Malam Puncak Galanggang Arang #8 di Padang Panjang Semarak

TOPSUMBAR – Malam Puncak Galanggang Arang #8 di Kota Padang Panjang berlangsung semarak dan menandai berakhirnya rangkaian kegiatan ekosistem kebudayaan di sepanjang Warisan Tambang Batu Bara Ombilin Sawahlunto (WTBOS).

Galanggang Arang yang tahun ini bertemakan “Anak Nagari Merawat Warisan Dunia”, dilaksanakan di Stasiun Kereta Api kota Padang Panjang sejak Selasa (6/8/2024), berlangsung sukses dan ditutup secara resmi oleh Penjabat (Pj) Sekdako,  Winarno, Rabu (7/8/2024) malam.

Pada malam penutupan berbagai pertunjukan seni ditampilkan siswa Thawalib Gunung, SMP N 1, SMP N 2, Sanggar si Kumbang Tabang, dan ditutup dengan penampilan penyanyi Minang, Adim, menghibur ribuan warga yang datang.

Kegiatan Galanggang Arang digelar Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) melalui Direktorat Jenderal Kebudayaan.

Pj Sekdako Winarno dalam sambutannya mengapresiasi acara tersebut. Dirinya berharap Galanggang Arang bisa menjadi event tahunan lantaran kegiatan itu bisa mengenalkan masyarakat Padang Panjang terhadap peninggalan budaya di kota ini .

“Stasiun Padang Panjang mempunyai nilai sejarah, stasiun yang terluas, strategis, berada di perlintasan dan merupakan warisan dunia yang ditetapkan UNESCO,” ujarnya.

Lebih lanjut, Winarno menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah mempersiapkan kegiatan ini. Ramainya warga yang hadir, sebutnya, berdampak terhadap peningkatan perekonomian usaha mikro kecil.

Hal yang sama juga disampaikan Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Sumatera Barat, Efrinal Arifin melalui Galanggang Arang, katanya, masyarakat bisa mengetahui sejarah Stasiun Kereta Api sebagai warisan tidak ternilai dan diakui dunia.

“Kegiatan Galanggang Arang maksudnya agar kita menghayati pernah dulunya Mak Itam lewat dari Sawahlunto membawa batu bara. Sesuatu yang berharga. Dahulunya pernah menjadi yang terbaik. WTBOS sudah diakui UNESCO sejak 2019 lalu,” pungkasnya.

Khusus tahun ini kegiatan Galanggang Arang #8 di Padang Panjang diadopsi dengan delapan bentuk kegiatan. Di antaranya dialog kebudayaan, workshop, pemutaran film kebudayaan, permainan anak nagari, makan bajamba, jelajah, diskusi serta tampilan panggung pertunjukan.

(AL)

Pos terkait