TOPSUMBAR – Sebanyak 5 (lima) orang anak-anak di kota Padang Panjang dilaporkan digigit anjing pada Jumat (26/7/2024).
Rinciannya, 2 (dua) orang di kelurahan Silaiang Bawah, dua orang di kelurahan Silaiang Atas, dan satu orang di kelurahan Bukik Surungan.
Informasi dihimpun Topsunbar.co.id, laporan tentang lima orang anak-anak di kota Padang Panjang digigit anjing itu beredar luas di grup whatsapp dan facebook di kota Padang Panjang
Dalam informasi itu disebutkan warna anjing yang menggigit berwarma hitam kumbang belang dan anjing tersebut tidak diketahui keberadaannya.
‘Mohon perhatian kita bersama Bapak Ibuk Dunsanak Kami…!!!Hati hati dan waspadalah dunsanak Kami, anjing tersebut juga telah menggigit seekor kucing di RT.4 Silaiang Bawah. Berkemungkinan besar Anjing tersebut Anjing Pengidap Virus Rabies (Anjing Gila).
Kepada Bapak Bapak Kami dari pihak terkait mohon juga bantuannya, segera, dan langsung tindak lanjuti Pak….’,’ demikian bunyi informasi tersebut.
Sontak saja informasi itu kemudian viral di jagat media sosial di kota Padang Panjang. Rata-rata menanggapi bahwa anjing yang menggigit kelima anak-anak itu patut dicurigai rabies dan masyarakat diminta waspada.
Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan pada Dinas Pangan dan Pertanian kota Padang Panjang, Drh. Wahidin Beruh, dikonfirmasi Topsumbar.co.id, Minggu, (28/7/2024), membenarkan informasi yang beredar tersebut. Pihaknya bahkan langsung razia turun lapangan ke seluruh kelurahan yang ada di kota Padang Panjang.
Terkait maraknya kasus gigitan anjing beberapa hari terakhir ini di kota Padang Panjang, ia menghimbau untuk memastikan hewan yang menggigit atau yang menjadi korban adalah manusianya segeralah untuk dibawa ke rumah sakit atau puskesmas terdekat.
“Namun sebelum dibawa segera dilakukan pencucian dengan air mengalir bersama sabun selama 15 menit. Kemudian berikan betadine atau iodine dan alkohol,” ujarnya.
Adapun terkait hewannya, Wahidin menjelaskan, bagi masyarakat atau korban yang sempat melihat kenali ciri-cirinya, warna dan ukuran, serta apakah anjing itu pakai kalung atau tidak.
“Minimal itu nanti akan membantu petugas teknis dalam hal ini petugas pusat kesehatan hewan kita akan mencari atau melakukan pengendalian terhadap hewan tersebut,” jelasnya.
Kemudian yang perlu kita perhatikan bersama, tutur Wahidin, adalah tidak semua anjing-anjing liar itu mengarah sebagai anjing rabies.
Berikut Wahidin memaparkan gejala klinis anjing yang mengarah atau dicurigai rabies
1. Tingkah lakunya sudah tidak normal.
Kalau biasanya berpapasan dengan kita tingkah lakunya santai saja, tiba-tiba dia menyerang tanpa alasan tertentu. Ini menandakan adanya perubahan prilaku.
2. Dari pendiam menjadi agresif, itu juga menjadi tanda mengarah atau dicurigai rabies.
3. Hipersalifasi dimana air liurnya yang keluar dari mulut berbuih atau berbusa.
4. Matanya merah, telinga lunglai atau lemah terkulai. Kemudian kadang-kadang sempoyongan. Kalau sempoyongannya sudah mengarah ke tingkat paralisa kelumpuhan, ini biasanya tanda-tanda klinis yang paling dekat mengarah kepada rabies.
5. Kalau anjing itu ada pemiliknya, biasanya anjing itu tidak mengenal lagi pemiliknya. Misal dipanggil nama anjing itu oleh pemiliknya, namun anjing itu tidak lagi merespons.
6. Ciri yang khas sekali atau patoknomonik anjing itu takut dengan air. Kalau kita berikan air atau minum dia tidak akan mau meminumnya bahkan dia menghindar ketakutan. Kucing juga begitu.
7. Takut dengan sinar matahari. Dia akan mencari tempat-gempat yang teduh, menunduk atau bersembunyi.
8. Biasanya tanpa sebab dia akan menyerang siapa saja makhluk yang bergerak (bernyawa) atau tidak bernyawa dan memakan sesuatu yang tidak normal.
“Itu beberapa hal yang menjadi pantauan kita bersama bahwa tidak semua anjing yang liar itu rabies. Jadi kita kenali dulu gejala awalnya minimal seperti yang kita sampaikan di atas tadi,” terangnya.
Lebih jauh dijelaskannya, bagi anjing yang memang rabies biasanya setelah dia menggigit itu dia paling lama bisa bertahan hidup sekitar 14 hari. Kalau seandainya kita tidak tahu kapan anjing itu pertama kali menggigit, kita anggaplah saat itu kita ketemu lalu ada kasus dia menggigit, maka kita mulai menghitungnya dari saat itu.
Tapi dari pengalaman kita melakukan observasi terhadap anjing yang telah menggigit yang mengarah ke rabies, biasanya setelah dia menggigit tidak sampai 14 hari anjing itu akan mati.
“Yang paling penting apabila anjing itu telah mati bangkainya jangan dibuang atau dikubur, tetapi segeralah laporkan ke Puskeswan, nanti petugas kita akan mengambil sample lalu akan di kirim ke balai laboratorium Veteriner di Baso, Agam yang akan memeriksa hasil sample tersebut apakah rabies atau tidak,” imbuhnya.
Ia menambahkan, yang penting jangan terlalu ketakutan dan jangan pula anggap remeh atau sepele karena rabies ini fatal sekali.
“Rabies itu ibarat zombie. Sebelum dia mati dia akan berusaha memindahkan virus rabies tersebut ke makhluk lain. Dia akan tularkan dan ketika virus rabies itu sudah berada di syaraf pusat dari korbannya yang terkena gigitan, atau anjing yang rabies itu, dia akan dikendalikan oleh virus rabies itu sehingga sering disebut rabies adalah penyakit anjing gila dan penularan virus rabies itu sampai ke otak butuh proses dan waktu,” terangnya.
“Sekali lagi terima kasih dan mari kita bersama-sama memantau anjing-anjing yang mengarah ke gejala klinisnya rabies dan bagi kita yang memiliki anjing piaraan yang kadang-kadang di lepas mohon untuk tidak dilepas, nanti petugas kita atau masyarakat yang lain bisa saja salah tangkap atau salah mengendalikannya,” tutupnya.
Informasi terbaru Minggu sore ini, (28/7/2024), Wahidin menginformasikan bahwa anjing yang dicurigai rabies di kelurahan Ekor Lubuk, kecamatan Padang Panjang Timur sudah dibunuh dan bangkainya sudah dibawa oleh petugas pusat kesehatan hewan. (lihat gambar pada gambar pendukung berita ini, red)
“Rencana besok langsung dikirim sampel otaknya ke laboratorium Veteriner di Baso, Agam,” pungkasnya.
(AL)