Angggota DPRD Kota Padang Soroti Minimnya Optimalisasi Terminal Anak Air Pasca Insiden Penusukan di Depan Kampus UNP

Angggota DPRD Kota Padang Soroti Minimnya Optimalisasi Terminal Anak Air Pasca Insiden Penusukan di Depan Kampus UNP
Angggota DPRD Kota Padang Soroti Minimnya Optimalisasi Terminal Anak Air Pasca Insiden Penusukan di Depan Kampus UNP

TOPSUMBAR – Suasana Jalan Prof. Dr. Hamka, tepatnya di depan Kampus Universitas Negeri Padang (UNP), berubah menjadi lengang pada Sabtu (18/1/2025).

Biasanya, jalan ini dipadati oleh bus-bus Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) yang menjadikannya sebagai terminal bayangan.

Namun, tragedi penusukan yang terjadi sehari sebelumnya membuat lokasi ini sepi dari aktivitas bus dan agen.

Bacaan Lainnya

Diberitakan sebelumnya, seorang agen bus AKDP, YS (39), tewas setelah ditusuk oleh SC (47), sesama agen bus, akibat perselisihan terkait perebutan penumpang.

Usai kejadian tersebut, pelaku berhasil diamankan oleh petugas keamanan kampus sebelum diserahkan ke Polresta Padang.

Kejadian nahas ini berlangsung di lingkungan kampus UNP, tepatnya dekat pintu keluar Fakultas Ilmu Sosial (FIS), pada Jumat (17/1/2025) sekira pukul 16.00 WIB.

“Kasus ini menciptakan rasa was-was di kalangan mahasiswa. Petugas keamanan kampus harus lebih ketat dalam memantau aktivitas orang luar yang masuk ke area kampus,” ujar Ayu, salah seorang mahasiswa UNP, Sabtu siang.

Selain itu, ia juga menyoroti dampak dari maraknya bus AKDP yang menjadikan Jalan Hamka sebagai terminal bayangan.

“Lingkungan kampus menjadi tidak aman. Pencurian motor, laptop di masjid, hingga kasus penusukan ini menunjukkan risiko kejahatan semakin tinggi,” tambahnya.

Dosen Biologi UNP, Ardi mengkritik lemahnya koordinasi antara instansi terkait dalam menertibkan aktivitas bus AKDP di kawasan tersebut.

“Ketidaksinkronan antara Polsek, Satlantas, dan Dinas Perhubungan membuat peraturan hanya jadi formalitas. Jalan depan kampus seharusnya tidak boleh menjadi terminal bayangan,” ujarnya.

Senada dengan Ardi, Sekretaris UNP, Erianjoni, juga menyampaikan keprihatinannya.

“Kami sudah lama meminta agar jalan di depan kampus dibebaskan dari aktivitas bus AKDP. Keberadaan mereka menyebabkan kemacetan, kecelakaan, dan gangguan kenyamanan kampus,” tegasnya.

Sementara itu, Anggota DPRD Kota Padang, Rustam Efendi, menilai kasus ini sebagai tamparan bagi pemerintah.

“Ini bukti lemahnya pemerintah dalam menyediakan terminal yang layak. Terminal Anak Air yang diresmikan belum optimal karena fasilitas dan akses jalan yang kurang memadai,” jelasnya.

Rustam juga menyoroti dampak ekonomi dari insiden ini, menurutnya pemerintah harus segera melakukan pembenahan terhadap kondisi ini.

“Persaingan hingga berujung kekerasan dan pembunuhan menunjukkan perekonomian masyarakat kita sedang lesu. Pemerintah khususnya Kota Padang harus segera membenahi kondisi ini,” tambahnya.

(HT)

Dapatkan update berita terbaru dari  Topsumbar. Mari bergabung di Facebook  Topsumbar News Update, caranya klik link https://facebook.com/updatetopmedia kemudian ikuti. Anda harus instal aplikasi Facebook terlebih dulu di ponsel

Pos terkait