Keterbatasan Personel, Kepala BNN Sawahlunto Optimalkan Upaya Pemberantasan Narkoba di Tiga Wilayah

Keterbatasan Personel, Kepala BNN Sawahlunto Optimalkan Upaya Pemberantasan Narkoba di Tiga Wilayah

TOPSUMBAR – Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Sawahlunto, AKBP Erlis, S.E., M.H., terus berupaya menjalankan tugas pemberantasan narkoba di tengah keterbatasan personel.

Ditemui di ruang kerjanya pada Rabu (30/10/2024), Erlis optimisme dalam mengatasi tantangan operasional, meski saat ini hanya memiliki 27 personel untuk menjangkau tiga wilayah, yakni Kota Sawahlunto, Kabupaten Sijunjung, dan Kabupaten Dharmasraya.

Menurutnya, idealnya BNN Sawahlunto membutuhkan setidaknya 74 personel untuk dapat menjalankan tugas secara optimal.

Bacaan Lainnya

“Saat ini, kami hanya bisa memaksimalkan jumlah personel yang ada. Kami harap di masa mendatang dapat terpenuhi,” ungkapnya.

Erlis juga menjelaskan biaya operasional yang besar dalam setiap penugasan, dengan pengeluaran mencapai 600-700 ribu rupiah per personel untuk perjalanan tunggal.

“Jika memerlukan lebih dari satu personel atau harus menginap, biayanya tentu bertambah,” tambahnya.

Ia berharap dukungan dari pemerintah daerah dan seluruh pemangku kepentingan untuk terus bersinergi demi keberhasilan misi pemberantasan narkotika yang berdampak besar pada masa depan generasi muda.

Tahun 2024 ini, BNN Sawahlunto telah merehabilitasi 15 orang, melakukan pascarehabilitasi untuk 6 orang, dan membina 3 orang melalui program Desa Bersinar.

“Hingga Oktober 2024, sosialisasi telah dilakukan 27 kali, menjangkau hingga 2.609 orang. Upaya ini sangat penting untuk menciptakan masyarakat yang sadar akan bahaya narkoba,” jelas Erlis.

Selain itu, Erlis juga mengungkapkan bahwasanya kegiatan sosialisasi juga telah dilakukan pada tahun 2023 lalu, dan telah dilakukan sebanyak 72 kali dengan memberikan kesempatan bagi 15.270 orang.

Dalam hal penindakan, tercatat satu kasus sepanjang tahun 2024, yakni penangkapan RG (30) asal Kabupaten Sijunjung dengan barang bukti 2,3 gram sabu.

“Penggunaan anggaran kami lebih difokuskan pada rehabilitasi dan sosialisasi, sementara biaya penindakan diprioritaskan agar efisien, sehingga dapat meminimalisir biaya,” tambahnya.

Di akhir, Erlis mengungkapkan bahwa angka kasus narkotika di Sawahlunto telah menunjukkan penurunan yang signifikan tahun ini, berkat sosialisasi dan program antisipatif di masyarakat.

“Kami akan terus berupaya menjaga wilayah ini dari pengaruh narkoba,” tutupnya.

(ROL)

Dapatkan update berita terbaru dari  Topsumbar. Mari bergabung di Grup Telegram  Topsumbar News Update, caranya klik link https://t.me/topsumbar kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel

Pos terkait