Sjahrir masih memiliki hubungan keluarga dengan Roehana Koeddoes dari ayah yang sama.
Ia mulai bergerak aktif dalam perjuangan kemerdekaan sejak usia 17 tahun dengan mendirikan mendirikan Tjahaja Volks Universiteit.
Selama kariernya, ia juga pernah menjabat menjadi menteri sebanyak 2 kali, yakni Menteri Dalam Negeri dan Menteri Luar Negeri.
Sjahrir juga mendapatkan penghormatan sebagai Pahlawan Nasional oleh Pemerintah RI pada tahun 1966.
Jejak sejarah Sjahrir di Koto Gadang terlihat dalam reruntuhan rumah keluarganya yang terbakar.
Kini, rumah itu hanya menyisakan beberapa bagian saja yang masih utuh, yaitu pondasi, teras, dan tangga utama.
Meskipun belum ada upaya untuk merevitalisasi, keberadaan rumah Sjahrir masih ada sebagai pertanda warisan keluarga Sjahrir.
Di Koto Gadang sendiri, nama Sutan Sjahrir digunakan sebagai plang nama sebuah jalan di pasar Koto Gadang.
Plang nama jalan ini akan mengarahkan Topers menuju rumah kediaman Sjahrir ini.
Koto Gadang semakin istimewa karena Rumah Roehanna Koeddoes yang menjadi tempat yang sering dikunjungi oleh Sutan Sjahrir.
Hal ini menjadi tanda keistimewaan Koto Gadang di kaki Gunung Singgalang.
Demikianlah informasi tentang jejak Sutan Sjahrir di Koto Gadang.
Meski bukan penduduk asli Koto Gadang, namun jejak sejarah yang telah tercipta di sini memberikan pengaruh yang besar untuk Sumbar.
Semoga informasi ini bermanfaat.
(MH)
