TOPSUMBAR – “Libur telah tiba, libur telah tiba, hore… hatiku gembira…,” itulah sebait lagu dibawakan Tasya Kamila memasuki liburan sekolah.
Masa liburan adalah masanya berpergian, tak hanya anak-anak, orangtuapun harus turut mendampingi anak berlibur.
“Pernah sekali, aku pergi, dari Jakarta ke Surabaya, untuk menengok nenek disana, mengendarai kereta malam, cuk kicak kicuk kicak kicuk…..,” demikian Elvy Sukaesih menyanyikan lagu dangdut tentang liburan sambil menengok nenek dikampung.
Ada banyak pilihan mengisi liburan, satu diantaranya adalah liburan ke Geopark Silokek.
Geopark Silokek sangat cocok guna menambah wawasan generasi muda terutama pelajar mengenai kekayaan bebatuan (geologi), tumbuhan (flora), hewan (fauna), budaya (geoculture), situs biologi (biologycal site) dan tak kalah yaitu adanya aneka jenis produk (geoproduk).
Luasnya cakupan wilayah Geopark Silokek, mulai dari Kecamatan Sumpur Kudus hingga Kecamatan Kamang Baru, membuat pengunjung sepuasnya menikmati keindahan Kabupaten Sijunjung.
Uniknya Ngalau Batawik berumur jutaan tahun di Nagari Padang Laweh hingga situs makam Ing. W. H. De Greve (penemu batubara) dan lokomotif uap di Nagari Durian Gadang yang sudah ditetapkan sebagai Warisan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto (WTBOS) dapat disaksikan pengunjung.
Selain itu, keindahan bebatuan karst tegak memagari Batang Kuantan dan Air Terjun Batang Taye di Nagari Silokek hingga Galogah Tikalak di Nagari Tanjung Bonai Aur, kemudian Danau Biru di Sungai Tambang membuat pengunjung tak cukup waktu jika hanya sehari di Sijunjung.
Buah tangan yang bisa dibawa pulang yaitu aneka kerajinan dan kuliner khas “Kalamai,” yang tersedia di Perkampungan Adat Sijunjung dan Tanjung Bonai Aur.
“Kalamai dibuat oleh UMKM Berkah,” ujar Wali Nagari Tanjung Bonai Aur Hendra Basri, A.Md.
Tak hanya menyasar pengunjung Geopark Silokek, Kalamai tersebut pun telah melayani pembeli dengan tujuan Pekanbaru, Dumai, Batam, Jambi, Palembang, Jakarta, Bandung hingga Bali.
Kalamai adalah olahan terbuat dari beras pulut yang ditumbuk dengan alu didalam lesung oleh ibu-ibu setempat.
Setelah halus lalu diayak, dimasak dengan santan di dalam kuali, ditambahi gula enau dan diaduk-aduk sepanjang waktu hingga matang dan kenyal.
Kalamai dibungkus dengan anyaman pandan atau bisa juga dibungkus plastik untuk dibawa pulang oleh konsumen.
“Selain Kalamai, di Nagari Tanjung Bonai Aur juga tersedia minyak kayu putih dan Ceta Bacorak (batik),” ungkap Manajer BP Geopark Silokek Ridwan, S.Hut.
(AG)
Dapatkan update berita terbaru dari Topsumbar. Mari bergabung di Facebook Topsumbar News Update, caranya klik link https://facebook.com/updatetopmedia kemudian ikuti. Anda harus instal aplikasi Facebook terlebih dulu di ponsel