Sumatera Barat Alami Cuaca Panas hingga 2 Bulan Kedepan, Ini Penjelasan BMKG

Sumatera Barat Alami Cuaca Panas hingga 2 Bulan Kedepan, Ini Penjelasan BMKG

TOPSUMBAR – Sumatera Barat (Sumbar) tengah mengalami cuaca ekstrem dalam beberapa hari terakhir. Suhu siang hari yang panas dan terik, terutama di daerah pesisir, serta malam hari yang dingin dan kering telah menjadi keluhan utama warga di Sumatera Barat.

Selama bulan Juli, cuaca cerah mendominasi siang hari di wilayah Sumbar, sementara malam hari cenderung lebih dingin dan kering untuk sebagian wilayah.

Kondisi ini tidak hanya berdampak pada kenyamanan masyarakat tetapi juga pada sektor pertanian yang mulai mengalami kekeringan.

Bacaan Lainnya

Baca Juga : Gudang Olympic di Koto Tangah Dilahap Si Jago Merah, 10 Unit Mobil Damkar Dikerahkan

Selain kekeringan, kebakaran juga sering terjadi khususnya di Kota Padang, salah satunya adalah kebakaran gudang Olympic di Koto Tangah pada pertengahan Juli. Lalu, kebakaran rumah dan warung makan yang terjadi di beberapa wilayah di Kota Padang.

Menurut Yudha Nugraha, Koordinator Bidang Observasi dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Minangkabau, cuaca panas saat ini disebabkan oleh pola angin kering yang berasal dari Australia.

Selain itu, kondisi ini juga bertepatan dengan musim kemarau yang tengah melanda Indonesia, termasuk di Sumatera.

“Saat ini kita sedang memasuki musim kemarau, ini disebabkan oleh arah angin yang masuk ke Indonesia yang berasal dari Australia. Angin ini cenderung kering dan sebagian di Pulau Jawa cenderung dingin, yang menyebabkan munculnya embun beku,” jelas Yudha Nugraha saat dihubungi Topsumbar.co.id melalui Whatsapp pada Jumat, 26 Juli 2024.

Baca Juga : Cuaca Panas, BPBD Kota Padang Imbau Masyarakat Waspada Bahaya Kebakaran

Yudha menjelaskan bahwa suhu udara di Sumbar saat ini masih tergolong normal, berkisar antara 32-33 derajat Celcius. Sedangkan menurutnya, suhu yang tergolong ekstrem tersebut berada di angka 35 derajat Celcius.
Namun, teriknya matahari sangat terasa, terutama bagi mereka yang beraktivitas di luar ruangan.

“Suhu udara yang terasa panas ini disebabkan oleh rendahnya tingkat tutupan awan. Cuaca cerah di siang hari menyebabkan radiasi matahari yang tinggi, sehingga sangat terasa di kulit,” tambahnya.

Dikatakannya, radiasi matahari paling intens terjadi antara pukul 10.00 hingga 15.00 WIB, dengan aktivitas ultraviolet yang cukup berbahaya bagi kulit. Selain risiko kesehatan, periode ini juga meningkatkan potensi terjadinya kebakaran lahan.

BMKG memprediksi cuaca panas ini akan berlanjut hingga pertengahan Agustus dan awal September. Namun, beberapa daerah seperti Pasaman Barat dan Agam masih mengalami hujan ringan pada malam hari.

Masyarakat diimbau untuk mengambil langkah-langkah pencegahan terhadap risiko kesehatan akibat terik matahari serta meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi kebakaran lahan selama periode ini.

(AL/HR)

Dapatkan update berita terbaru dari  Topsumbar. Mari bergabung di Grup Telegram  Topsumbar News Update, caranya klik link https://t.me/topsumbar kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Pos terkait