TOPSUMBAR – Perbaikan jalan nasional Lintas Barat Sumatera di perbatasan Riau dan Sumatera Barat (Sumbar) tak kunjung selesai, meski telah dikerjakan sejak tahun 2023.
Jalan rusak di Kilometer 109 menjadi sorotan karena berpotensi menyebabkan kemacetan parah serta maraknya pungutan liar (pungli), terutama saat arus mudik mendekat.
Dikutip dari Detiknews, menunjukkan bahwa kerusakan masih terjadi di ruas jalan nasional yang menjadi penghubung utama antara Riau dan Sumatera Barat.
Kondisi ini sangat disayangkan, mengingat jalan tersebut merupakan urat nadi perekonomian kedua provinsi.
Seorang pengendara, Arifin, mengungkapkan bahwa kerusakan jalan ini sering dimanfaatkan oleh oknum untuk melakukan pungutan liar dengan dalih mengatur lalu lintas.
“Titik ini rusak terus, tidak ada habisnya dikerjakan. Bikin macet juga karena banyak pungutan liar,” ujar Arifin dikutip pada Minggu (16/3/2025).
Menurutnya, pungli semakin marak terjadi saat kendaraan ramai melintas, terutama menjelang sore.
“Sudah banyak yang berdiri bawa karton dan toples minta uang. Apalagi sebentar lagi arus mudik, makin banyak itu pungli,” tambahnya.
Sementara itu, Koordinator Lapangan Ruas PPK 14 Riau batas Sumbar BPJN Wilayah Riau, Abdullah Umar, menjelaskan bahwa perbaikan jalan sudah dilakukan sejak 2023.
Namun, hingga kini pengerjaan masih berlangsung karena adanya kerusakan di ruas sepanjang 60 meter.
“Itu penanganan 2023, tanggung jawab kontraktor untuk memperbaiki kerusakan. Pemeliharaan masih ada satu tahun setelah pengerjaan. Seharusnya selesai Desember lalu, tapi kami masih minta perbaikan terus,” ujar Umar.
Umar juga mengakui bahwa jalan ini merupakan tanggung jawab BBPJN Riau Kementerian PUPR, tetapi secara administrasi masuk ke wilayah Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat.
Kerusakan yang terus terjadi, meski telah beberapa kali diperbaiki, disebut dipengaruhi oleh faktor muatan berlebih dan dimensi kendaraan yang melintas.
“Harus ada penelitian khusus, karena di sini ada jurang dengan kedalaman 30-50 meter. Kami pikir rusaknya hanya di bagian atas, sudah kami aspal dan beton, tapi tetap rusak,” ungkap Umar.
Selain faktor teknis, perbaikan yang dilakukan bertahap juga dinilai menjadi penyebab kemacetan, terutama saat momen libur panjang.
Meski diharapkan rampung tahun ini, kondisi jalan yang kerap rusak berulang kali menimbulkan kekhawatiran di kalangan pengguna jalan.
Jika tidak ada solusi konkret, maka kemacetan dan pungutan liar dikhawatirkan terus berulang setiap tahunnya, terutama menjelang arus mudik Lebaran.
(HR)
Dapatkan update berita terbaru dari Topsumbar. Mari bergabung di Facebook Topsumbar News Update, caranya klik link https://facebook.com/updatetopmedia kemudian ikuti. Anda harus instal aplikasi Facebook terlebih dulu di ponsel