Dua Belas Keutamaan Menjadikan Rumah Sebagai Masjid Untuk Ibadah I’tikaf dan Pesantren Ramadan Muslimah

Taklim Ramadan Hari Ke-21

Oleh: Amri Zakar Mangkuto Malin, SH, M.Kn

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْه ُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اما بعـد

Selamat menjalankan ibadah Puasa Ramadan kepada orang beriman yang akan dijanjikan peringkat tertinggi dalam iman yaitu “ INSAN MUTTAQIN”.

Selama Ramadan 2446 H ini, kajian kita akan berlangsung selama Ramadan melalui “Jendela Ramadhan Taklim Top Sumbar”.

Marilah kita meningkatkan kualitas ibadah wajib dan Sunnat selama Ramadan karena bagian dari bentuk syukur kepada Allah dan rasulNya, agar pada akhir Ramadan nanti kita meraih titel MUTTAQIN dan tidak lupa berselawat kepada Nabi kita tercinta MUHAMMAD SAW dengan ucapan “Allahuma shalli alaa Muhammadin wa ala ali a Muhammad”.

Pembaca Top Sumbar Yang bertaqwa

Pada kajian kali ini kita akan membahas tentang “PESANTREN RAMADAN”.

Kita tahu setiap Ramadan sering diadakan pesantren yang diperuntukkan bagi ANAK SEKOLAH MENENGAH, tentunya perlu kita kaji, seberapa besar manfaat diadakan pesantren Ramadan bagi anak sekolah? Yang pasti sangat bermanfaat untuk menambah keilmuan dan keimanan.

Tetapi bagaimana dengan Keluarga di bulan Ramadan? Karena setiap anak dan bapak berasal dari keluarga, sehingga keluarga perlu pesantren keluarga Ramadan, yaitu selama Ramadan setiap keluarga memiliki agenda dan acara peningkatan keimanan dan menambah ilmu agama khususnya ibadah Ramadan yang dapat dilakukan oleh orangtua dirumah.

ORANG BERIMAN SAJA YANG AKAN MEMAKMURKAN MASJID

Masjid akan makmur apabila orang beriman memakmurkannya, sebagaimana dalam alquran: ”Hanyalah yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan salat, menunaikan zakat … ” (QS. At-Taubah [9]: 18).

Dan upaya memakmurkan masjid tersebut akan ada orang YANG MENGHALANG -HALANGINYA DAN MERUBAHNYA sebagai mana firman Allah SWT: “Dan siapakah yang lebih aniaya daripada orang yang menghalang-halangi menyebut nama Allah dalam masjid-masjid-Nya dan berusaha untuk merobohkannya?” (QS. Al-Baqarah [2]: 114).

Menghalangi dan merubah kegiatan memakmurkan masjid seperti adanya masjid yang tidak terurus dan kotor setiap waktu salat tidak ada yang salat berjamaah, atau masjid diurus oleh orang yang tidak paham dengan pengurusan masjid sehingga masjid dijadikan tempat bisnis dan tempat usaha untuk acara RAPAT, WALIMAH, SEMINAR BAHKAN BAZAR untuk perniagaan dan bisnis.

RUMAH ADALAH MASJID TERKECIL UNTUK BERIBADAH KELUARGA

Dalam sejarah disebutkan oleh https://www.islampos.com dengan judul “Kisah dakwah Nabi Muhammad SAW bermula” Pada awal Islam, orang-orang Muslim Mekah dianiaya berat karena keyakinan mereka. Karenanya seorang sahabat bernama Al-Arqam bin Abi Al-Arqam menawarkan rumahnya sebagai ruang berkumpul. Pada dasarnya, ini adalah majelis pertama yang dikenal sebagai “Dar (Rumah) Al-Arqam”.

Pada mulanya Masjid Nabawi di Madinah melekat pada rumahnya Nabi SAW. Bahkan, ruang salat masjid dan kamarnya hanya dipisahkan oleh tirai sederhana. Sering kali kita memandang masjid hampir sebagai tempat ibadah yang berbeda dari ‘sebuah rumah’. Padahal, tidak demikian. Rumah pun bisa dijadikan masjid dalam perannya sebagai tempat ibadah.

Demikian juga dengan Kisah Siti Maryam yang dibesarkan dan tinggal di mihrabnya dan menyembah Allah dalam kesendirian. Demikian juga Kisah Nabi Musa sebagaimana disebut dalam Alquran: ”Kami mengungkapkan kepada Musa dan saudaranya: ‘Rumah bangsamu di Mesir dan jadikan rumah-rumah ibadah ini; tetap berdoa; berikan kabar baik kepada orang-orang beriman!” (QS Yunus: 87).

Sehingga pada zaman Nabi rumah-rumah orang beriman dijadikan masjid, karena ketika itu belum ada masjid dan dakwah secara sembunyi-sembunyi, sebagamana hadist dari Ibnu Umar, bahwa Nabi Muhammad Shollallahu ‘alaihi wa Sallam Bersabda:  “Jadikanlah Rumah-rumah Kalian Sebagai tempat salat, dan jangan dibuat Kuburan” (Hadits Muttafaq ‘alaih).

Sebagai contoh perbuatan nabi salat dirumah adalah  hadist dari Aisyah ra, Rasulullah SAW bersabda : “Adalah Rasulullah SAW sholat malam, dan jika hendak salat witir Beliau membangunkan Aisyah dan menyuruhnya untuk salat.” (HR. Muslim).

Dengan demikian Rumah Kaum Muslimin adalah MASJIDNYA ORANG BERIMAN sehingga dapat digunakan untuk beribadah sebagaimana layaknya di masjid sekarang, yaitu melakukan salat berjamaah dan sendiri-sendiri, membaca alquran dan kegiatan keilmuan yang bermanfaat buat kelaurga.

MANFAAT KEUTAMAAN RUMAH YANG DIJADIKAN MASJID BAGI RUMAH DAN AHLI RUMAH

Pertama
RUMAH AKAN BERCAHAYA BAGAI BINTANG GEMINTANG

Dan dari Umar bin Al-Khaththab pernah berkata, “Salat seseorang di rumahnya adalah cahaya,maka hiasilah rumah kalian dengannya.” (Syarh Al-Bukhari, Ibnu Baththal).

Dan Dari Aisyah RA, Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya rumah yang dibacakan di dalamnya Al-Qur’an, maka rumah tersebut akan terlihat oleh para penduduk langit sebagaimana terlihatnya bintang-bintang oleh penduduk bumi” . (HR. Ahmad).

Kedua
RUMAH DITAKUTI DAN JAUH DARI SETAN JIKA DIRUMAH DIKUMANDANGAN AZAN

Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra., ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Apabila adzan dikumandangkan, setan lari terkentut-kentut sehingga dia tidak mendengarkan adzan.” (HR. Bukhari dan Muslim) .

Ketiga
RUMAH DIKELILINGI DAN DIPENUHI OLEH MALAIKAT DAN TURUNNYA RAHMAT ALLAH SWT

Sebagaimana hadist: “Tidaklah sekali-kali suatu kaum duduk berdzikir kepada Allah kecuali mereka dikelilingi oleh para malaikat dan akan diturunkan rahmat, ketenangan kepada mereka.” (HR. Muslim).

Keempat
RUMAH DAN BATHIN PENGHUNINYA AKAN TENANG MENJADI SAKINAH, MAWADDAH WARAHMAH

Sebagaimana hadist: “Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah Allah membaca kitabullah dan saling mengajarkan satu dan lainnya. Melainkan akan turun kepada mereka sakinah atau ketenangan akan dinaungi rahmat akan dikelilingi para malaikat dan Allah akan menyebut-nyebut mereka di sisi makhluk yang dimuliakan di sisi-Nya.” (HR. Muslim).

Kelima
TERCATAT AHLI IBADAH DALAM LAPORAN MALAIKAT SIANG DAN MALAM

Orang yang selalu beribadah akan dicatat malaikat sebagai ahli ibadah sebagaimana hadist: ”Rasulullah SAW bersabda, di tengah-tengah kalian ada malaikat yang silih berganti bertugas mengiringi kalian di waktu malam dan siang hari. Mereka bertemu ketika waktu salat ashar dan waktu salat subuh, malaikat yang mengawasi kalian di malam hari naik ke langit lantas Allah bertanya kepada mereka (malaikat) bagaimana kalian tinggalkan hamba-hamba-ku? Para malaikat menjawab, Kami tinggalkan mereka sedang mereka tengah mendirikan shalat, kami datangi mereka sedang mereka mendirikan salat.” (HR.Bukhari).

Keenam
MEMBANGUN RUMAH SUDAH SAMA DENGAN MEMBANGUN MASJID

Sebagaimana hadist: ”Barangsiapa membangun masjid karena Allah Ta’ala, Allah akan buatkan yang semisal untuknya di surga.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah).

Ketujuh
MENYAPU DAN MEMBERSIHKAN RUMAH SAMA DENGAN MEMBERSIHKAN MASJID

Sesungguhnya ada seorang perempuan yang biasa menyapu masjid lalu meninggal dunia, Rasulullah SAW menanyakannya, dan ketika dikatakan kepadanya bahwa perempuan itu sudah meninggal, Rasulullah berkata, “Mengapa kamu tidak memberitahukan kepada saya, agar saya salatkan ia. Tunjukkanlah kepadaku di mana kuburnya.” Maka Rasulullah mendatangi kuburan itu, lalu ia salat di atasnya. (Riwayat al-Bukhari, Muslim, Abu Dawud dan Ibnu Majah).

Kedelapan
RUMAH MENJADI TABIR BAGI WANITA DARI ORANG YANG BERKOMUNIKASI DENGANNYA

Sebagaimana perintah Allah SWT: ”Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (istri-istri nabi), maka mintalah dari belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka. [al-Ahzâb/33:53].

Kesembilan
TERPELIHARA DARI BUJUK RAYU SETAN

Apabila wanita menjadikan rumahnya sebagai masjid maka terpelihara dari setan, sebab jika keluar setan mengikutinya : ”Wanita itu adalah aurat, jika ia keluar rumah, maka syaithan akan menghiasinya  [HR. Tirmidzi,Ibnu Khuzaimah dan  ath-Thabrani).

Kesepuluh
TERHINDAR DARI PERILAKU ZAMAN JAHILYAH YANG MELAKUKAN WUDHUK BERSAMAAN DENGAN LAKI-LAKI

Dari Ibnu umar Radhiyallahu anhuma , beliau Radhiyallahu anhuma berkata :Dahulu kaum lelaki dan wanita pada zaman Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan wudhu’ secara bersamaan [HR. Al-Bukhâri].

Kesebelas
TERPELIHARA AURAT DARI ORANG YANG BERDOSA JIKA MELIHATNYA

Dengan keluar dari rumah beribadah berpotensi menampakkan aurat, tetapi dengan menjadikan rumah sebagai masjid terpelihara dari dosa karena menampakkan aurat tersebut.

Sebagaimana dalam alquran: ”Dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera–putera mereka, atau putera–putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, [an-Nûr/24:31].

Keduabelas
MENJAGA WANITA TETAP DAPAT MENJALANKAN KEWAJIBAN DAN AKTIVITAS DIRUMAH DAN MENDAPATKAN PAHALA LEBIH UTAMA

Sebagaimana hadist : ”Dan seorang istri adalah penanggung jawab (pemimpin) di dalam rumah suaminya dan dia akan dimintai pertanggungjawabannya atas tugas dan kewajiban itu.” (HR. Bukhori dan Muslim).

PERINTAH UNTUK SALAT BAGI WANITA DI RUMAH

Berdasarkan sabda Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam:  “shalat yang afdhal bagi seseorang adalah di rumahnya, kecuali shalat-shalat wajib” (HR. Al Bukhari).

Pada hadist lain disebutkan Artinya: “Ummu Humaid, istri Abu Humaid As-Sa’idi, pernah datang kepada Nabi SAW dan berkata, “Rasulullah, aku suka sekali salat denganmu.” Rasulullah SAW berkata, “Aku tahu bahwa engkau sangat suka salat denganku. Tetapi, salatmu di tempat tidurmu lebih baik daripada salatmu di dalam kamarmu. Salatmu di dalam kamarmu lebih baik ketimbang salatmu di dalam rumahmu. SALATMU DI RUMAHMU LEBIH BAIK DARIPADA SALATMU DI MASJID KAUMMU. SALATMU DI MASJID KAUMMU LEBIH BAIK KETIMBANG SALATMU DI MASJIDKU.” Lalu, Ummu Humaid memerintahkan dibangunkan masjid. Dia pun dibangunkan masjid di ujung rumahnya yang paling gelap. Ummu Humaid salat di masjid itu hingga bertemu dengan Allah SWT (meninggal dunia).” (HR Ahmad dan Ibnu Hibban).

Meskipun ada perintah demikian namun jika wanita hendak ke masjid itu hukumnya mubah sebagaimana hadist: Artinya: “Janganlah kalian melarang wanita pergi ke masjid (untuk salat) walau rumah mereka lebih baik bagi mereka.” (HR Ahmad dari Ibnu Umar).

Hal tersebut tentu dapat mempertimbangkan MANA YANG LEBIH UTAMA KEBAIKANNYA APAKAH LEBIH BANYAK KE MASJID ATAU DIRUMAH KEUTAMANNYA?

Dari uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa menjadikan RUMAH SEBAGAI MASJID adalah bentuk kebolehan beribadah di rumah dan adanya perintah untuk mendirikan salat di rumah dan dijadikan SEPERTI MASJID, hal ini untuk mendapatkan PAHALA YANG LEBIH BAIK yang jika ke masjid ada kewajiban lain yang TERLALAIKAN atau jika ke masjid ada DOSA LAIN YANG MUNCUL karenanya Allah mahatahu dan membolehkan RUMAH DIJADIKAN SEBAGAI MASJID, artinya pahala yang di dapat SAMA DENGAN IBADAH DI MASJID.

Khususnya bagi Muslimah yang dibebankan banyak kewajiban rumah tangga, sehingga bisa mendapatkan kebaikan salat di masjid kerana KAMARNYA itu lebih utama dari masjid kaumnya.

Sukabumi, Jumat, 21 Maret 2025)

Penulis berprofesi sebagai Notaris dan PPAT serta dosen dan pendakwah

Pos terkait