TOPSUMBAR – Indeks Perkembangan Harga (IPH) Kota Padang Panjang menunjukkan tren penurunan yang konsisten selama 17 pekan berturut-turut.
Meski hasil ini menggembirakan, Penjabat (Pj) Wali Kota Padang Panjang, Sonny Budaya Putra, mengingatkan jajaran pemerintahan untuk tidak lengah dan tetap waspada terhadap kemungkinan kenaikan inflasi di masa depan.
“Capaian ini harus menjadi motivasi untuk terus berinovasi, namun kita tetap harus waspada dengan melaksanakan langkah-langkah konkret terkait pengendalian inflasi secara konsisten,” tegas Sonny dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah, Rabu (2/10/2024) di Ruang VIP Balai Kota.
Menurut data yang disampaikan dalam rakor tersebut, pada September 2024, inflasi Kota Padang Panjang mengalami deflasi sebesar -0,12 persen.
Secara perhitungan tahunan (year-on-year), inflasi tercatat sebesar 1,84 persen, sementara inflasi kalender (year-to-date) mencapai 0,74 persen.
Kelompok makanan, minuman, tembakau, serta transportasi menjadi faktor utama yang mendorong deflasi.
Kepala Bagian Perekonomian dan Sumber Daya Alam Setdako, Putra Dewangga, menambahkan bahwa inflasi year-on-year di Padang Panjang untuk September tercatat sebesar 1,70 persen, menurun dari 2,67 persen pada Agustus.
Secara bulanan, deflasi pada bulan ini mencapai -0,28 persen, sedikit membaik dibanding deflasi Agustus yang berada di angka -0,32 persen.
“IPH Padang Panjang pada minggu keempat September 2024 tercatat sebesar -1,69, yang menunjukkan fluktuasi harga yang rendah. Komoditas utama yang berkontribusi terhadap penurunan ini adalah cabai merah, susu bubuk, dan jeruk,” jelas Putra.
Meski angka-angka ini memberikan sinyal positif, Pemko Padang Panjang tetap menekankan pentingnya menjaga momentum ini dengan terus melakukan pengawasan harga dan menjaga stabilitas ekonomi kota.
(AL)
Dapatkan update berita terbaru dari Topsumbar. Mari bergabung di Grup Telegram Topsumbar News Update, caranya klik link https://t.me/topsumbar kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel
