, akademisi, pelaku usaha, dan organisasi non-pemerintah, guna merumuskan arah pembangunan Kota Solok dalam lima tahun ke depan.
Wali Kota Solok, Ramadhani Kirana Putra, menekankan pentingnya partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan daerah.
Menurutnya, RPJMD bukan sekadar dokumen formal pemerintah, tetapi menjadi milik bersama yang harus mencerminkan kebutuhan seluruh masyarakat.
“RPJMD bukan hanya milik pemerintah, tetapi milik kita semua. Oleh karena itu, partisipasi aktif masyarakat sangat dibutuhkan agar pembangunan yang dirancang benar-benar inklusif dan berkeadilan,” ujarnya.
Dalam forum ini, berbagai isu strategis turut dibahas, termasuk rendahnya tingkat literasi baca Al-Qur’an di kalangan siswa SD dan SMP.
Berdasarkan data yang ada, dari 2.861 siswa, sekitar 456 anak belum bisa membaca Al-Qur’an, sementara 700 lainnya bahkan tidak mengenal huruf hijaiyah sama sekali.
Sebagai langkah konkret, Pemko Solok melalui Dinas Pendidikan telah meluncurkan program Tahsin yang diterapkan selama satu jam di sekolah selama bulan Ramadan.
Program ini akan menjadi kegiatan ekstrakurikuler wajib yang berkelanjutan setelah Ramadan guna meningkatkan kemampuan baca Al-Qur’an para siswa.
Selain itu, tingginya angka perpindahan penduduk ke Kota Solok juga menjadi perhatian dalam perencanaan pembangunan.
Ramadhani menyatakan bahwa faktor migrasi, bukan angka kelahiran, menjadi penyebab utama pertumbuhan penduduk yang signifikan.
Ia meminta Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) untuk lebih selektif dalam mendata penerima bantuan sosial agar benar-benar tepat sasaran.
Sementara itu, Kepala Bappeda Kota Solok, Desmon, menegaskan bahwa pembangunan Kota Solok ke depan akan berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) 2025-2045, yang telah disusun sejak 2024.
Fokus utama pembangunan meliputi peningkatan infrastruktur, ekonomi, dan tata kelola pemerintahan yang lebih baik.
Forum ini juga membuka ruang diskusi bagi peserta untuk menyampaikan aspirasi.
Sejumlah masukan yang mengemuka antara lain peningkatan pengawasan terhadap kawasan hutan lindung yang mulai beralih fungsi menjadi perkebunan, penyerahan pengelolaan pasar modern kepada pihak ketiga, penertiban bangunan liar, serta pembinaan calon imam dan khatib.
Selain itu, peserta juga menyoroti minimnya jumlah guru MDTA, pentingnya pendidikan karakter sejak dini, serta perlunya pembiasaan pengelolaan sampah sejak tingkat sekolah dasar.
Salah satu program prioritas Pemko Solok dalam lima tahun ke depan adalah penataan kawasan perkotaan yang lebih terpadu.
Pada program ini, kawasan Taman Kota Syeh Kukut akan direvitalisasi dengan pembangunan pasar modern guna mendorong pertumbuhan ekonomi, serta dilakukan penataan kawasan bantaran Sungai Batang Lembang.
(GRA)