Plt Bupati Padang Pariaman Dorong Dinkes Tingkatkan SPEM untuk Tangani Kasus Stunting

Plt Bupati Padang Pariaman Dorong Dinkes Tingkatkan SPEM untuk Tangani Kasus Stunting

TOPSUMBAR – Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Padang Pariaman, Drs. Rahmang MM, secara resmi membuka kegiatan Diseminasi dan Publikasi Data Stunting Tahun 2024 yang berlangsung di Aula Dinas Kesehatan Parit Malintang, pada Jumat (18/10/2024).

Kegiatan ini merupakan bagian dari Aksi 7 dalam program konvergensi stunting, yang berfokus pada pengukuran dan publikasi prevalensi stunting di tingkat puskesmas, kecamatan, dan nagari.

Dalam sambutannya, Rahmang mengungkapkan rasa syukur atas pencapaian penurunan angka prevalensi stunting di Padang Pariaman yang berlangsung konsisten.

Meskipun demikian, ia mengingatkan bahwa target nasional untuk prevalensi stunting, yaitu 14% pada tahun 2024, masih perlu dicapai.

“Kita patut bersyukur atas penurunan angka stunting yang signifikan. Namun, kita tidak boleh berpuas diri. Masih banyak hal yang perlu diperbaiki, terutama dalam aspek Supervisi, Pelaporan, Evaluasi, dan Monitoring (SPEM),” jelas Rahmang, yang juga menjabat sebagai Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Padang Pariaman.

Berdasarkan data dari Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023, prevalensi stunting di Padang Pariaman tercatat sebesar 19,4%, lebih rendah dibandingkan angka stunting di Sumatera Barat yang mencapai 23,6%, serta angka nasional sebesar 21,5%.

Penurunan ini sangat berarti jika dibandingkan dengan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, di mana prevalensi stunting di Padang Pariaman berada di angka 25%.

“Penurunan prevalensi stunting sebesar 5,6% pada tahun 2023 adalah hasil dari kerja keras bersama. Kita harus terus memperkuat upaya dan sinergi agar target nasional dapat tercapai,” tambahnya.

Rahmang juga menekankan bahwa penanganan masalah stunting tidak dapat dilakukan hanya melalui program gizi.

Diperlukan intervensi yang terkoordinasi dan terpadu dari berbagai sektor untuk mengatasi kompleksitas permasalahan stunting.

“Upaya penanganan stunting harus melibatkan berbagai pemangku kepentingan melalui intervensi gizi spesifik dan sensitif, yang dilaksanakan secara terpadu dan berfokus pada kelompok prioritas,” tegasnya.

Sementara itu, Elia Munawari, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinas Kesehatan Padang Pariaman, menjelaskan bahwa tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memantau status gizi anak, mengukur prevalensi stunting secara berkala, serta meningkatkan efektivitas dalam penentuan target layanan dan alokasi sumber daya.

“Dengan pelaksanaan pemantauan yang sistematis, mulai dari tingkat posyandu hingga Dinas Kesehatan, kami berharap dapat menangani masalah stunting dengan lebih efektif dan tepat sasaran,” ujar Elia.

Rahmang berharap kolaborasi antar sektor terus diperkuat untuk menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan mencegah terjadinya stunting pada anak-anak di Padang Pariaman.

(Zaituni)

Dapatkan update berita terbaru dari  Topsumbar. Mari bergabung di Grup Telegram  Topsumbar News Update, caranya klik link https://t.me/topsumbar kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel

Pos terkait