Polres Solok Selatan Rayakan HUT Polwan ke-76

Polres Solok Selatan Rayakan HUT Polwan ke-76

TOPSUMBAR – Polres Solok Selatan menggelar acara syukuran memperingati Hari Ulang Tahun Polisi Wanita (HUT Polwan) ke-76 di Gedung Sarja Arya Racana pada Kamis, 18 September 2024.

Acara ini dihadiri oleh Ketua Cabang Bhayangkari Solok Selatan Ny. Desti Arief Mukti, Wakapolres Kompol Efdar Roza, dan seluruh Pejabat Utama (PJU) Polres Solok Selatan.

AKBP Arief Mukti Surya Adhi Sabhara dalam sambutannya mengungkapkan kebanggaannya terhadap Polwan yang bertugas di Polda Sumatera Barat.

Bacaan Lainnya

“Saya ucapkan selamat ulang tahun Polwan ke 76 yang jatuh pada tanggal 1 September. Pada hari itu Polwan melaksanakan acara di Bukittinggi,” kata AKBP Arief Mukti Surya Adhi Sabhara.

Arief Mukti juga menegaskan bahwa saat ini terdapat lima Polwan yang bertugas di Polres Solok Selatan.

Ia menyarankan agar Polwan terus mengembangkan ilmu dan kemampuan mereka, karena banyak posisi penting di Polri yang kini diisi oleh Polwan.

“Tidak ada perbedaan, terus tingkatkan kemampuan dalam bertugas. Semoga Polwan dapat memberikan kontribusi lebih baik lagi untuk kemajuan bangsa dan negara,” tambahnya.

Tema peringatan HUT Polwan tahun 2024 adalah “Polwan Presisi Mendukung Percepatan Transformasi Ekonomi yang Inklusif dan Berkelanjutan Menuju Indonesia Emas”.

Diketahui, Polwan di Indonesia, dimulai pada tahun 1948 ketika kebutuhan akan pemeriksaan wanita dalam kasus hukum.

Saat itu polisi kesulitan memeriksa fisik korban, tersangka maupun saksi wanita dalam penanganan sebuah kasus. Sehingga pada saat itu, polisi harus meminta bantuan kepada para istri polisi dan pegawai sipil wanita untuk melakukan pemeriksaan fisik.

Hal ini kemudian memunculkan ide untuk melibatkan wanita dalam kepolisian.

“Organisasi Wanita serta Organisasi Wanita Islam di Bukittinggi berinisiatif untuk mengusulkan kepada Pemerintah untuk mengikutsertakan wanita dalam pendidikan kepolisian,” tambahnya.

Cabang Djawatan Kepolisian Negara untuk Sumatera yang berada di Bukittinggi kemudian menyetujui usulan ini untuk memberikan kesempatan kepada wanita pilihan untuk dididik menjadi seorang polisi.

Inisiatif ini kemudian mendapat dukungan dari pemerintah, dan pada 1 September 1948, enam wanita pertama resmi mengikuti pendidikan sebagai Polwan.

Keenam wanita tersebut ialah, Mariana Saanin, Nelly Paulina, Rosmalina Loekman, Dahniar Sukotjo, Djasmainar, serta Ronalia Taher.

Mereka kemudian menjalani pelatihan sebagai inspektur polisi di SPN Bukittinggi, bergabung dengan 44 siswa laki-laki.

Tanggal 1 September pun kemudian ditetapkan sebagai hari lahir Polisi Wanita.

Namun baru beberapa bulan para calon Polwan ini mengikuti pendidikan, pada 19 Desember 1948 terjadi agresi militer Belanda ke-II.

Sehingga pendidikan inspektur polisi di Bukittinggi dihentikan dan ditutup.

Pada 1950 sekira bulan juli, dengan adanya pengakuan kedaulatan terhadap Indonesia, keenam calon inspektur polisi wanita tersebut kembali dilatih.

Dari situlah mereka mendapat pendidikan dan pelajaran mengenai ilmu-ilmu kemasyarakatan, pendidikan dan ilmu jiwa, pedagogi, sosiologi, psikologi, dan latihan anggar, jiu jit su, judo, serta latihan militer.

Pada tanggal 1 Mei 1951 mereka ke enam polwan tersebut berhasil menyelesaikan pendidikan dan resmi bertugas di Djawatan Kepolisian Negara dan Komisariat Polisi Jakarta Raya.

Setelah bertugas, para polwan ini mendapat tugas khusus kepolisian terkait dengan wanita, anak-anak, dan masalah-masalah sosial seperti mengusut, memberantas dan mencegah kejahatan yang dilakukan oleh atau terhadap wanita dan anak-anak.

Selain itu, mereka juga memberikan dukungan kepada petugas kepolisian lainnya dalam penyelidikan dan pemeriksaan kasus, khususnya dalam menangani pemeriksaan fisik wanita yang menjadi terdakwa atau saksi dalam kasus-kasus tertentu.

Serta, mengawasi dan memberantas pelacuran, perdagangan perempuan dan anak-anak.

Pada tahun 1993 dalam rangka memperingati kelahiran Polwan di Indonesia, dibangun sebuah monumen Polwan di Bukittinggi, Sumatera Barat.

Monumen tersebut diresmikan oleh Kapolri pada saat itu Jenderal Polisi Drs Banoeroesman Astrosemitro pada 27 April 1993.

Seiring perkembangan zaman Pada tahun 1990, jumlah Polwan di Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan.

Pada tahun 2002, wanita diberikan kesempatan untuk mengikuti pendidikan perwira di Akademi Kepolisian (Akpol).

“Sejak saat itu, kesempatan bagi Polwan untuk menempati posisi strategis di kepolisian semakin terbuka. Hal ini memungkinkan Polwan untuk menunjukkan eksistensi dan kesetaraan dengan rekan pria mereka dalam menjalankan tugas dan fungsi kepolisian,” tambahnya.

(KMS)

Dapatkan update berita terbaru dari  Topsumbar. Mari bergabung di Grup Telegram  Topsumbar News Update, caranya klik link https://t.me/topsumbar kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel

Pos terkait