TOPSUMBAR – Pemerintahan Kota (Pemko) Padang mengimbangkan Blue Economy and Green Economy, untuk melanjutkan pembangunan ramah lingkungan demi mengurangi emisi karbon.
Didi Aryadi selaku Asisten II Perekonomian dan Pembangunan, menyatakan bahwa kedatangan Giz China dan Indonesia dalam rangka memfokuskan konsep terhadap pembangunan yang akan berlanjut untuk mengurangi emisi karbo, serta memiliki bangunan yang ramah lingkungan.
“Untuk kondisi ekosistem khusus publik transportasi yang sudah menggunakan bus listrik, waktu lalu kita sudah menggunakan fasilitas Giz. Shenzhen Bus Grup juga melakukan korespondensi dengan Dishub Padang dan Perumda Padang Sejahtera Mandiri terkait pelaksanaan dan manajemen Tranportasi Publik di Padang,” ucap Didi di Forum Group Discusion (FDG), bersama Shenzhen Bus Group di ruang Abu Bakar Jaar, pada senin 22 juli 2024.
Pada kesempatan itu, Didi juga menyatakan bahwa ia akan melakukan kunjungan ke koridor 11-6 Trans Padang untuk melakukan peninjauan terkait model dan pengelolaannya.
“Kita sama-sama mengetahui, bahwa Shenzhen Bus Group telah mempunyai pengalaman, maka kita mengharapkan Shifting untuk memanfaatkan energi terbaru. Oleh karena itu, diperlukan adanya pengkajian yang lebih dalam penerapannya. Kita juga didukung oleh bappenas agar setiap daerah Concern terhadap energi terbaru. Ini berguna agar dapat mengurangi emisi karbon dengan cara mengurangi pemakaian energi fosil ketenaga listrik,” tambahnya.
Selain itu, Head of Component urban Act China, Tong Liu meyakini Pemko Padang mampu memanfaatkan peluang kedepannya.
Pihaknya juga menjelaskan bahwa bus listrik membutuhkan infrastruktur untuk mendukung pengisian daya konsisten.
“Kota Shenzhen di Provinsi Guangdong, Cina telah menjadi kota pertama untuk mengoperasikan 100 persen armanda busnya dengan bahan bakar listrik (e-bus). Kemudian pada akhir 2017, Shenzhen juga telah mengoperasikan 16 ribu unit bus listrik. Sedangkan pada tahun 2018, Shenzen juga mengoperasikan 13 ribu unit armada taksi listrik,” ungkapnya.
Ia berharap dengan adanya FGD ini dapat memberikan informasi utuk menjalankan suatu manajemen yang terintegrasi dengan transportasi umum.
“Untuk memperoleh hal ini, Shenzhen harus membuat ribuan pengisi baterai. Tujuannya ialah adanya perubahan ke bus listrik, tentunya membutuhkan dukungan dari kita bersama,” harapnya.
(CIA)