Minta Pemerintah Fokus pada Kebocoran Pajak, Rizal Bawazier: Efisiensi Bukan Sekadar Potong-Potong

Minta Pemerintah Fokus pada Kebocoran Pajak, Rizal Bawazier Efisiensi Bukan Sekadar Potong-Potong
Minta Pemerintah Fokus pada Kebocoran Pajak, Rizal Bawazier: Efisiensi Bukan Sekadar Potong-Potong

TOPSUMBAR – Anggota Komisi VI DPR RI, Rizal Bawazier, mengkritik langkah pemangkasan anggaran yang dilakukan secara masif oleh Direktorat Jenderal (Dirjen) Anggaran.

Menurutnya, banyak pihak yang keliru dalam memahami Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2025 terkait efisiensi anggaran, sehingga langsung mengambil langkah pemotongan tanpa mempertimbangkan potensi pendapatan negara.

“Dalam dua hari ini, selama pembahasan mengenai efisiensi anggaran, saya khawatir ada kesalahpahaman di Dirjen Anggaran terkait instruksi Presiden. Efisiensi anggaran itu bukan hanya soal pemotongan di sana-sini, melainkan juga bagaimana kita memaksimalkan pemasukan negara. Mungkin pemerintah di tingkat pusat berbicara soal efisiensi, tapi di bawahnya malah langsung melakukan pemotongan,” ujar Rizal dikutip dari Perlementaria, Jumat (14/2/2025).

Bacaan Lainnya

Rizal mencontohkan adanya kebocoran pajak yang cukup signifikan di Indonesia.

Menurut para ahli ekonomi, kebocoran pajak tersebut telah mencapai 50 persen, jika penerimaan pajak saat ini sebesar Rp2.000 triliun, seharusnya potensi yang bisa dicapai adalah sekitar Rp3.000 triliun.

“Bayangkan, ada potensi pendapatan hingga Rp1.000 triliun yang hilang akibat kebocoran pajak. Ini angka yang sangat besar dan jauh melebihi jumlah yang diminta Presiden Prabowo untuk efisiensi anggaran,” jelas politisi dari Fraksi PKS tersebut.

Dalam kesempatan itu, Rizal juga mengingatkan agar rencana rekonstruksi anggaran dari kementerian dan lembaga mitra Komisi VI tidak langsung disetujui begitu saja.

Ia meminta adanya kajian lebih mendalam dengan melibatkan para ekonom untuk memastikan efisiensi dilakukan secara cermat dan tepat sasaran.

Selain itu, ia menekankan pentingnya melanjutkan program revitalisasi pasar di berbagai daerah.

Menurut Rizal, pasar merupakan pusat aktivitas perdagangan dan menjadi titik hulu dari kegiatan ekonomi masyarakat.

Menurutnya, masih banyaknya pasar tradisional yang rusak dan membutuhkan perbaikan.

“Revitalisasi pasar ini harus tetap berjalan, karena pasar adalah ujung tombak perdagangan. Banyak pasar yang kondisinya memprihatinkan dan memerlukan perhatian serius. Kami berharap Kementerian Perdagangan tetap mengalokasikan anggaran untuk program ini, termasuk untuk stimulus di sektor tekstil yang saat ini juga membutuhkan dukungan,” pungkasnya.

(HR)

Dapatkan update berita terbaru dari  Topsumbar. Mari bergabung di Facebook  Topsumbar News Update, caranya klik link https://facebook.com/updatetopmedia kemudian ikuti. Anda harus instal aplikasi Facebook terlebih dulu di ponsel

Pos terkait