Dua Belas Kejahatan Lisan dan Tulisan Sebagai Hasil Pemikiran yang Menjadi Dosa Pada Setiap Majelis Ilmu dan Silaturahmi

Kajian Jumat Oleh : Amri Zakar Mangkuto Malin, SH, M. Kn

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْه ُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اما بعـد
قال الله تعالى: اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.
يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا.

Pembaca TOP SUMBAR yang dirahmati Allah SWT.

Marilah kita selalu ingat dan berzikir dalam segala keadaan karena Roh untuk bekal hidup adalah TITIPAN ALLAH pada tubuh, ketika roh diambil maka tubuh akan tak ada harga dan nilai sama sekali karenanya DIKUBURKAN, sebab jika roh hilang dari badan maka TUBUH AKAN MEMBUSUK dan melebur dengan tanah.

Selawat dan salam pada nabi kita kekasih Allah SWT, semoga kita diberi safaat dan pertolongan didunia dan akhirat menghadapi hari yang tidak ada seorangpun bisa saling menolong karena sibuk mengurus diri sendiri dan mempertanggungjawabkan perbuatan selama di dunia.

Pada kajian kali ini kita akan membahas kejahatan LISAN dan PEMIKIRAN manusia yang dapat dianggap sebagai suatu KEJAHATAN yang merupakan suatu dosa dalam penilaian alquran dan hadist untuk menjadi STANDAR baik dan buruknya seseorang.

Seperti sering dalam ceramah, khutbah dan dakwah materi kajian tentang KEBURUKAN ORANG DAN MEMBAHAS TENTANG PERBUATAN ORANG, hal ini BUKANLAH DAKWAH tetapi GHIBAH yang diselundupkan oleh juru dakwah karena ketidak pahaman dalam dosa ghibah. Karena jelas itu MENYAKITI ORANG LAIN, sehingga menjaga lisan menjadi standar keselamatan manusia sebagaimana hadist: ”Keselamatan manusia tergantung pada kemampuannya menjaga lisan.” (H.R. al-Bukhari).

Bahkan Rasulullah MEMERINTAHKAN  KEPADA ORANG BERIMAN agar LEBIH BAIK DIAM daripada berbicara hal dosa, sebagaimana hadist dari Abu Hurairah disebutkan, “Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau lebih baik diam (jika tidak mampu berkata baik)” (HR Bukhari dan Muslim).

MUSLIM SEJATI ADALAH YANG MENJAMIN ORANG LAIN SELAMAT DARI KATA KATANYA

Manusia yang UTAMA KEBAIKANNYA YAITU sebagaimana hadist dari Abu Musa al-Asy’ari Ra. berkata, para sahabat bertanya. ”Wahai Rasulullah, Islam bagaimanakah yang paling utama?” Rasulullah SAW bersabda, ”Orang Islam yang bisa menyelamatkan umat Islam dari (kejahatan) lisan dan tangannya.” (Hr Bukhari).

JENIS DOSA LISAN DAN TULISAN YANG MENJADI DOSA SETIAP AKTIVITAS MANUSIA

Pertama
MEREKAYASA PERSOALAN AGAR ORANG BAIK MENJADI BURUK

Sering karena kalah bersaing atau karena iri dan dengki sering orang membuat cerita dan fitnah yang tujuannya menjelek-jelekkan orang lain, perbuatan itu akan menjadikannya DIBENAMKAN DALAM LUMPUR NERAKA sebagaimana dalam hadist:
“Siapa yang berkata tentang seorang mukmin dengan sesuatu yang tidak terjadi (tidak dia perbuat) maka Allah SWT akan mengurungnya dalam lumpur keringat ahli neraka sehingga dia menarik diri dari ucapannya (malakukan sesuatu yang dapat membebaskannya) (HR. Ahmad).

Kedua
GUNJING/GHIBAH DENGAN CARA MEMBICARAKAN PERILAKU ORANG LAIN MELALUI KEGIATAN MEDIA SOSIAL, SEMINAR, DAN PADA CARA RAPAT PERTEMUAN

Menjadikan peristiwa yang terjadi diantara manusia adalah bentuk GHIBAH yang sudah jadi budaya bahkan dijadikan MATA PENCARIAN dengan cara membuat berita dan konten terhadap PERISTIWA YANG TERJADI.

Hal ini menjerumuskan pelakunya dan yang melihat/membaca pelaku GHIBAH sebagaimana hadist dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Apakah engkau tahu apa ghibah itu?” Para sahabat menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui.” Rasulullah SAW bersabda, “Engkau menyebut tentang saudaramu sesuatu yang dia tidak sukai (dibenci).” Para sahabat kembali bertanya, “Bagaimana menurutmu wahai Rasulullah, jika memang benar hal yang dibenci itu ada dalam diri saudaraku?” Rasulullah SAW menjawab, “Jika memang ada dalam dirinya seperti apa yang engkau katakan berarti engkau telah melakukan ghibah kepadanya, tetapi jika yang engkau katakan tidak ada dalam dirinya berarti engkau telah menuduhnya secara batil (dusta).” (Muslim).

Ketiga
MENYIARKAN BERITA DEMI BERITA YANG DITERIMA DAN DIBACA DI MEDIA SOSIAL TANPA SELEKSI KEBENARANNYA

Sering jadi kebiasaan dan hobby di media sosial memposting dan share setiap informasi tanpa mempertimbangkan dosa dan manfaat atas berita tersebut, salah satunya berita dari orang FASIK yang sengaja menjadikan berita dan media sebagai mainan, karena mereka tidak takut dengan dosa, sebagaimana firman Allah SWT:
”Wahai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu seorang fasik yang membawa suatu berita, maka klarifikasilah, karena bisa jadi suatu kaum tidak mengetahui kebenarannya, sehingga menjadikan mereka menyesal terhadap apa yang telah mereka lakukan.” (QS. Al-Hujurat: 6).

Keempat
MENUDUH DAN MENDAKWA ORANG LAIN BERBUAT BURUK TANPA ADA BUKTI YANG NYATA, BISA JADI UNTUK MENUTUPI KEBURUKAN MAKA ORANG LAIN DIFITNAH

Sebagaimana dalam alquran: ”Dan orang-orang yang melemparkan tuduhan dusta terhadap kaum perempuan merdeka yang terjaga kemudian mereka tidak dapat mendatangkan empat orang saksi, maka deralah mereka sebanyak 80 kali dera, dan jangan lagi terima kesaksian mereka selamanya, dan mereka itulah orang-orang yang fasik, kecuali orang-orang yang bertaubat setelah itu dan memperbaiki diri mereka maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (QS. an-Nur: 4-5).

Kelima
MERENDAHKAN DAN MELECEHKAN ORANG LAIN KARENA MEMILIKI JABATAN DAN STATUS SOSIAL

Kelompok orang yang suka melecehkan orang lain, akan mendapatkan siksaan sebagaimana dalam hadist: “Ketika saya dimikrajkan, saya melewati suatu kaum yang memiliki kuku dari tembaga sedang mencakar wajah dan dada mereka. Saya bertanya: ‘Siapakah mereka ini wahai Jibril? Jibril menjawab: Mereka adalah orang-orang yang memakan daging manusia (gibah) dan melecehkan kehormatan mereka’.” (HR. Abu Daud).

Keenam
MENCARI-CARI KESALAHAN ORANG LAIN DALAM PERGAULAN SEHARI HARI YANG MENIMBULKAN PERMUSUHAN

Sebagaimana hadist: “Takutlah kalian akan berprasangka karena berprasangka adalah ucapan bohong besar. Janganlah kalian saling iri, saling meneliti kesalahan orang, saling hasut, saling membelakangi, saling bermusuhan. Jadilah kamu sekalian hamba-hamba Allah yang bersaudara.” (HR. Al Bukhari).

Ketujuh
MENCARI AIB DAN MENYEBARKAN AIB ORANG LAIN SEHINGGA MEMBUATNYA MALU DAN BURUK DALAM PANDANGAN ORANG LAIN

Sebagaimana hadist: “Wahai sekalian orang yang beriman dengan lisannya yang belum sampai ke dalam hatinya, janganlah kalian mengganggu kaum muslimin, janganlah kalian menjelek-jelekkannya, janganlah kalian mencari-cari aibnya. Barang siapa yang mencari-cari aib saudaranya sesama muslim niscaya Allah akan mencari aibnya. Barang siapa yang Allah mencari aibnya niscaya Allah akan menyingkapnya walaupun di dalam rumahnya.” (HR. At Tirmidzi).

Kedelapan
GHIBAH LEBIH BESAR DOSANYA DARI PERZINAHAN, SEHINGGA SEORANG MERASA TERHORMAT TETAPI GHIBAH DIA LEBIH BESAR DOSANYA DARI PELAKU ZINA

Sebagaimana hadist: “Gibah itu lebih berat dari zina. Seorang sahabat bertanya, ‘Bagaimana bisa?’ Rasulullah SAW menjelaskan, ‘Seorang laki-laki yang berzina lalu bertobat, maka Allah bisa langsung menerima tobatnya. Namun, pelaku gibah tidak akan diampuni sampai dimaafkan oleh orang yang digibahnya’.” (HR. At Thabrani).

Bahkan dari tubuh pelaku ghibah terbersit AROMA BUSUK yang hanya dketahui oleh orang beirman sebagaimana hadist: “Kami pernah bersama Nabi tiba-tiba tercium bau busuk yang tidak mengenakan. Kemudian Rasulullah SAW bersabda, “Tahukah kamu, bau apakah ini? Ini adalah bau orang-orang yang mengghibah (menggosip) kaum mukmin’.” (HR. Ahmad, Jabir bin Abdullah).

Kesembilan
SUKA HADIR DIPIKIRAN PRASANGKA TERHADAP ORANG LAIN

Prasangka itu adalah pikiran yang MENDUGA-DUGA PERBUATAN ORANG atau BERPIKIR TERHADAP ORANG LAIN SESUATU yang mana hal tersebut TIDAK ADA FAKTANYA sehingga hanya PIKIRAN YANG DISEBAR LUASKAN kepada orang lain, hal ini menjadi dosa sebagaimana dalam alquran: ”Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan berprasangka, karena sesungguhnya sebagian tindakan berprasangka itu adalah dosa. Janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah kamu sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang diantara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati ? Tentu kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang” [Al-Hujurat/49 : 12].

Kesepuluh
MENYAKITI ORANG LAIN DENGAN LISAN, TULISAN DAN SIKAP MENJADIKAN SESEORANG PEMBOHONG DAN PEMIKUL DOSA ORANG LAIN SEPANJANG HIDUPNYA.

“Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang mu’min dan mu’minat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesunguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata” [Al-Ahzab/33 : 58].

Sebelas
SETIAP ANGGOTA TUBUH AKTIVITASNYA ADALAH ZINA KARENA ITU PERGUNAKAN ANGGOTA TUBUH UNTUK KEBAIKAN JANGAN UNTUK MENYAKITI ORANG LAIN

Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.“Setiap anak Adam telah mendapatkan bagian zina yang tidak akan bisa dielakkannya. Zina pada mata adalah melihat. Zina pada telinga adalah mendengar. Zina lidah adalah berucap kata. Zina tangan adalah meraba. Zina kaki adalah melangkah. (Dalam hal ini), hati yang mempunyai keinginan angan-angan, dan kemaluanlah yang membuktikan semua itu atau mengurungkannya (HR Bukhari).

Dan hendaklah setiap orang MENJAGA LISANNYA agar tidak menyakiti orang lain sebagaimana hadist dari Abdullah bin Umar Radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda. “Seorang muslim adalah seseorang yang orang muslim lainnya selamat dari ganguan lisan dan tangannya” (HR Bukhari).

Dua Belas
SETIAP PERKATAAN YANG TIDAK DIPERTIMBANGKAN BAIK DAN BURUK MEMASUKKAN SESEORANG KE DALAM NERAKA

Sering spontan mencaci maki, menghina, menjelek-jelekkan orang bahkan menyebar fitnah dan mengancam dengan ucapan? Tahukah jika setiap perkataan walau sepatah kata dapat MEMASUKKAN ORANG KE NERAKA? Sebagaimana hadist:
“Sesungguhnya seorang hamba yang mengucapkan suatu perkataan yang tidak dipikirkan apa dampak-dampaknya akan membuatnya terjerumus ke dalam neraka yang dalamnya lebih jauh dari jarak timur dengan barat” (HR Muslim).

KENAPA SEMUA UCAPAN LISAN,TULISAN DAN PERBUATAN TERCATAT DI SISI ALLAH? KARENA ADA MALAIKAT YANG TIDAK TERLIHAT YANG MENYAKITI SETIAP ORANG DALAM AKTIVITASNYA

Berada ditempat sunyi dan sepi atau dalam kamar dan dalam hutan, jangan dikira tidak ada yang mengetahui perbuatan kita, tentunya ada yaitu malaikat yang selalu mencatat segala ucapan, tulisan dan perbuatan bahkan hasil pemikiran dan niat hati semua diketahui oleh malaikat dan dicatat, jika baik maka baiklah catatannya dan jika buruk maka keburukanlah balasannya sebagaimana dalam alquran:
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya dari pada urat lehernya, (yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk disebelah kanan dan yang lain duduk disebelah kiri. Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadist” [QS : Qaf /50: 16-18].

Dari uraian di atas hendaklah kita selalu melakukan KEBAIKAN untuk mengurangi KEBURUKAN yang kita lakukan yang tidak kita sadari apalagi yang JELAS-JELAS KEBURUKAN menjadi kebiasaan, karena kebaikanlah yang dapat menghapus keburukan, sebaliknya KEBURUKAN AKAN MENGHAPUS KEBAIKAN sebagaimana hadist:
dari Abu Dzar, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda kepadanya, ”Bertaqwalah kalian kepada Allah SWT. di manapun engkau berada. Dan, iringilah perbuatan burukmu dengan perbuatan baikmu, niscaya perbuatan baik itu akan menghapus perbuatan burukmu, dan bergaullah dengan sesama manusia dengan akhlak yang baik.” (Hr Ahmad).

NUUN WALQOLAMI WAMA YASTHURUN.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

(Sukabumi, Jumat, 10 Januari 2025)

Penulis berprofesi sebagai Notaris dan PPAT serta dosen dan pendakwah

Pos terkait