Ketika Belanda berhasil merebut Bengkulu kembali, sebagian Bangsa Cipei pindah ke Pariaman dan memperkenalkan Tabuik kepada masyarakat setempat.
Perkembangan Tabuik
Pada awal perkembangannya, Tabuik ditampilkan oleh 8 kelompok, yang kemudian menyusut menjadi 5 berdasarkan kampung-kampung.
Pada tahun 1910, Tabuik disesuaikan dengan adat istiadat Minangkabau, menjadikannya seperti yang kita kenal saat ini.
Namun, perayaan ini tidak selalu mulus, bahkan sempat terhenti pada tahun 1969 hingga 1980 karena kekurangan dana.
Tabuik kembali dihidupkan pada tahun 1980 di bawah pimpinan Bupati Pariaman, Anas Malik.
Sejak itu, hanya dua Tabuik yang ditampilkan, yaitu Tabuik Pasar dan Tabuik Subarang.
Tahapan Upacara Tabuik beserta Maknanya Secara Simbolis
- Maambiak Tanah
- Manabang Batang Pisang
- Bacakak
- Maatam
- Maarak Jari-Jari
- Maarak Sorban
- Tabuik Naik Pangkat
Setiap rangkaian acara yang telah disebutkan di atas memiliki makna simbolis.
Misalnya, tradisi Maarak Jari-Jari melambangkan bagian dari jasad Husain yang terbunuh.
Selain itu, ada juga ritual Bacakak yang mengingatkan kita dengan perang yang menewaskan Husain.
Biasanya, perayaan Tabuik ini akan dimeriahkan oleh suara gendang tabuik atau gendang tasa yang mirip bedug.