Tidak Diterima Amal Sholeh Karena Memutus Silaturahmi Jika Meninggal akan Masuk Neraka

Kajian Jumat Oleh : Amri Zakar Mangkuto Malin, SH, M. Kn

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْه ُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اما بعـد
قال الله تعالى: اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.
يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا.

Pembaca Topsumbar yang setia, dengan keimanan dan senantiasa merindukan kebenaran senantiasa tersampaikan ketika ada yang menggantinya dengan kesalahan dan menyembunyikan dibalik penampilan dan jabatan serta kepopuleran.

Kaum muslimin yang dirahmati Alloh SWT.

Permusuhan dan kebencian dua hal yang hampir sama, permusuhan akan terlihat dengan kata kata dan sikap, baik di dunia nyata maupun di media sosial, diksi yang digunakan tentunya berisikan KEBENCIAN, atau sikap tidak suka yang terkadang melahirkan permusuhan dalam aktivitas sehari hari.

Keadaan ini bisa terjadi dalam aktivitas sehari hari seperti persaingan jabatan dalam organisasi, persaingan jabatan dan kedudukan dalam instansi pemerintah maupun swasta, persaingan menjadi calon legislative, persaingan menjadi pemimpin ditingkat Rt, RW, Desa, Kecamatan, Kabupaten dan Provinsi bahkan persaingan memperebutkan kekasih atau pacar dikalangan pengguna kasih sayang yang dapat berubah menjadi pengguna Kebencian dan permusuhan.

AJAL PALING DEKAT DENGAN KEHIDUPAN, MAKA JIKA MENINGGAL KETIKA BERMUSUHAN DAN MEMUTUS SILATURAHMI MAKA NERAKA SIAP MENANTINYA

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tidak halal bagi seorang muslim untuk memboikot saudaranya lebih dari tiga hari. Barangsiapa yang memboikot saudaranya lebih dari tiga hari, lantas ia wafat, maka ia masuk neraka.“ [HR. Abu Dawud).

KEMATIAN DATANG KETIKA BERTENGKAR DAN BERMUSUHAN SUNGGUH SUATU KEMALANGAN YANG BESAR

Maka segeralah BERTEGUR SAPA DAN SILATURAHMI sebelum ajar datang tiba-tiba sebagaimana hadist: “Tidak halal bagi seseorang apabila ia memutuskan hubungan dengan saudaranya sesama muslim melebihi tiga hari, keduanya saling bertemu namun saling mengacuhkan satu sama lain dan yang terbaik dari keduanya adalah yang memulai menegur dengan mengucapkan salam.” [HR. Bukhari  dan Muslim ].

ALLAH AKAN MEMUTUS SILATURAHMI DIANTARA ORANG YANG SUDAH MEMUTUSNYA DAN TANGGUNGANNYA ADA PADA ALLAH SWT

Orang yang diputuskan silaturahmi oleh orang yang mesti saling tolong dalam kehidupan dunia, maka Allah menjadi penolongnya, sebagaimana hadist: ”Sesungguhnya Allah menciptakan makhluk. Dan jika telah usai darinya, rahim berdiri lalu berkata, ‘Ini adalah tempat berlindung dari pemutusan silaturahmi.’ Maka Allah berfirman, ‘Ya, bukankah kamu merasa senang aku akan menyambung hubungan dengan orang yang menyambungmu, dan akan memutus orang yang memutuskan denganmu?’ Dia menjawab, ‘Ya.’ Allah Ta’ala berfirman, ‘Demikian itu hakmu.’” (HR.Muslim).

PERINTAH MENYAMBUNG DAN MEMELIHARA HUBUNGAN BAIK SEJALAN DENGAN PERINTAH SALAT

Perintah menyambung silaturahmi sejalan dengan perintah salat, sehingga siapa yang mendirikan salat semestinya menyambung silaturahmi, bukan hanya mementingkan amalan sendiri, seperti rajin salat tetapi tidak mau bertegur sapa dengan manusia lainnya? Padahal perintah silaturahmi itu sejelan dengan perintah salat, terutama ketika salat kita akan bertemu dan berpapasan dengan orang yang dikenal maupun tidak, tentu itu dapat menciptakan silaturahmi

Menyambung silaturahmi merupakan suatu ibadah yang dapat memasukkan ke syogra, sedangkan memutuskannya dapat menghalangi masuk ke syorga.

Abu Ayub Al-Ansari radhiyallahu ‘anhu menceritakan, “Seorang laki-laki berkata, “Wahai Rasulullah, beritahukanlah kepadaku suatu amalan yang dapat memasukkanku ke surga. ”Orang-orang pun berkata, “Ada apa dengan orang ini, ada apa dengan orang ini.” Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Biarkanlah urusan orang ini.” Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam melanjutkan sabdanya, “Kamu beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukannya, menegakkan salat, dan membayar zakat, serta menjalin tali silaturahmi.” (HR. Bukhari).

SIKSA DAN DOSA MEMUTUS SILATURAHMI DISEGERAKAN DI DUNIA

Jangan mengira memutuskan silaturahmi adalah CARA SELAMAT DARI MASALAH, tetapi Allah menyediakan siksa yang besar, sebagaimana hadist:  “Tidak ada satu dosa yang lebih pantas untuk disegerakan hukuman bagi pelakunya di dunia bersamaan dengan hukuman yang Allah siapkan baginya di akhirat daripada baghyu (kezaliman dan berbuat buruk kepada orang lain) dan memutuskan tali kerabat.” (HR. Bukhari, Tirmidzi  dan Abu Dawud).

DITOLAKNYA AMAL SHOLEH YANG MEMUTUSKAN SILATURAHMI

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,  ‘Sesungguhnya amal ibadah manusia diperlihatkan setiap hari Kamis malam Jumat. Maka tidak diterima amal ibadah orang yang memutuskan hubungan silaturahmi.’” (HR. Bukhari).

TERHALANG MEMASUKI SYORGA ORANG YANG MEMUTUSKAN SILATURAHMI

Sering apabila sudah menganggap diri sholeh dan taat, maka orang orang yang dulunya jadi teman bahkan saudara dilupakan bahkan tidak dikunjungi dan tidak dibantu kesulitannya, ingatlah ada DOSA yang sangat besar dibalik memutus silaturahmi dibandingkan amalan yang dilakukan ketika prilaku suka memutus silaturahmi

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Tidak akan masuk surga orang yang memutus silaturahmi.” (HR. Bukhari dan Muslim).

MEMUTUS SILATURAHMI MELAHIRKAN SIFAT SUKA BERGUNJING, MEMFITNAH DAN PIKIRAN NEGATIF TERHADAP DIRI DAN ORANG LAIN

Ketika prilaku suka bergunjing dan memfitnah, ingatlah ALLAH AKAN MENEBARKAN AIBNYA dengan cara yang tidak disangka-sangka walaupun dia menutupinya dengan cara keahlian ilmu dan pengalaman buruknya.

Dari Abu Burdah Radhiyallahu anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Wahai orang-orang yang beriman dengan lidahnya, tetapi iman tidak masuk ke hatinya, jangan kalian menggunjing kaum Muslimin dan jangan mencari aib-aib mereka ! Karena barangsiapa mencari aib-aib mereka maka Allâh akan mencari-cari aibnya dan barangsiapa aibnya dicari-cari oleh Allâh maka Allâh akan mempermalukannya (meskipun ia berada) di rumah.[ Shahih: HR. Abu Dâwud  dan Ahmad).

KASIH SAYANG BERUJUNG PERMUSUHAN DAN KEBENCIAN

Sering orang yang berkasih sayang berujung permusuhan, kenapa ini bisa terjadi? Padahal apabila tahu manfaat berkasih sayang Allah menjadikanya orang yang disayangNya sebagaimana hadist: Jarīr bin Abdillah -raḍiyallāhu ‘anhu- meriwayatkan: Rasulullah ﷺ bersabda, “Siapa yang tidak menyayangi manusia, tidak akan disayangi oleh Allah ﷻ.”
(Hadis sahih – Muttafaq ‘alaih).

PELAJARILAH NASAB KETURUNAN AGAR ERAT JALINAN KELUARGA SENASAB

Sering terjadi, karena tidak tahu hubungan keluarga satu sama lain, menjadikan orang yang bertali nasab seperti orang lain bahkan bermusuhan, karena tidak tahu apa arti dan manfaat hubungan nasab, bagaimanapun baiknya dengan orang lain, BAIK DAN BURUK akan terpulang pada keluarga senasab.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Belajarlah dari nasab kalian yang dapat membantu untuk silaturahmi karena silaturahmi itu dapat membawa kecintaan dalam keluarga, memperbanyak harta, serta dapat memperpanjang umur.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi).

AMALAN DILAPORKAN MALAIKAT KEPADA ALLAH SETIAP SENIN DAN KAMIS, DAN AKAN DITUNDA AMALAN BAIK ORANG YANG BERMUSUHAN DAN MEMUTUS SILATURAHMI

Ketika seseorang yang rajin salat, rajin puasa dan rajin membaca alquran, tetapi SUKA MENEBAR KEBENCIAN DAN PERMUSUHAN maka amalannya akan ditahan malaikat untuk disampaikan kepada Allah SAMPAI MEMPERBAIKI SIKAPNYA. Yaitu berdamai dan menyambung silaturahmi

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Pintu-pintu Surga dibuka pada hari senin dan kamis, maka di ampunilah seluruh hamba yang tidak berbuat kesyirikan sama sekali, kecuali seseorang yang ada permusuhan dengan saudaranya (sesama muslim) maka akan dikatakan, “Tangguhkanlah dua orang ini sampai keduanya mau berdamai, tangguhkanlah dua orang ini sampai keduanya mau berdamai, tangguhkanlah dua orang ini sampai keduanya mau berdamai”. [HR. Muslim, Abu Dawud, dan Turmudzi].

PENYAKIT UMAT AKHIR ZAMAN ADALAH SUKA BERMUSUHAN DAN SALING MENEBAR KEBENCIAN

Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, dia mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Umatku akan ditimpa penyakit yang juga menimpa umat-umat sebelumnya.” Lalu mereka bertanya, “Wahai Rasulullah, penyakit apa itu?” Kemudian beliau Rasulullah SAW bersabda, “Sombong, angkuh, bermewah-mewahan, bermusuh-musuhan dalam urusan dunia, saling membenci dan saling dengki hingga kelewat batas.” (HR Al-Hakim).

PERMUSUHAN DAN KEBENCIAN ADALAH PERBUATAN HARAM YANG DIBERIKAN TOLERANSI SELAMA 3 HARI, JIKA TIDAK APABILA MENINGGAL DALAM BERMUSUHAN MAKA DIA MASUK NERAKA

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tidak halal bagi seorang muslim untuk memutuskan hubungan dengan saudaranya melewati dari tiga malam”. [HR. Bukhari  dan Muslim].

Bagaimana jika tak saling tegur sapa itu telah lewat tiga hari/tiga malam?

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tidak halal bagi seorang muslim untuk memboikot saudaranya lebih dari tiga hari. Barangsiapa yang memboikot saudaranya lebih dari tiga hari, lantas ia wafat, maka ia masuk neraka.“ [HR. Abu Dawud).

Memutus silaturahmi dan permusuhan sama dengan membunuh orang yang dimusuhi dan menumpahkan darahnya, sebagaimana hadist:

“Barangsiapa yang memboikot saudaranya selama satu tahun, maka dia seakan-akan telah menumpahkan darahnya.“ [HR. Abu Dawud dan Ahmad].

MEMUTUS SILATURAHMI MENODAI HATI SENDIRI DENGAN KEBURUKAN SELAMA TIDAK BERTEGUR SAPA DAN BERMUSUHAN DAN HATI MENJADI KERAS TIDAK DAPAT MENERIMA NASEHAT

Jika satu musuh atau satu tak tegur sapa, melahirkan dosa apalagi menciptakan banyak musuh dan ghibah, tentu dosanya akan menumpuk jadi dosa besar, terutama HATI MENJADI MATI, keras dan TIDAK MAU MENDEGAR NASEHAT dan MENGANGGAP BAIK SUATU YANG BISA SAJA MEMBAWA KEBURUKAN YANG TAK TERDUGA SETELAHNYA.

Sebagaimana hadist: Sahabat Abu Hurairah  menuturkan, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, “Seorang hamba apabila melakukan suatu kesalahan, maka di titikkan dalam hatinya sebuah noktah hitam, dan apabila dia meninggalkannya dan meminta ampun serta bertaubat, hatinya dibersihkan, dan apabila dia kembali berbuat dosa maka ditambahkan noktah hitam tersebut hingga menutup hatinya, dan itulah yang disebut dengan “Ar-raan” yang Allah sebutkan dalam firman-Nya: Sekali-kali tidak! Bahkan, apa yang selalu mereka kerjakan itu telah menutupi hati mereka (Hadits Riwayat At-Tirmidzi dan Ibnu Majah dan Ahmad).

Dengan uraian di atas,marilah kita saling mengingatkan kepada diri, keluarga, sahabat dan semua orang mukmin untuk saling berprasangka baik dan tidak berpikiran negative satu sama lain tetapi BERPRASANGKA BAIKLAH pada keadaan diri dan orang lain, agar baik KESUDAHANNYA, JANGAN BERHARAP BAIK TAPI PRASANGKA BURUK maka itu jauh dari kebaikan.

Karena dalam silaturahmi ada manfaat yang banyak sebagaimana hadist:  “Siapa yang ingin dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaknya ia menyambung silaturahminya (dengan kerabat).” (HR. Bukhari  dan Al-Baihaqi).

Sedangkan dalam memutus silaturahmi akan hadir permusuhan, kebencian dan ghibah bahkan melahirkan pikiran negatif dalam diri dan menyebabkan diri mengalami keadaan yang tidak tenang dan setiap hari dirundung pikiran buruk dan negatif, akibatnya kebaikan yang dihadirkan tetapi buruk juga penilaian hati dan perarsaan, sebaliknya KEBURUKAN AKAN MUDAH DATANG ketika hati sudah keras, bahkan menganggap baik suatu keburukan dan memusuhi kebaikan. Maka ingatlah firman Allah SWT: ”Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. (QS. Al-Hasyr: 7).

NUUN WALQOLAMI WAMA YASTHURUN.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

(Sukabumi, Jumat, 19 Juli  2024)

Penulis merupakan seorang pendakwah, dosen, penulis buku dan praktisi hukum

Pos terkait