TOPSUMBAR – Walhi Sumatera Barat (Sumbar) melaksanakan Sekolah lapangan kopi di Solok Selatan yang diikuti oleh petani, prosesor dan pedagang kopi.
Pjs Direktur Walhi Sumbar, Abdul Aziz mengatakan bahwa Kabupaten Solok Selatan merupakan daerah hulu sungai Batang hari yang kawasan hutannya lebih kurang 65% dan 20 % Hak guna Usaha (HGU) dan sisanya 15 % adalah fasilitas umum dan fasilitas sosial.
“Meskipun luasan wilayah pertanian sedikit Solok Selatan terkenal dengan juga terkenal sebagai wilayah penghasil kopi di Sumatra barat dengan jenis Arabika dan robusta,” katanya.
“Oleh sebab itu WALHI Sumbar dalam memperkuat ekonomi masyarakat petani kopi, melakukan berbagai agenda pendidikan sekolah lapangan kopi, di mulai dari penanaman, perawatan dan paska panen, pelatihan ini di kolaborasi kan dengan P4S,” jelasnya.
Abdul Aziz melanjutkan pihaknya berharap nanti petani yang di latih bisa naik kelas jadi prosesor dan mendapatkan kesempatan yang sama untuk meningkatan ekonomi melalui sistem perkebunan ramah lingkungan dengan konsep agroforestri.
Ia mengungkapkan walhi mengetahui produksi kopi cukup tinggi di Solok Selatan disaat pada pandemi covid-19 beberapa tahun yang lalu.
“Banyaknya produksi kopi didaerah ini tetapi petani tidak mengetahui standar pengolahan kopi sehingga peluang pasar lemah. Disaat pandemi tersebut walhi berinisiatif membeli kopi petani dengan harga adil, agar petani tidak merugi,” katanya.
“Kopi yang dibeli tersebut setelah diseleksi, diperkenalkan walhi pada setiap pertemuan baik di Eropa maupun Amerika ternyata memiliki kwalitas yang bagus dan berdaya saing,” imbuhnya.
Abdul Aziz melanjutkan fakta tersebut menjadi cikal bakal walhi menggelar sekolah lapangan kopi di Pondok belajar pangan berkelanjutan yang merupakan training center walhi Sumatra Barat di Solok Selatan.
“Harapannya dengan adanya sekolah lapangan akan meningkatkan pengetahuan petani dalam mengolah kopi sesuai standar mutu sehingga bisa memenuhi permintaan pasar, pondok belajar pangan berkelanjutan ini juga bisa dimanfaatkan semua pihak,” katanya.
“Dengan memiliki pengetahuan tentang kopi, setiap warga Solok Selatan akan memiliki kesempatan yang sama untuk memperoleh nilai tambah dari komoditas kopi di wilayah ini,” imbuhnya.
Sementara itu Camat Sangir Abul Abas saat membuka kegiatan sekolah lapangan kopi berharap kepada para peserta ilmu yang didapat agar di implementasikan dan dibagikan kepada masyarakat yang lain.
“Kepada peserta, apa yang disampaikan narasumber jangan sekedar didengar tetapi diaplikasikan serta dibagikan ke orang lain ilmu yang didapat,” katanya.
“Jika ada kendala mari kita bicarakan datang ke kecamatan, datang ke nagari, kalau ada kendala dana silahkan ajukan proposal, Mudah mudahan kopi Solok Selatan bisa berjaya ditingkat nasional bahkan internasional,” katanya.
Narasumber sekolah lapangan kopi Dari pusat pelatihan dan pertanian dan penyuluhan swadaya (P4S) Pak Datuak Attila Madjidi mengatakan materi yang diberikan tata kelola hulu hilir kopi.
“Tata kelola hulu hilir kopi dimulai dari Budidaya Kopi, pengolahan buah kopi secara specialty, Proses penyanggraian, proses seduhan, serta uji cita rasa kopi,” katanya.
(KMS)
Dapatkan update berita terbaru dari Topsumbar. Mari bergabung di Grup Telegram Topsumbar News Update, caranya klik link https://t.me/topsumbar kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel