TOPSUMBAR – Kabut pagi masih menyelimuti bagian perbukitan, saat kami mengunjungi Pemandian Pincuran Tujuh di Muaro Sijunjung pada Minggu, 7 Juli 2024.
Ini adalah hari libur, sekaligus liburan panjang bagi anak sekolah yang juga bertepatan dengan Tahun Baru Islam 1 Muharram 1446 Hijriyah yang notabene akan diliburkan pula seandainya jatuh pada hari Senin hingga Sabtu.
Dengan Harga Tiket Masuk (HTM) hanya Rp. 5.000,- per orang, kita bebas dari pagi hingga sore mandi-mandi di objek wisata yang dikelola secara kekeluargaan itu.
Di Pemandian Pincuran Tujuh yang telah beroperasi semenjak 12 tahun lalu, kita tidak akan menemukan pincuran yang jumlahnya tujuh.
“Pincuran tujuh adalah nama yang diberikan oleh anak-anak muda,” demikian diungkapkan Tena, si pemilik objek wisata.
Berkat adanya objek wisata pemandian itu, kini Tena telah mantap berjualan mie instant, mineral dalam kemasan dan minuman (kopi, teh, susu) saban hari.
Pada libur kenaikan kelas yang sedang berlangsung ataupun libur lebaran, omsetnya dalam sehari bisa mencapai delapan ratus ribu rupiah.
Tena tak sendirian berjualan, di lokasi tersebut juga terdapat dua warung lagi milik anak-anaknya dengan menu kerupuk kuah campur miehun, bakwan serta bubur kacang hijau dan pedagang luar daerah yang menjajakan buah dan es krim.
Empat unit kolam pemandian dengan ukuran dan kedalaman yang berbeda di lokasi itu, memanfaatkan air yang berasal dari “Bandar”.
Bandar (saluran air) tersebut berasal dari perbukitan, yang semasa dulunya memiliki dua buah pincuran, pincuran bagian atas adalah perempuan sedangkan pincuran bagian bawah (sekarang dekat seng pagar) untuk laki-laki.
Airnya yang jernih dan sejuk telah mengundang wisatawan lokal untuk datang, kapanpun mereka mau, karena pemandian dibuka setiap hari untuk pengunjung.
Pengunjung berdatangan dari Tanjung Ampalu, Lubuk Tarok, Tanjung Gadang, Kota Sawahlunto, Kabupaten Dharmasraya hingga Provinsi Riau.
Pemandian Pincuran Tujuh juga menyediakan sebelas unit saung, yang bisa dimanfaatkan untuk beristirahat ataupun makan bagi yang membawa bekal dari rumah.
Tak hanya itu, kamar mandi, toilet dan mushalla pun telah dipersiapkan demi kenyamanan pengunjung selama berada di objek wisata yang terletak di Jorong Subarang Sukam, Nagari Muaro.
Saking luasnya lokasi Pincuran Tujuh, terkadang lokasi itupun dijadikan sebagai area camping Pramuka di waktu-waktu tertentu dan yang tak kalah pentingnya juga tersedia arena swafoto.
Pada masa liburan seperti ini, jumlah karyawannya pun bisa mencapai 30 orang perhari.
“Yang bekerja disini memiliki hubungan kekeluargaan semua dengan kita,” ujar Tena.
“Bandar ini jika ditelusuri ke hulunya, akan ditemukan tujuh tingkatan batu yang dilewati air, itulah barangkali pemandian ini sehingganya dinamakan Pincuran Tujuh oleh anak-anak muda,” tambahnya.
Tak hanya Pemandian Pincuran Tujuh, air bandar juga dimanfaatkan untuk konsumsi rumah tangga serta irigasi untuk persawahan milik masyarakat.
Berada tak jauh dari Makam Syech Abdul Wahab, Surau Tenggi Calau dan Surau Tuo yang keseluruhannya adalah objek wisata cagar budaya, kini jalan menuju Pemandian Pincuran Tujuh telah dirigit beton.
“Jalan telah diperbaiki oleh pemerintah bulan Desember 2023 lalu sehingga bagi yang ingin mandi-mandi sudah lancar,” tutur Tena diusianya yang tak lagi muda.
(AG)
Dapatkan update berita terbaru dari Topsumbar. Mari bergabung di Grup Telegram Topsumbar News Update, caranya klik link https://t.me/topsumbar kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.