TOPSUMBAR – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengumumkan penurunan tarif tiket pesawat sebesar 10 persen untuk periode libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru).
Penyesuaian tarif ini berlaku selama 16 hari, mulai dari 19 Desember 2024 hingga 3 Januari 2025, khusus untuk tiket yang belum terjual.
Juru Bicara Kemenhub, Elba, menyampaikan bahwa penumpang yang telah membeli tiket untuk periode tersebut masih berpeluang mendapatkan insentif dari maskapai, tergantung kebijakan masing-masing.
“Bagi penumpang yang sudah memesan tiket, maskapai dapat memberikan insentif sesuai kebijakan internal mereka, jika memungkinkan,” ujar Elba dikutip dari Tempo.co pada Jumat, 29 November 2024.
Elba menjelaskan bahwa penurunan tarif ini bertujuan untuk mendukung perekonomian dan sektor pariwisata nasional pada kuartal akhir 2024.
Sementara itu, menanggapi kebijakan ini, maskapai penerbangan nasional PT Garuda Indonesia (Persero) turut mengumumkan penurunan harga tiket untuk penerbangan rute domestik selama periode Natal 2024 dan Tahun Baru 2025.
Kebijakan ini berlaku mulai 19 Desember 2024 hingga 3 Januari 2025. Direktur Utama Garuda Indonesia, Wamildan Tsani Panjaitan, menyatakan bahwa penyesuaian tarif ini merupakan respons terhadap instruksi Presiden RI Prabowo Subianto.
“Kami memahami tingginya kebutuhan masyarakat akan transportasi udara dengan harga yang lebih terjangkau, terutama menjelang libur Natal dan Tahun Baru. Saat ini, koordinasi dengan berbagai pihak terus kami lakukan untuk memastikan kebijakan ini dapat diterapkan secara lancar di lapangan,” ujar Wamildan dalam keterangan tertulis dikutip dari TvOneNews.
Menurutnya, penurunan harga tiket ini bertujuan untuk meringankan beban masyarakat yang akan melakukan perjalanan selama liburan akhir tahun.
Selain itu, kebijakan ini diharapkan mampu mendorong pemulihan sektor ekonomi, khususnya di bidang pariwisata dan ekonomi kreatif.
Wamildan menambahkan bahwa kebijakan ini juga didasarkan pada proyeksi peningkatan jumlah penumpang selama musim liburan.
Dengan harga tiket yang lebih terjangkau, Garuda Indonesia optimis jumlah penumpang akan meningkat, yang pada akhirnya berkontribusi positif terhadap pendapatan perusahaan.
“Penurunan harga tiket ini telah diperhitungkan dengan cermat. Kami yakin langkah ini akan mendongkrak volume penumpang dan memberikan dampak langsung terhadap kinerja keuangan Garuda Indonesia,” pungkasnya.
Selain itu, penurunan harga tiket pesawat ini merupakan hasil kolaborasi antara berbagai pihak, termasuk PT Pertamina, PT Angkasa Pura, AirNav Indonesia, dan maskapai penerbangan.
PT Pertamina berkomitmen menurunkan harga avtur di 19 bandara, termasuk di Denpasar, Surabaya, Medan, Lombok, Labuan Bajo, dan beberapa bandara lainnya.
Harga avtur akan dikurangi sebesar 7,5 hingga 10 persen, mendekati harga avtur di Bandara Soekarno-Hatta.
Selain itu, PT Angkasa Pura dan Unit Pelayanan Bandar Udara (UPBU) juga akan menurunkan tarif Pelayanan Jasa Penumpang Pesawat Udara (PJP2U) hingga 50 persen.
Namun, untuk Bandara Soekarno-Hatta dan Ngurah Rai, kebijakan ini masih menunggu persetujuan dari Kementerian BUMN.
Di sisi lain, maskapai penerbangan telah menyepakati pengurangan biaya fuel surcharge jet dari 10 persen menjadi 2 persen dan diskon propeller dari 25 persen menjadi 20 persen.
Sedangkan AirNav Indonesia akan memperpanjang jam operasional bandara selama periode Nataru guna mendukung kebutuhan maskapai.
(HR)
Dapatkan update berita terbaru dari Topsumbar. Mari bergabung di Grup Telegram Topsumbar News Update, caranya klik link https://t.me/topsumbar kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel