Amalan Ramadhan yang Dilarang dan Dibolehkan Bagi Wanita Haid dan Tatacara Mandi Wajib

Taklim Ramadhan Hari Ke-7

Oleh: Amri Zakar Mangkuto Malin, SH, M.Kn

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْه ُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اما بعـد.

Selamat Menjalankan Ibadah Puasa Ramadhan kepada orang beriman yang akan dijanjikan peringkat tertinggi dalam iman yaitu “ INSAN MUTTAQIN”.

Selama Ramadhan 1446 H ini, kajian kita akan berlangsung selama Ramadhan melalui “Jendela Ramadhan Taklim Top Sumbar”.

Marilah kita meningkatkan kualitas ibadah wajib dan Sunnat selama Ramadhan karena bagian dari bentuk syukur kepada Allah dan rasulNya, agar pada akhir Ramadhan nanti kita meraih titel MUTTAQIN dan tidak lupa berselawat kepada Nabi kita tercinta MUHAMMAD SAW dengan ucapan “Allahuma shalli alaa Muhammadin wa ala ali a Muhammad”.

Sering terjadi perbedaan pendapat tentang hukum IBADAH BAGI WANITA HAID  terutama dikalangan ulama dan ustad sebagai pendakwah yang menjadi tempat bertanya oleh umat.

Tentunya jawaban yang semestinya adalah USTAD DAN PENDAKWAH MENYAMPAIKAN ALQURAN DAN HADIST, biarlah umat yang mengambil pemahamannya, tetapi jika ustad dan pendakwah MENYAMPAIKAN PENDAPATNYA maka akan terjadi perbedaan pendapat antara ustad ini dengan ustad itu dan pertentangan itu menimbulkan kontraversi dalam penerapan hukum yang sumbernya sama dari alquran dan hadist.

PEDOMANILAH ALQURAN DAN HADIST DALAM MENETAPKAN HUKUM

Tentang haid Allah SWT: ”Mereka bertanya kepadamu tentang haid. Katakanlah: “Haid itu adalah suatu kotoran”. Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haid; dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri. (Surat Al-Baqarah ayat 222).

Berpedoman kepada ayat di atas maka jelas darah haid suatu KOTORAN yang harus dijaga kebersihannya dan dijaga ibadah yang boleh dan tidak.

Berikut amalan yang dibolehkan di larang dalam masa menjalani haid bagi wanita :

Pertama
DILARANG BERPUASA DAN WAJIB MEMBAYAR PUASA DENGAN QADHA DI HARI LAIN

Sebagaimana hadist: ”Saat mengalami haid di masa Rasulullah dahulu kami diperintahkan untuk mengqada puasa dan kami tidak diperintahkan untuk mengqada salat.” (HR Bukhari, Muslim, & An-Nasa’i).

Dan hadist Dari Mu’adzah dia berkata, “Saya bertanya kepada Aisyah kenapa gerangan wanita yang haid qadha puasa dan tidak qadha shalat?”. Maka Aisyah menjawab, “Apakah kamu dari golongan Haruriyah?” Aku menjawab, aku bukan Haruriyah, akan tetapi aku hanya bertanya. Dia menjawab, “Kami dahulu juga mengalami haid, maka kami diperintahkan untuk mengqadha’ puasa dan tidak diperintahkan untuk mengqadha salat”. (HR Muslim).

Kedua
BOLEH IBADAH HAJI DAN DILARANG THAWAF, PUASA DAN SALAT

Suatu ketika, ‘Aisyah ra. merasa sedih karena di tengah ibadah hajinya bersama Rasulullah SAW., beliau ra. haidh. Mengetahui kesedihan istrinya, Nabi SAW menyampaikan bahwa haidh merupakan perkara yang telah Allah SWT. tetapkan kepada perempuan sejak dulu. Nabi Muhammad SAW lantas menenangkan ‘Aisyah ra. agar tidak bersedih, sebab perempuan yang haidh tetap dapat melakukan rangkaian ibadah haji kecuali thawaf di Ka’bah. Dan Aisyah radhiyallahu ‘anha menegaskan hal ini saat menanggapi utang puasa terkait datangnya haid pada perempuan di kala Ramadan.“Kami dahulu juga mengalami haid, maka kami diperintahkan untuk mengqadha’ puasa dan tidak diperintahkan untuk mengqadha’ salat.” (HR. Muslim).

Dari Asiyah RA: “Nabi SAW bersabda: Apabila datang masa haid, maka tinggalkanlah salat”. (Muttafaq ‘Alaih).

Ketiga
DILARANG MELAKUKAN HUBUNGAN INTIM SUAMI ISTERI JIKA DILAKUKAN DAPAT MENJADI KUFUR NIKMAT

Sabda Rasulullah SAW, “Barang siapa menyetubuhi wanita haid atau menyetubuhi wanita di duburnya, maka ia telah kufur terhadap yang diturunkan kepada Muhammad SAW.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah).

Dengan hadist ini jelas melakukan hubungan badan ketika isteri sedang haid merupakan perbuatan yang menyebabkan MENJADI KUFUR kepada Allah SWT dan dapat mendatangkan PENYAKIT KARENA KOTORAN DARAHNYA.

Keempat
DILARANG DUDUK DI MASJID KARENA TEMPAT SUCI UNTUK IBADAH

Sebagaimana hadist artinya: “Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abi Syaibah dan Muhammad bin Yahya, mereka berkata telah menceritakan kepada kami Abu Nu’aim, telah menceritakan kepada kami Ibnu Abi Ghaniyyah dari al-Khathab al-Hajariy dari Mahduj adz-Dzuhliy dari Jasrah, ia berkata telah mengkhabarkan kepadaku Ummu Salamah, ia berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam masuk halaman masjid kemudian mengumumkan dengan suara keras, sesungguhnya masjid tidak halal untuk orang junub dan tidak pula untuk orang haid” [HR. Ibnu Majah].

Kelima
BOLEH BERLALU DI DALAM MASJID DAN MEMBACA ALQURAN

Menurut https://muhammadiyah.or.id hadits yang mengisahkan pada suatu ketika, Rasulullah SAW meminta kepada Aisyah, “Bawakan kepadaku tikar kecil itu!” Kemudian Aisyah menjawab, “Saya sedang haid, wahai Rasulullah.” Maka beliau bersabda, “Sesungguhnya, haidmu itu tidak di tanganmu.” (HR Bukhari).

Berpendapar bahwa hadist tersebut memerintahkan ‘Aisyah harus segera keluar dari masjid atau boleh masuk masjid tapi sekedar mengambil al-khumrah (sajadah kecil) saja. Beliau hanya menerangkan haid tidak di tanganmu, sehingga selama tidak  mengotori masjid (dari darah haid), maka diperbolehkan wanita untuk berada di dalam masjid.

Dengan demikian wanita haid dapat berlalu dari masjid untuk mengambil kebutuhannya dan tidak BERMUKIM ATAU DUDUK DI DALAM MASJID.

Demikian juga dengan membaca alquran, sebagian berpendapat DILARANG MEMEGANG ALQURAN? Hal ini jika mempedomani hadist tersebut wanita dapat MEMEGANG ALQURAN karena TANGAN WANITA HAID SUCI tentunya perlu berwdhuk sebelum memegang alquran tersebut agar bersih dan suci.

HUKUM IBADAH WANITA  ISTIHADHAH ADALAH WANITA YANG KELUAR DARAH HAID TIDAK TERATUR DAN TERUS MENERUS

Maka pedomanilah hadist dari Aisyah RA berkata, “Suatu ketika, Fatimah binti Abi Hubaisy istihadhah. Rasulullah SAW bersabda, “Sebagaimana yang diketahui, darah haid itu berwarna hitam. Apabila darah itu keluar, maka berhentilah melaksanakan salat. Dan jika yang keluar darah selainnya, maka berwudhu dan salatlah” (HR Abu Dawud dan Nasa’i).

Menurut Devi Setya dalam https://www.detik.com menjelaskan bahwa darah haid WARNANYA HITAM PEKAT DAN BAU untuk mengujinya sebuah  hadits Asma bin Umais dari Abu Dawud, “Hendaklah orang yang haid itu duduk di atas bejana yang berisi air. Jika melihat warna kuning di permukaan airnya, maka hendaklah dia mandi untuk salat Dzuhur dan Ashar dengan satu kali mandi. Kemudian mandi satu kali untuk salat Maghrib dan Isya. Mandi untuk salat Subuh satu kali. Dan berwudhulah di antara masing-masing kedua waktu tersebut

Dalam hadits lain dari Hammah binti Jahsy berkata, “Saya beristidhah banyak sekali. Lalu saya menemui Nabi SAW untuk meminta nasihat. Beliau bersabda, “Itu adalah gangguan setan. Anggaplah masa haid itu enan atau tujuh hari, lalu mandilah. Apabila telah bersih, maka salatlah dua puluh empat atau dua puluh tiga hari. Lakukanlah puasa dan dirikan salat, karena hal seperti itu adalah cukup bagimu. Lakukanlah setiap bulan sebagaimana yang dilakukan perempuan haid lainnya. Jika kamu mampu mengakhirkan salat Dzuhur dan mempercepat salat Ashar (maka lakukanlah). Kamu mandi ketika telah bersuci, kemudian menjamak salat Zuhur dan Ashar. Kemudian (jika kamu mampu) mengakhirkan salat Maghrib dan mempercepat salat Isya kemudian mandi dan menjamak dua waktu salat tersebut, maka lakukanlah. Kemudian kamu mandi pada waktu Subuh dan lakukan salat Subuh.’ Beliau meneruskan ucapannya, ‘Ini adalah perkara yang paling aku sukai.” (HR Imam lima kecuali an Nasai).

MANDI WAJIB SAMA DENGAN TATACARA MANDI JUNUB BAGI WANITA HAID

Jika haid telah selesai maka MANDI WAJIB bukan MANDI KERAMAS sebagaimana Hadis: “Dan diriwayatkan dari Ummu Salamah, istri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
“Saya berkata, “wahai Rasulullah, aku seorang wanita yang mengepang rambut kepalaku, apakah aku harus membuka kepangku ketika mandi junub?” Beliau bersabda, “Jangan (kamu buka) Cukuplah kamu mengguyur air pada kepalamu tiga kali, kemudian guyurlah yang lainnya dengan air, maka kamu telah suci.” (HR. Muslim ).

Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “bahwa jika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mandi junub, beliau memulainya dengan mencuci kedua telapak tangannya. Kemudian beliau berwudhu sebagaimana wudhu untuk shalat. Lalu beliau memasukkan jari-jarinya ke dalam air, lalu menggosokkannya ke kulit kepalanya, kemudian menyiramkan air ke atas kepalanya dengan cidukan kedua telapak tangannya sebanyak tiga kali, kemudian beliau mengalirkan air ke seluruh kulitnya.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Dan Dari Ibnu ‘Abbas radhiallahu ‘anhuma mengatakan bahwa Maimunah berkata, “Aku pernah menyediakan air mandi untuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lalu beliau menuangkan air pada kedua tangannya dan mencuci keduanya dua kali-dua kali atau tiga kali. Lalu dengan tangan kanannya beliau menuangkan air pada telapak tangan kirinya, kemudian beliau mencuci kemaluannya. Setelah itu beliau menggosokkan tangannya ke tanah. Kemudian beliau berkumur-kumur dan memasukkan air ke dalam hidung. Lalu beliau membasuh muka dan kedua tangannya. Kemudian beliau membasuh kepalanya tiga kali dan mengguyur seluruh badannya. Setelah itu beliau bergeser dari posisi semula lalu mencuci kedua telapak kakinya (di tempat yang berbeda).” (HR. Bukhari  dan Muslim).

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa wanita haid dilarang berpuasa dan mendirikan salat serta thawaf jika menunaikan umroh, duduk dan bermukim di masjid sedangkan dibolehkan berlalu di dalam masjid mengambil kebutuhannya dan melakukan ibadah membaca alquran termasuk memegang alquran karena kotoran haid bukan pada tangan dan sebaiknya berwudhuk sebelum melakukan baca alquran tersebut.

Tentunya ada yang berpendapat bahwa alquran kitab suci maka yang suci adalah isi dan bacaannya sedangkan kulit alquran tentu dapat dipegang sebagaimana rasulullah meminta aisyah untuk memasuki masjid dan megambil sajadah sebagaimana hadist dalam uraian ini.

Bagi wanita yang haid tidak teratur maka umumnya haid itu satu minggu yaitu 6 sampai 7 hari, dengan DARAH HITAM PEKAT DAN BAU, sedangkan jika keluar selain waktu itu dan perhatikanlah darahnya jika bukan darah haid itu tergolong ISTIHADHAH maka mandi dan salatlah.

Sebelum mendirikan salat yaitu mandi WAJIB dengan benar agar SUCI, bukan sekedar mandi keramas atau berenang sebab belum tentu sesuai Sunnah. Maka jika MANDI WAJIB TIDAK BENAR maka dianggap kotor dan belum suci, sehingga tidak sah salatnya. KARENA MANDI WAJIB UNTUK MENSUCIKAN BERBEDA DENGAN MANDI BIASA MEMBERSIHKAN BADAN.

Sukabumi, Jumat, 7 Maret 2025

Penulis berprofesi sebagai Notaris dan PPAT serta dosen dan pendakwah

Pos terkait