TOPSUMBAR – Harga emas melonjak ke level tertinggi sepanjang sejarah seiring meningkatnya permintaan aset safe-haven akibat ketidakpastian pasar global.
Ancaman tarif baru dari Presiden AS, Donald Trump, turut menjadi faktor pendorong, sementara investor juga menantikan laporan inflasi yang berpotensi memengaruhi kebijakan moneter The Federal Reserve (The Fed).
Berdasarkan data Refinitiv yang dikutip dari CNBC Indonesia, harga emas di pasar spot pada Kamis (30/1/2025) tercatat mencapai US$2.793,88 per troy ons, mengalami kenaikan sebesar 1,31% dari perdagangan sebelumnya. Angka tersebut menjadi rekor tertinggi sepanjang masa.
Sedangkan pada perdagangan awal hari ini, Jumat (31/1/2025) pukul 05.53 WIB, harga emas kembali menguat tipis sebesar 0,03% ke posisi US$2.794,83 per troy ons.
Analis senior Kitco Metals, Jim Wyckoff, menyebutkan bahwa kekhawatiran terhadap kebijakan perdagangan dan hubungan internasional AS menjadi faktor utama yang mendorong kenaikan harga emas tersebut.
“Ketidakpastian dan kecemasan meningkat terkait kebijakan baru pemerintahan Trump, terutama dalam perdagangan dan hubungan luar negeri. Selain itu, aksi beli teknikal turut memperkuat tren kenaikan harga emas dan perak,” jelas Wyckoff.
Sebelumnya, Gedung Putih mengonfirmasi bahwa Trump berencana memberlakukan tarif tinggi terhadap Meksiko dan Kanada mulai Sabtu mendatang, serta mempertimbangkan kebijakan serupa untuk China.
Sementara itu, indeks dolar AS tercatat melemah 0,2%, yang membuat harga emas menjadi lebih murah bagi investor yang menggunakan mata uang lain.
Selain itu, imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun juga turun ke level terendah dalam lebih dari satu bulan.
Kepala divisi uang dan pasar di Hargreaves Lansdown, Susannah Streeter, menilai bahwa emas semakin diminati sebagai aset safe-haven di tengah ketidakpastian ekonomi global.
“Investor berbondong-bondong mencari perlindungan dalam emas karena pasar sedang dilanda ketidakpastian,” ungkapnya.
Kebijakan The Fed dan Data Ekonomi AS
Pada Rabu lalu, The Fed memutuskan untuk mempertahankan suku bunga sesuai ekspektasi pasar.
Ketua The Fed, Jerome Powell, menegaskan bahwa saat ini tidak ada urgensi untuk kembali menurunkan suku bunga dalam waktu dekat.
Di sisi lain, data ekonomi menunjukkan bahwa pertumbuhan AS melambat pada kuartal keempat.
Namun, permintaan domestik yang tetap kuat diperkirakan akan membuat The Fed lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan terkait kebijakan moneter.
Investor kini menantikan laporan indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) AS untuk bulan Desember yang dijadwalkan rilis pada Jumat ini. Data tersebut dapat menjadi indikasi penting bagi arah kebijakan The Fed ke depan.
Harga Emas Antam Juga Pecah Rekor
Dilansir dari Vivanews, di dalam negeri, harga emas produksi PT Aneka Tambang Tbk (Antam) juga mencetak rekor tertinggi.
Pada perdagangan hari ini, emas Antam dibanderol Rp1.620.000 per gram, naik Rp14.000 dibanding hari sebelumnya.
Harga buyback atau pembelian kembali emas juga mengalami kenaikan Rp15.000 menjadi Rp1.471.000 per gram.
Berikut daftar harga emas Antam berdasarkan ukuran:
- 5 gram: Rp7,90 juta
- 10 gram: Rp15,73 juta
- 25 gram: Rp39,16 juta
- 50 gram: Rp78,2 juta
- 100 gram: Rp156,29 juta
- 250 gram: Rp390,33 juta
- 500 gram: Rp780,37 juta
- 1.000 gram: Rp1,560,6 miliar
Dengan kondisi pasar yang penuh ketidakpastian, harga emas diperkirakan masih akan bergerak dinamis dalam beberapa waktu ke depan.
(HR)
Dapatkan update berita terbaru dari Topsumbar. Mari bergabung di Facebook Topsumbar News Update, caranya klik link https://facebook.com/updatetopmedia kemudian ikuti. Anda harus instal aplikasi Facebook terlebih dulu di ponsel