TOPSUMBAR – Rencana pemerintah untuk menaikkan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen pada tahun 2025 mendapat kritik tajam dari mahasiswa yang menggelar aksi di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat pada Jumat, 27 Desember 2024 sore.
Kebijakan tersebut dinilai memberatkan masyarakat menengah ke bawah, terutama mahasiswa dan keluarganya.
Andika, mahasiswa Universitas Negeri Jakarta, menilai kenaikan PPN tersebut akan membebani orang tua yang harus mendukung anak-anak mereka yang tinggal di perantauan.
“PPN 12 persen ini benar-benar menyengsarakan kita. Orang tua juga akhirnya ikut terbebani karena sebagian besar mahasiswa masih bergantung pada mereka,” kata Andika dikutip dari Detiknews pada Sabtu, 28 Desember 2024.
Ia berpendapat bahwa kenaikan PPN sebaiknya hanya diterapkan kepada golongan masyarakat berpenghasilan tinggi, seperti konglomerat, agar tidak menambah beban masyarakat kecil.
“Pajak itu seharusnya dikenakan kepada mereka yang memiliki penghasilan berlebih, bukan kepada masyarakat menengah ke bawah,” tambahnya.
Sementara itu, Sabda Maulana, mahasiswa Politeknik Negeri Media Kreatif Jakarta, mengungkapkan bahwa kenaikan PPN akan berdampak langsung pada biaya hidup anak kos.
Ia menjelaskan bahwa kenaikan harga kebutuhan pokok akan menyulitkan mahasiswa menyisihkan uang untuk ditabung.
“Bahan makanan pasti akan naik harganya, dan uang jajan yang biasanya bisa ditabung jadi habis untuk memenuhi kebutuhan makan,” ujar Sabda.
Ia memperkirakan sekitar 75 persen mahasiswa akan merasa terbebani akibat kenaikan PPN ini dan berharap pemerintah mengkaji ulang kebijakan tersebut.
“Sebaiknya pemerintah mempertimbangkan kembali dampak dari kenaikan PPN ini, terutama bagi kami yang hidup pas-pasan,” tutupnya.
(HR)
Dapatkan update berita terbaru dari Topsumbar. Mari bergabung di Facebook Topsumbar News Update, caranya klik link https://facebook.com/updatetopmedia kemudian ikuti. Anda harus instal aplikasi Facebook terlebih dulu di ponsel
