Taklim Ramadhan Hari Ke-18
Oleh: Amri Zakar Mangkuto Malin, SH, M.Kn
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْه ُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اما بعـد
Selamat menjalankan ibadah puasa Ramadhan kepada orang beriman yang akan dijanjikan peringkat tertinggi dalam iman yaitu “ INSAN MUTTAQIN”.
Selama Ramadhan 2456 H ini, kajian kita akan berlangsung selama Ramadhan melalui “Jendala Ramadhan Taklim Top Sumbar”.
Marilah kita meningkatkan kualitas ibadah wajib dan Sunnat selama Ramadhan karena bagian dari bentuk syukur kepada Allah dan rasulNya, agar pada akhir Ramadhan nanti kita meraih titel MUTTAQIN dan tidak lupa berselawat kepada Nabi kita tercinta MUHAMMAD SAW dengan ucapan “Allahuma shalli alaa Muhammadin Wa ala Ali Muhammad”.
Pembaca Top SUMBAR yang berbahagia
Pada taklim Ramadhan kali ini kita akan membahas tentang fenomena Berburu lailatul Qadar di bulan Ramadhan, dengan banyaknya kajian dan topik menarik bagi jamaah sehingga BERLOMBA-LOMBA MELAKUKAN KEGIATAN IBADAH yang diajarkan oleh para guru dan ustad dalam meraih lailatul Qadar. Bahkan ada pengajian dan tempat khusus yang dibimbing dan dipandu amalannya untuk malam lailatul qadr?
Berlomba-lomba melakukan dan membuat AMALAN KHUSUS MENYAMBUT MALAM LAILATUL QADR seperti Salat khusus malam Qadr, Membaca Khusus untuk malam Qadr, zikir khusus untuk malam Qadr dan ditentukan waktu dan tempat di masjid sehingga orang beriman yang mendengar dan mengetahui MENGIKUTI AJAKAN TERSEBUT tanpa mengetahui APA SEBENARNYA YANG MALAM QADR DAN APA YANG HARUS DILAKUAN?
DILARANG MENGKHUSUSKAN IBADAH MALAM TERTENTU TERMASUK MALAM LAILATUL QADR
Sebagaimana hadist larangannya dari Abu Hurairah bahwa Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: “Janganlah kalian mengkhususkan malam Jum’at dengan salat malam dibanding malam-malam yang lain”(Hr Muslim).
Karena pada malam lailatul qadr Rasulullah lebih rajin beribadah dari seperti hari lainnya dan tidak mengadakan IBADAH KHUSUS, ibadah khusus adalah CARA IBADAH YANG DIBUAT SEDEMIKIAN RUPA untuk khusus menyambut malam lailatul qadr.
NIAT IBADAH WAJIB KARENA MENCARI RIDHO ALLAH BUKAN KARENA FADILAH ATAU KARENA MALAM LAILATUL QADR
Sebagaimana hadist: “Sesungguhnya Allah tidak akan menerima amal kecuali dikerjakan dengan ikhlas untuk (memperoleh rida)-Nya.” (Riwayat an-Nasa’i dari Abu Umamah).
Dan jika Niat untuk mendapatkan lailatul qadar seseorang akan mendapatkan lailatul qadar, tetapi belum tentu RIDHA DARI ALLAH SWT sebagaimana hadist: “Sesungguhnya segala perbuatan itu bergantung pada niatnya, dan setiap orang akan mendapatkan apa yang diniatkannya.” (HR Bukhari dan Muslim).
NIAT IBADAH KARENA DIAJURKAN MANUSIA DAN KARENA FADILAH MENJERUMUSKAN KEPADA PERILAKU RIYA SEBAGAI SYIRIK KECIL
Sebagaimana hadist Diriwayatkan dari Mahmud bin Labid bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Sungguh yang paling aku takuti atasmu adalah asy-syirk al-ashgar. Sahabat bertanya: Apa asy-syirk al-ashgar itu wahai Rasulullah? Beliau bersabda: Riya. Allah ketika membalas perbuatan manusia pada hari kiamat berfirman: “Pergilah kepada mereka yang engkau riya untuk mereka di dunia, dan lihatlah apakah engkau mendapatkan balasan pada mereka”. (HR. Ahmad).
Maksud hadist ini adalah agar pelaku ibadah kerena berharap Fadhilah meminta balasan kepada siapa yang memberikan iming-iming fadilah sehingga berloba melakukan amalan lailatul Qadar dan Jika beribadah karena ingin Syorga atau ampunan itu tujuan ibadah yang kurang tepat.
Dikisahkan ahli ibadah yang beramal KARENA AMAL TERTENTU INGIN MASUK SURGA DENGAN AMALNYA, sebagaimana disebutkan dalam https://kalam.sindonews.com, maka Allah menguji Ahli Ibadah itu dengan mengutus malaikat bertanya kepadanya ”WAHAI PULAN, KAMU RAJIN IBADAH KARENA APA? JAWABNYA INGIN MASUK SYORGA, LANTAS DILAPORKAN kepada Allah, masukkan dia ke neraka, karena dia beribadah UNTUK MAKHLUK bukan karena AKU, lantas ahli ibadah itu menyesal dan MERUBAH NIATNYA BERIBADAH KARENA ALLAH, maka dia dimasukkan ke dalam syorga.
AMAL SHOLEH TIDAK MENJADI TUJUAN, TETAPI RIDHA ALLAHLAH TUJUAN IBADAH BUKAN KARENA INGIN LAILATUL QADAR ATAU DIAMPUNI DOSA DI MALAM LAILATUL QADAR
Rasulullah bersabda Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tidak seorang pun di antara kalian YANG AKAN DISELAMATKAN OLEH AMAL PERBUATANNYA.” Mereka bertanya: “Engkau pun tidak, wahai Rasulullah?” Rasulullah menjawab: “Aku juga tidak, hanya saja Allah melimpahkan rahmatNya kepadaku.” (HR Al-Bukhari dan Muslim). Tetapi Ridho Allah yang akan menyelamatkan manusia.
Contoh lain hadist Dari Umar bin Khattab Radhiyallahu ‘Anhu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda : Sesungguhnya amal itu dengan niat (lafadz yang kedua: dengan niat-niat). Dan sesungguhnya setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan (maksudnya ia akan mendapatkan pahala atau dosa). Maka barangsiapa yang (niat) hijrahnya kepada Allah dan RasulNya maka hijrahnya kepada Allah dan RasulNya. Tapi siapa yang hijrahnya karena dunia yang ingin ia raih, atau karena wanita yang ingin ia nikahi, maka hijrahnya tersebut disesuaikan dengan niat daripada hijrahnya.” (HR. Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi dan An-Nasa’i).
Dari hadist NIAT ini jelas suatu ibadah dilarang karena MAKHLUK yaitu puasa ingin masuk syorga, puasa ingin diampuni dosa, salat ingin dapat pahala lailatul qadar, sedekah ingin pahala berlipat ganda dan sebagaimana adalah NIAT IBADAH YANG KELIRU, sebagaimana dalam contoh di atas IBADAH KARENA INGIN MASUK SYORGA,HIJRAH KARENA INGIN MENDAPATKAN WANITA dll semuanya adalah MAKHLUK.
ASBABUNNUZUL SURAT AL QADR DAN MALAM LAILATUL QADR
Menurut Nilam Isneni dalam https://www.detik.com/hikmah menuliskan bahwa Ibnul Qayyim al-Jauziyyah dalam kitabnya yang berjudul Syifa’ul Alil fi Masa’ilil Qadha wal Qadar wal Hikmah wat Ta’lil menjelaskan, secara Bahasa kata al-qadar merupakan bentuk masdar dari kata qadara. Artinya qadara asy-syai’a artinya seseorang menentukan sesuatu sementara kata yuqaddiruhu qadran artinya seseorang akan menentukan sesuatu dengan ukuran tertentu. Jadi, lailatul qadar artinya MALAM PENETAPAN DAN PENENTUAN.
Bahwa sejarah malam lailatul qadar bermula saat Nabi Muhammad SAW sedang bersemedi dan menepi di gua hirak dalam istilah Islam disebut berkhalwat di dalam Gua Hirak. (Yang letaknya di Jabal Nur (Gunung Cahaya), sekitar 6 km sebelah utara Masjidil Haram, Makkah. Tinggi gunung ini mencapai 281 meter dengan panjang pendakian 645 meter) Maka Turunlah Malaikat Jibril membawa wahyu pertama sebagaimana disebut dalam surat al alaq 1-5 .
Pada kisah lain diceritakan suatu hari Rasulullah SAW menceritakan empat orang dari Bani Israil yang menyembah Allah selama 80 tahun, yang tidak pernah berbuat maksiat sekejab mata pun, yaitu Ayub, Zakariya, Hizqil bin ‘Ajuz dan Yusqa’ bin Nun. Maka para sahabat mengagumi hal itu. Kemudian datanglah Jibril kepada Nabi SAW dan berkata, “Wahai Muhammad, umatmu kagum dengan ibadah selama 80 tahun, yang tidak pernah berbuat maksiat sekejap mata pun.”
Kemudian Allah menurunkan yang lebih baik dari ibadahnya orang Israil tersebut. Kemudian Jibril membacakan kepada Nabi : “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.” Itulah MALAM LAILATUL QADR .
Beberapa sumber lain menuliskan asbabinnzul lailatul qadar diantaranya :
Pertama
UMUR UMAT NABI MUHAMMAD PENDEK RATA-RATA 60-80 TAHUN
Menurut https://kalam.sindonews.com menuliskan bahwa Malik bin Annas berkata: “Aku mengira Rasulullah itu sebagai orang yang panjang umurnya, maka aku menganggap umat Nabi Muhammad pendek umurnya, dan aku takut umat Nabi tidak dapat menyamai umur umat yang lain. Maka Allah memberikan Lailatul Qadar kepada umat Nabi Muhammad yaitu lebih baik dari seribu bulan (83 tahun 4 bulan) umur umat yang lain.
Kedua
RASULULLAH KUATIR UMATNYA TIDAK BISA MENGIMBANGI IBADAH UMAT TERDAHULU YANG UMURNYA RATUSAN TAHUN
Menurut https://jatman.or.id dikisahkan Sahabat Malik bin Anas ra. bahwa Rasulullah SAW suatu ketika diperlihatkan oleh Allah rata-rata umur umatnya. Setelah mengetahuinya, Rasulullah SAW menganggap umur umatnya terlalu pendek. Kekhawatiran pun muncul dalam benaknya. Rasulullah SAW takut amal mereka tidak bisa mengimbangi umat-umat terdahulu yang notabene berumur panjang. Maka Allah memberinya Lailatul Qadar yang lebih baik dari seribu bulannya umat terdahulu.
Ketiga
MIMPI RASULULLAH ATAS PERILAKU IBADAH UMAT TERDAHULU TENTANG KEKUASAAN BANI UMAYYAH SETELAHNYA
Menurut https://kumparan.com bahwa Asbabun nuzul dari Al-Qadr dijelaskan dalam beberapa hadis, menurut buku Asbabun Nuzul : Sebab-Sebab Turunnya Ayat Al-Qur’an karya Imam As-Suyuthi (2018 : 97) At-Tirmidzi, al-Hakim, dan Ibnu Jarir meriwayatkan dari Al-Hasan bin Ali, ia berkata
“Sesungguhnya Nabi SAW bermimpi melihat Bani Umayah berada di atas mimbar dan melakukan hal tidak baik sehingga turunlah, “Sesungguhnya Kami telah memberimu (Muhammad) nikmat yang banyak.” (QS. Al-Kautsar: 1) dan turunlah ayat, “Sesungguhnya Kami menurunkannya (Alquran) pada malam qadar.
APA YANG TERJADI PADA MALAM LAILATUL QADAR
Adalah malam Rasulullah diangkat menjadi Rasulullah di Gua Hiraq sebelum Ramadhan ditandai dengan turunnya surat al alaq ayat 1-5 dan dilanjutkan pada malam lailatul qadar berikutnya selama Ramadhan.
Dalam alquran dijelaskan kejadian malam lailatul qadar adalah :
Pertama
MALAM DIJELASKAN SEMUA URUSAN MANUSIA
Artinya : Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah” (QS. Ad-Dukhan: 4).
Kedua
MALAM NILAI IBADAHNYA LEBIH BAIK DARI SERIBU BULAN
Artinya: Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan (QS. Al-Qadr: 3).
Ketiga
MALAM TURUNNYA ALQURAN UNTUK PERTAMA KALI
Keempat
MALAM TURUNNYA MALAIKAT KE BUMI UNTUK MENGATUR SEGALA URUSAN MAKHLUK
Kelima
MALAM YANG SEJAHTERA SAMPAI TERBIT FAJAR
Sebagaimana disebutkan dalam surat Al-Qadr (97) ayat 1-5 berikut : Artinya: “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Quran) pada malam Lailatul Qadar. Dan tahukah kamu apakah malam Lailatul Qadar itu? Malam Lailatul Qadar itu lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam itu turunlah para malaikat dan Jibril dengan izin Tuhan mereka untuk mengatur segala urusan. Sejahteralah malam itu sampai terbit fajar.” (QS. Al-Qadr: 1-5).
Dari uraian tersebut dapat kita simpulkan bahwa Malam lailatul Qadar dalam sejarah adalah malam Rasulullah Diangkat menjadi rasul dan ditetapkan dan ditentukan oleh Allah nilai suatu ibadah tambahan bagi umat Nabi Muhammad yaitu menjadi 1000 Bulan karena umur Nabi Muhammad singkat tidak seperti umat lainnya umurnya ratuan tahun.
Sehingga siapa mendapatkan malam lailatul qadar ditambahkan nilai ibadah selama 1000 bulan setiap ramadhannya.
Jenis amal yang dilakukan malam lailatul qadr tidak ditentukan tetapi SEMUA KEBAIKAN DAN AMAL SHOLEH dapat ditingkatkan volumenya seperti Tekun salat Tarawih, membaca alquran dan bersedekah disetiap malam Ramadhan, dan dapat ditingkatkan di malam ganjil sepuluh hari akhir Ramadhan, karena di malam qadr Seluruh malaikat turun ke bumi untuk memberikan keberkahan kepada semua orang beriman tetapi MANUSIA TIDAK DAPAT MELIHATNYA.
Niat ibadah bulan Ramadhan tidak ada tuntunan DIKHUSUSNYA MENCARI MALAM LAILATUL QADAR dan AMALAN KHUSUS MENYAMBUT MALAM QADAR karena semua malam Ramadhan wajib diniatkan mencari RIDHA ALLAH jangan diniatkan khusus mencari lailatul qadar yang termotivasi karena besarnya fadilah, karena termasuk cara riya beribadah karena berharap fadilah apalagi MENGIKUTI AMALAN KHUSUS CARA IBADAHNYA.
Sukabumi, Selasa, 18 Maret 2025)
Penulis berprofesi sebagai Notaris dan PPAT serta dosen dan pendakwah
.