TOPSUMBAR – Ratusan pengunjung menyaksikan prosesi Manabang Batang Pisang, yang merupakan bagian dari rangkaian Pesona Budaya Tabuik Piaman 2024.
Acara ini berlangsung bertepatan dengan 5 Muharam 1445 H pada Jumat, 12 Juli 2024.
Ketua Tabuik, Firman Syakri Pribadi, yang akrab disapa ‘Ajo Fe’, menjelaskan bahwa prosesi Manabang Batang Pisang adalah tahap kedua dari serangkaian acara Pesona Budaya Tabuik Piaman.
“Prosesi ini merupakan yang kedua setelah prosesi Maambiak Tanah yang dilaksanakan pada 1 Muharam 1445 H, tepatnya 7 Juli 2024,” ujar Ajo Fe usai prosesi di Kelurahan Lohong.
Ajo Fe menjelaskan, untuk Tabuik Subarang, prosesi Manabang Batang Pisang dilakukan di Kampuang Kaliang, Kelurahan Lohong.
Sementara itu, untuk Tabuik Pasa, prosesi berlangsung di Simpang Alai Gelombang, Kelurahan Alai Galombang, Kecamatan Pariaman Tengah. Prosesi ini biasanya dimulai sekitar pukul 18.00 WIB dan berlangsung hingga selepas Maghrib.
Lebih lanjut, Ajo Fe menjelaskan bahwa batang pisang yang ditebang diambil dari lokasi tertentu oleh beberapa pemuda, sebagai gambaran pengambilan jenazah Husein bin Ali, cucu Nabi Muhammad SAW, yang syahid di medan pertempuran Karbala.
“Batang pisang ini ditanam bersama dengan batang pohon tebu dalam satu lubang. Prosesi Manabang Batang Pisang menggambarkan ketajaman pedang Husein dan ketangkasannya dalam pertempuran,” tambahnya.
Prosesi ini diawali dengan iring-iringan pedang yang akan digunakan untuk menebang batang pisang, diarak keliling dengan diiringi tabuhan tambua tasa oleh kedua anak tabuik yang didampingi oleh orang tua tabuik hingga tiba di lokasi.
“Saat kembali, Tabuik Pasa dan Subarang akan bertemu dalam perjalanan menuju daraga masing-masing. Pertemuan ini biasanya diiringi basalisiah (berselisih), yang berlangsung di Simpang Tugu Tabuik Pariaman, namun setelah itu tidak ada dendam antara kedua kelompok,” jelasnya.
Prosesi tersebut menarik perhatian warga dan pengendara yang berhenti untuk menyaksikan acara yang diadakan setiap tahun ini.
Salah satu pengunjung, Desma Putri (35), mengatakan bahwa dirinya bersama keluarga sengaja datang ke lokasi untuk melihat prosesi ini yang hanya diadakan setahun sekali.
“Sebelumnya, pada Minggu, 7 Juli 2024 lalu, kami juga menyaksikan prosesi Maambiak Tanah di Simpang Alai Galombang, Kecamatan Pariaman Tengah,” katanya.
Desma, yang biasanya tinggal di Pekanbaru, mengaku senang bisa menyaksikan prosesi ini sambil mengenalkan budaya Kota Pariaman kepada anak-anaknya.
“Ini menjadi edukasi bagi mereka, yang nantinya bisa mereka sampaikan kepada anak dan cucu mereka,” tutupnya.
(Zaituni)
Dapatkan update berita terbaru dari Topsumbar. Mari bergabung di Grup Telegram Topsumbar News Update, caranya klik link https://t.me/topsumbar kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.