TOPSUMBAR – Hewan-hewan di kawasan Gunung Marapi mulai turun ke permukiman warga.
Fenomena ini disebabkan meningkatnya aktivitas vulkanik di gunung tersebut yang membuat lingkungan di sekitarnya menjadi tidak kondusif.
Ahli geologi, Ade Edward, mengungkapkan bahwa perpindahan hewan ke permukiman menandakan bahwa kondisi di Marapi sudah tidak aman bagi mereka.
“Perilaku hewan yang turun dari gunung ini menunjukkan bahwa Marapi sudah tidak kondusif, sehingga mereka harus menjauh,” ujarnya dikutip dari Kompas.com pada Selasa, 12 November 2024.
Ade menjelaskan, aktivitas vulkanik Marapi yang menghasilkan abu, bebatuan, serta suhu yang meningkat mengganggu habitat alami satwa sehingga mereka mencari tempat yang lebih aman.
Selain itu, ia menambahkan bahwa material abu vulkanik kini sudah mencapai bagian tengah gunung, yang bisa meningkatkan potensi bahaya banjir lahar dingin.
Menurut Ade, aliran sungai yang berhulu di Marapi belum dibersihkan secara optimal, sehingga jika terjadi banjir lahar, dampaknya bisa lebih besar.
“Banjir lahar dingin kali ini berpotensi lebih besar, terutama karena aliran sungai yang belum dibersihkan hingga ke bagian hulu di Marapi,” tambahnya.
Meskipun sudah dilakukan upaya pengerukan, ia mengatakan bahwa pembersihan belum mencapai seluruh area hulu gunung.
Ade mengimbau warga agar menjauhi radius 4,5 kilometer dari Kawah Verbeek sebagai langkah antisipasi.
Peningkatan aktivitas Marapi yang terjadi sejak Rabu, 6 November 2024 lalu telah menaikkan statusnya dari Waspada (Level II) menjadi Siaga (Level III).
(HR)
Dapatkan update berita terbaru dari Topsumbar. Mari bergabung di Grup Telegram Topsumbar News Update, caranya klik link https://t.me/topsumbar kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel