TOPSUMBAR – Wakil Ketua DPRD Sumatera Barat (Sumbar), Nanda Satria, mendorong pengelolaan kota tua di Sumbar agar lebih optimal demi melestarikan budaya sekaligus menghidupkan perekonomian masyarakat.
Salah satu langkah strategis yang diusulkan adalah melibatkan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) untuk mengelola area komersial di kawasan kota tua.
Hal tersebut disampaikan Nanda Satria setelah melakukan kunjungan kerja ke Unit Pengelola Kawasan (UPK) Kota Tua Jakarta pada Senin (13/1/2025).
Kunjungan tersebut bertujuan untuk menggali informasi dan strategi yang dapat diterapkan dalam mengembangkan kota tua di Sumbar, seperti Kota Tua Padang dan Sawahlunto.
“Dari kunjungan ini, kami mendapatkan banyak masukan untuk mengelola kota tua di Sumbar dengan tujuan melestarikan budaya, mengembangkan pariwisata, dan meningkatkan peran UMKM dalam menggerakkan roda perekonomian masyarakat,” ujar Nanda, Jumat (17/1/2025).
Ia mencontohkan pengelolaan Kota Tua Jakarta yang telah berhasil menarik hingga 2,1 juta kunjungan pada tahun 2024.
Salah satu kunci keberhasilannya adalah penggunaan konsep konsorsium dalam revitalisasi kawasan.
“Revitalisasi dilakukan dengan menyewa gedung dari pemilik, kemudian bangunan direvitalisasi dan disewakan kembali kepada investor yang berminat. Konsep ini memungkinkan pengelolaan berjalan efektif dan memberikan manfaat ekonomi yang signifikan,” jelas Nanda.
Untuk Sumbar, Nanda menyarankan agar area komersial di kawasan kota tua dikelola oleh BUMD.
Menurutnya, pengelolaan oleh BUMD akan mempermudah proses investasi karena semua pengurusan berada dalam satu pintu.
“Dengan pengelolaan oleh BUMD, standar harga sewa menjadi lebih jelas, dan investor tidak kesulitan mengakses properti. Selain itu, ini juga dapat menjadi jembatan yang mempermudah pihak swasta untuk berinvestasi di kawasan kota tua,” ungkap politisi muda dari Partai NasDem ini.
Ia menambahkan, dengan mengoptimalkan area komersial, kawasan kota tua dapat menjadi pusat aktivitas ekonomi kreatif dan tempat berdirinya restoran UMKM.
Hal ini akan mendorong perekonomian masyarakat sekitar dan menciptakan lapangan kerja baru.
Selain itu, Nanda juga menekankan pentingnya menjaga aset budaya melalui revitalisasi yang terintegrasi.
Menurutnya, optimalisasi pengelolaan tidak hanya meningkatkan daya tarik wisata tetapi juga menghasilkan pendapatan asli daerah (PAD) bagi Pemerintah Provinsi Sumatera Barat.
Dalam kunjungan tersebut, Nanda diterima oleh Kasubag TU UPK Kota Tua Jakarta, Irfal Guci, yang memaparkan berbagai langkah pengelolaan Kota Tua Jakarta.
Irfal menjelaskan bahwa salah satu prioritas pengelolaan adalah menciptakan destinasi yang ramah lingkungan, termasuk penyediaan jalur sepeda ramah disabilitas, penataan lahan parkir park and ride, dan revitalisasi kawasan promenade Kali Besar Utara.
“Dengan program-program tersebut, jumlah kunjungan ke Kota Tua Jakarta dari 2020 hingga 2024 mencapai 7,6 juta wisatawan, baik domestik maupun mancanegara,” ujar Irfal.
Nanda berharap strategi pengelolaan seperti ini dapat diterapkan di Sumbar agar kota tua di provinsi ini menjadi destinasi wisata unggulan yang mampu mendukung pelestarian budaya dan pertumbuhan ekonomi masyarakat.
(HT)