TOPSUMBAR – Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI, Abdul Wachid, mengkritik program pengentasan kemiskinan yang dijalankan oleh Kementerian Sosial (Kemensos).
Menurutnya, meskipun Kemensos mengelola anggaran besar, bahkan pernah mencapai Rp100 triliun dampaknya terhadap penurunan angka kemiskinan masih belum signifikan.
“Program yang ada sekarang hanya gono-gono wae dan tidak menyelesaikan masalah kemiskinan,” ujar Wachid dikutip dari Parlementaria, Sabtu (8/2/2025).
Ia menilai program bantuan sosial (bansos) saat ini hanya bersifat sementara dan tidak memberikan solusi jangka panjang.
Wachid meminta Kemensos merancang kebijakan yang lebih inovatif agar masyarakat miskin, terutama yang berada dalam kategori miskin ekstrem, dapat keluar dari kondisi tersebut.
“Bantuan beras atau uang yang diberikan tiap bulan hanya bersifat sementara. Seharusnya ada solusi permanen agar mereka benar-benar keluar dari kemiskinan,” katanya.
Menurutnya, evaluasi terhadap program sosial sangat penting agar manfaatnya benar-benar dirasakan oleh masyarakat yang membutuhkan.
Wachid menegaskan bahwa data penerima bansos perlu ditinjau ulang agar lebih akurat dan sesuai dengan kondisi di lapangan.
“Kalau datanya tidak benar, ya harus diperbaiki. Jangan sampai bantuan ini justru tidak tepat sasaran,” tegasnya.
Senada dengan Wachid, Anggota Komisi VIII DPR RI, Achmad, menyoroti bahwa sekitar 40 persen penerima bansos diduga tidak tepat sasaran.
Ia menyebut masih banyak masyarakat yang seharusnya tidak menerima bantuan, tetapi tetap mendapatkannya akibat permasalahan dalam sistem pendataan dan alokasi.
“Kemensos harus berani mengambil langkah tegas agar bansos tidak menjadi alat politik. Harus ada kebijakan yang jelas untuk memastikan bantuan benar-benar diterima oleh mereka yang berhak,” ungkapnya.
Achmad juga menekankan pentingnya penguatan program pemberdayaan masyarakat di bidang ekonomi, sosial, dan pendidikan.
Menurutnya, Kemensos perlu lebih fokus pada strategi yang dapat mendorong masyarakat keluar dari kemiskinan, bukan sekadar memberikan bantuan.
“Ruh dari Kemensos adalah menurunkan angka kemiskinan, tetapi sejauh ini program yang ada belum efektif. Pemberdayaan harus lebih diperkuat dan hasilnya harus nyata di lapangan,” ujarnya.
Untuk meningkatkan efektivitas program, Achmad menilai pengawasan dan pemutakhiran data harus dilakukan secara berkala.
Selain itu, survei langsung perlu dilakukan agar pemerintah bisa mengetahui siapa yang sudah keluar dari kemiskinan dan siapa yang masih berhak menerima bantuan.
“Kalau pengawasan dilakukan dengan baik, angka kemiskinan pasti akan menurun, dan ekonomi kita bisa semakin baik,” pungkasnya.
(HR)
Dapatkan update berita terbaru dari Topsumbar. Mari bergabung di Facebook Topsumbar News Update, caranya klik link https://facebook.com/updatetopmedia kemudian ikuti. Anda harus instal aplikasi Facebook terlebih dulu di ponsel