TOPSUMBAR – Petani Durian Solok Selatan diberikan pengetahuan tentang Durian melalui talk show Durian Talk pada rangkaian kegiatan Festival Durian Solok Selatan.
Hadir sebagai pembicara Pengurus Pusat Duta petani Andalan/Milenial Nasional sekaligus pencetus ide Festival Durian Solok Selatan, Attila Madjidi dan Guru besar Fakultas pertanian Universitas Andalas, Prof. Irfan Suliansyah MS.
Attila Madjidi berharap kedepannya komoditas durian tidak hanya sebagai tanaman pekarangan atau sebagai tanaman pelengkap di kebun masyarakat.
“Melalui Durian Talk, kita berupaya Menarik minat masyarakat untuk membuat kebun khusus durian khusus durian dan di kelola profesional,” kata Attila Madjidi di Lokasi festival durian Solok Selatan Nagari Lubuk gadang Utara pada Jumat, 17 Januari 2025.
Attila mengatakan pihaknya Siap mendampingi petani yang berminat sampai kebun terbentuk kebun durian di daerah itu.
“Saya ada informasi bahwa Kementerian pertanian siap mengucurkan anggaran untuk sentra pengembangan durian tinggal masyarakatnya ada minat atau tidak,” katanya.
“Atau Pemda Solok Selatan melalui Dinas pertanian membagikan bibit durian ke masyarakat,” imbuhnya.
Selain itu, ia juga mengatakan bahwa tujuan diadakannya festival durian adalah untuk mengidentifikasi durian lokal yang layak dijadikan bibit unggul sebagai komoditi durian masa depan Solok Selatan.
“Di Festival Durian IV kita berharap akan memunculkan pembudidaya durian yang serius untuk pengembangan durian Solok Selatan sehingga berkwalitas dan layak ekspor,” katanya.
“Durian Talk ini sebagai salah satu pemantik semangat masyarakat, kedepannya akan diadakan pelatihan budidaya durian,” tambahnya.
Prof. Irfan Suliansyah MS guru besar Fakultas pertanian Universitas Andalas, dalam materinya dimulai dengan kisah perjalanan hidupnya yang sudah mengenal Solok Selatan 21 tahun yang lalu, tepatnya tahun 2004 sudah pernah menginap di Jorong manggiu Nagari Lubuk gadang Utara lokasi dilaksanakannya festival durian saat ini.
Irfan Suliansyah mengungkapkan ditempatkannya balai buah di Sumatra Barat menandakan daerah ini sebagai sentra buah di Sumatra seperti Jeruk Jesiko dari Payakumbuh, jeruk kacang Singkarak, alpukat Pasaman serta durian hampir merata di seluruh daerah Sumatera Barat.
“Khusus durian, saya sudah berkeliling Indonesia dan mencicipi Durian dari setiap daerah yang di kunjungi tetapi tidak ada daerah yang memiliki Durian dengan varian terbanyak selain Sumatra Barat,” katanya.
Irfan Suliansyah melanjutkan Indonesia juga menjadi negara dengan varian durian terbanyak sekaligus menjadi negara dengan Produksi durian terbanyak di dunia.
“Anehnya ekspor durian Indonesia hampir sama dengan jumlah durian yang di impor dari negara lain,” jelasnya.
Menurut Irfan Suliansyah, import durian masih tinggi Penyebabnya adalah kualitas durian di Indonesia yang tidak seragam karena tidak berasal dari kebun yang dikelola secara profesional tetapi dari durian yang ditanam di pekarangan maupun tumpang sari.
“Jadi meskipun produksi durian kita banyak tetapi kualitasnya belum bisa diandalkan,” ujarnya.
Irfan Suliansyah berharap kepada petani durian Kalau ingin produk durian bisa diterima pasar, kualitasnya tidak diragukan maka harus menjadi petani durian profesional.
“Sebenarnya durian lokal kalau dikelola secara profesional kwalitasnya tidak kalah dengan durian monthong maupun musang king, tinggal memilih bibit yang benar-benar baik,” katanya.
“Kedepannya durian jika sudah ditanam harus dikelola dengan baik, tidak lagi seperti masa lalu setelah ditanam dibiarkan saja, tumbuh syukur tidak tumbuh tidak apa apa, ayo rubah paradigma kita,” tambahnya.
(KMS)
Dapatkan update berita terbaru dari Topsumbar. Mari bergabung di Facebook Topsumbar News Update, caranya klik link https://facebook.com/updatetopmedia kemudian ikuti. Anda harus instal aplikasi Facebook terlebih dulu di ponsel