Penertiban PKL di Jalan Permindo Padang Ricuh, Pedagang Blokade Jalan Utama

Penertiban PKL di Jalan Permindo Padang Ricuh, Pedagang Blokade Jalan Utama
Penertiban PKL di Jalan Permindo Padang Ricuh, Pedagang Blokade Jalan Utama

TOPSUMBAR – Aksi penertiban terhadap pedagang kaki lima (PKL) di kawasan Jalan Permindo, Pasar Raya Padang, berujung ricuh, Sabtu (1/2/2025) sore.

Penolakan pedagang atas rencana relokasi oleh pemerintah kota tersebut memicu blokade jalan utama yang menyebabkan kemacetan parah serta lumpuhnya aktivitas perdagangan di kawasan tersebut.

Kericuhan bermula ketika tim gabungan dari Satpol PP Kota Padang, Dinas Perhubungan, dan aparat kepolisian menertibkan lapak-lapak yang dianggap melanggar aturan.

Bacaan Lainnya

Ratusan PKL yang marah langsung melakukan perlawanan dengan memblokir akses jalan menggunakan meja, kursi, dan barang dagangan mereka.

Aksi ini berlangsung selama lebih dari dua jam, membuat lalu lintas di sekitar Pasar Raya Padang lumpuh total.

Sejumlah pengendara yang terjebak dalam kemacetan terlihat kesal, sementara suara klakson kendaraan menambah panasnya suasana.

Beberapa pedagang bahkan terlibat adu mulut dengan petugas Satpol PP, sedangkan lainnya berteriak meminta pemerintah membatalkan kebijakan relokasi.

“Kami sudah lama berjualan di sini. Kalau dipindahkan ke tempat lain, pelanggan pasti berkurang. Bagaimana nasib kami nanti?” ujar Ahmad, seorang pedagang pakaian.

Penolakan pedagang terhadap relokasi ini didasarkan pada alasan bahwa lokasi baru yang ditawarkan pemerintah dianggap tidak strategis dan jauh dari pusat keramaian.

Sebagian besar pedagang juga mengeluhkan kurangnya sosialisasi terkait kebijakan tersebut.

Situasi semakin memanas saat petugas mencoba membuka blokade jalan. Sejumlah pedagang yang emosional terlibat dorong-dorongan dengan aparat. Bahkan, sejumlah barang dagangan dilemparkan ke arah petugas.

Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan Kota Padang, Budi Santoso, menegaskan bahwa kebijakan relokasi telah dirancang dengan mempertimbangkan kesejahteraan pedagang.

Menurutnya, lokasi baru telah dilengkapi fasilitas yang lebih baik untuk mendukung aktivitas perdagangan.

“Kami tidak menggusur, tetapi menata agar kawasan ini lebih nyaman bagi semua pihak, baik pedagang maupun pembeli. Fasilitas di tempat baru juga sudah kami siapkan dengan maksimal,” jelas Budi.

Meski demikian, pernyataan tersebut tampaknya belum mampu meredam amarah para pedagang.

Hingga malam hari, sejumlah PKL masih bertahan di lokasi penertiban, menunggu kepastian lebih lanjut dari pemerintah.

(Riko)

Dapatkan update berita terbaru dari  Topsumbar. Mari bergabung di Facebook  Topsumbar News Update, caranya klik link https://facebook.com/updatetopmedia kemudian ikuti. Anda harus instal aplikasi Facebook terlebih dulu di ponsel

Pos terkait