TOPSUMBAR – Kota Padang dikenal sebagai salah satu daerah rawan bencana di Indonesia, menghadapi ancaman gempa bumi, tsunami, banjir, dan berbagai bencana lainnya.
Informasi yang akurat dan tepat waktu menjadi faktor krusial dalam memastikan keselamatan warga kota.
“Informasi mengenai gempa dan tsunami selama ini kita peroleh dari BMKG, yang merupakan lembaga resmi yang memastikan kejadian gempa dan tsunami. Ketika BMKG menginformasikan tentang potensi bencana, baik gempa atau tsunami, langkah-langkah yang perlu diupayakan oleh pemerintah dan insan kebencanaan serta kebutuhan masyarakat harus segera direspon,” jelas Asisten I, Edi Hasymi, saat menjadi narasumber pada acara Sharing Session ‘Kota Padang Bertutur Rantai Peringatan Dini MKG’ di Gedung Bagindo Aziz Chan, Youth Centre, pada Selasa 6 Agustus 2024.
Edi Hasymi menambahkan, langkah awal dalam menghadapi bencana adalah mencari dan memahami informasi terkait.
Setelah menerima informasi, tindakan yang tepat harus segera disiapkan untuk menghadapi bencana.
“Sejak tahun 2009 hingga sekarang, banyak kemajuan telah dilakukan oleh BMKG. Kami berharap BMKG terus mengupdate teknologi informasi sehingga dapat memberikan informasi yang akurat dalam mengantisipasi bencana,” ujarnya.
Kepala Pusat Gempa dan Tsunami, Daryono, menyebutkan bahwa Kota Padang berada di zona megathrust, menjadikannya salah satu daerah dengan risiko tinggi terhadap bencana.
Mitigasi bencana sangat penting agar masyarakat dapat melakukan evakuasi mandiri.
“Dengan mitigasi yang tepat, dampak bencana dapat dikurangi. Diharapkan melalui sharing session ini, masyarakat akan lebih siap dalam menghadapi bencana,” ungkap Daryono.
Sementara itu, Kepala Stasiun Geofisika Padang Panjang, Suaidi Ahadi, mengungkapkan adanya ‘gap’ antara pemberi informasi (BMKG) dengan pemerintah daerah dan masyarakat.
Untuk mengurangi ‘gap’ tersebut, masyarakat dihimbau untuk menginstal aplikasi Info BMKG, agar lebih cerdas dalam menerima informasi bencana.
“Kota Padang adalah kota pesisir yang rentan terhadap bencana seperti gempa, tsunami, dan banjir rob akibat pasang surut dan curah hujan. Sumbar, sebagai wilayah pesisir bagian barat, tidak memiliki zona musim yang jelas, sehingga musim hujannya berlangsung sepanjang tahun,” jelasnya.
Acara ini juga menghadirkan narasumber lain seperti Kalaksa BPBD Hendri Zulviton, perwakilan dari Kogami dan PMI Sumbar.
Sharing session ini turut melibatkan Kepala Pusat Gempa dan Tsunami, Daryono, yang berpartisipasi secara virtual.
(HR)
Dapatkan update berita terbaru dari Topsumbar. Mari bergabung di Grup Telegram Topsumbar News Update, caranya klik link https://t.me/topsumbar kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel