TOPSUMBAR – Kerusakan jalan poros di Nagari Koto Sawah, Kecamatan Lembah Melintang, Kabupaten Pasaman Barat (Pasbar), Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) semakin memprihatinkan dan meresahkan masyarakat setempat.
Pasalnya, akibat kerusakan jalan yang parah, beberapa kendaraan terutama truk pengangkut tandan buah segar kelapa sawit mengalami kerusakan dan terjebak di jalan tersebut.
Pantauan di lapangan, Senin (19/8/2024) pagi, ada puluhan mobil truk angkutan tandan buah segar kelapa sawit yang mengantri disepanjang jalan poros tersebut.
Sehingga, aktivitas masyarakat khususnya pelangsir sawit dan pedagang jadi terganggu.
Saat dikonfirmasi salah seorang warga yang ingin melintas, Abdi, mengungkapkan bahwa ia belum dapat melewati jalan tersebut sejak pukul 07.00 WIB, dikarenakan ada mobil truk rusak tepat di tengah jalan.
“Kami terpaksa menunggu, karena ada mobil angkutan kelapa sawit yang rusak di tengah jalan. Diduga, kerusakan itu terjadi pada bagian roda depan mobil, sehingga tidak bisa digeser ke pinggir,” sebutnya.
Selain itu juga dikatakan warga lainnya, Elmi, akibat antrian ini jadwal panen terpaksa dirubah. Karena, tidak bisa dijemput oleh mobil angkutan sawit.
“Terpaksa kita menunggu mobil ini pulang dari pabrik, baru bisa mereka jemput sawit. Daripada menunggu terlalu lama, lebih baik panen ditunda dulu,” jelasnya.
Menurut Ketua Badan Permusyawaratan (Bamus) Nagari Koto Sawah, Ramlan Sarwani saat berada di lokasi antrian mengatakan, bahwa mobil rusak itu diduga akibat dari hancurnya jalan poros ini.
Karena menurutnya, sejak tiga minggu yang lalu, perbaikan jalan berupa penimbunan sudah tidak pernah dilakukan lagi.
“Kita sangat khawatir akan kondisi jalan ini kedepan, karena sangat parah dan akan lebih parah lagi. Sementara kendaraan yang melintas semakin banyak,” sebutnya.
Dijelaskan Ramlan, di Koto Sawah ini diperkirakan ada sekitar 40 unit truk yang mengangkut kelapa sawit ke pabrik.
Ditambah mobil truk langsiran dari lapangan ke lokasi penumpukan. Sehingga, jumlah mobil yang lewat diperkirakan mencapai 10 kali bolak-balik.
“Dari jumlah kendaraan yang melintas itu tentunya akan berpengaruh besar terhadap kondisi jalan. Artinya, jalan rusak akan lebih rusak lagi tanpa ada perbaikan berupa penimbunan. Sampai kapan masyarakat ini merasakan jalan rusak, apakah selamanya,” tanya Ramlan.
Ia juga membandingkan, di beberapa bulan lalu para pengusaha mau memperbaiki jalan dengan menimbun secara swadaya mereka, sekarang tidak mau lagi.
Tentu, hal seperti ini perlu dipertanyakan, apakah ada yang salah apabila mereka memperbaiki jalan.
“Semoga, mobil ini cepat diperbaiki dan kendaraan bisa kembali lancar,” harapnya.
Secara terpisah, Kepala Jorong Koto Sawah, Khairullah, membenarkan adanya antrian panjang di jalan poros tersebut akibat kerusakan truk pengangkut sawit.
“Kita sudah meninjau ke lapangan, dan sudah kita informasikan ke pihak pemerintah,” sebutnya singkat.
Terkait penimbunan jalan oleh swadaya, dikonfirmasi salah seorang pengusaha peron, Apen, mengatakan bahwa jalan poros Koto Sawah memang sudah rusak berat.
Apen mengungkapkan selama ini ia telah melakukan penimbunan jalan secara swadaya. Namun, saat ini penimbunan sedang terhenti karena mobil masih sibuk untuk melakukan pengangkutan buah ke pabrik.
“Kita tidak boleh lagi pakai mobil tronton, sehingga mobil yang biasa kita untuk nimbun jalan tidak bisa diganggu, karena angkut buah sawit ke pabrik. Kita biarkan saja lagi, sampai pemerintah membangunnya,” cetusnya.
(BB)
Dapatkan update berita terbaru dari Topsumbar. Mari bergabung di Grup Telegram Topsumbar News Update, caranya klik link https://t.me/topsumbar kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel