Banyak yang Tidak Tahu! Inilah Makna yang Terkandung Dalam 7 Ritual Festival Tabuik, Sangat Dalam!

Banyak yang Tidak Tahu! Inilah Makna yang Terkandung Dalam 7 Ritual Tabuik, Sangat Dalam! (Foto: Dok.Istimewa)
Banyak yang Tidak Tahu! Inilah Makna yang Terkandung Dalam 7 Ritual Tabuik, Sangat Dalam! (Foto: Dok.Istimewa)

TOPSUMBAR – Tabuik merupakan tradisi tahunan Kota Pariaman yang selalu diadakan setiap bulan Muharram.

Festival ini dilakukan dalam rangka memperingati kematian cucu Nabi Muhammad, Husain bin Ali yang tewas dalam Perang Karbala.

Tabuik telah berlangsung sejak tahun 1826 masehi dan memiliki 7 ritual unik yang punya makna tersendiri di setiap ritualnya.

Bacaan Lainnya

Berikut Topsumbar akan membahas 7 ritual unik Tabuik beserta makna yang terkandung di dalamnya.

Tapi, sebelum itu, jangan lupa klaim DANA Kaget dari Topsumbar.co.id.

Dapatkan saldo hingga jutaan rupiah.

Link DANA Kaget akan tim letakkan di akhir artikel.

7 Rangkaian Ritual Festival Tabuik Beserta Maknanya

Dilansir dari YouTube Creative Hamdi, inilah 7 tradisi unik Kota Pariaman dan makna yang terkandung di dalamnya.

BACA JUGA: Update Terbaru! Cara Daftar Bansos Pemerintah Tahun 2024 Cuma Pakai HP, Berikut Syarat dan Tutorialnya!

1. Maambiak Tanah (Mengambil Tanah)

Maambiak Tanah merupakan acara pertama dalam prosesi Tabuik yang diadakan tanggal 1 Muharram.

Ritual ini ditandai dengan pengambilan tanah di 2 tempat berbeda oleh 2 kelompok tabuik yang berbeda pula, yaitu Tabuik Subarang dan Tabuik Pasa.

Cara maambiak tanah ini pun cukup unik, dimana kedua kelompok harus menyelam ke dasar sungai untuk mengambilnya.

Tanah ini selanjutnya akan dimasukkan ke dalam belangga dan dibungkus dengan kain putih lalu diletakkan ke dalam bagi.

Kemudian, tanah yang telah dibungkus diarak menuju rumah tabuik masing-masing.

Prosesi ini memiliki makna bahwa manusia berasal dari tanah dan akan kembali ke tanah.

2. Manabang Batang Pisang

Manabang Batang Pisang diadakan pada tanggal 5 Muharram, 4 hari setelah prosesi maambiak tanah.

Prosesi ini biasanya berlangsung di Kampung Kaliang, Kelurahan Lohong, Kecamatan Pariaman Tengah.

Pedang yang digunakan dalam ritual ini akan diarak keliling kota terlebih dulu, sebelum digunakan.

Batang pisang yang akan ditebang pun harus roboh dalam sekali tebang.

Ritual Manabang Batang Pisang ini melambangkan ketajaman pedang dalam pertempuran yang membunuh Husain bin Ali di Perang Karbala.

Nantinya, batang pisang yang sudah ditebang ini akan disimpan dalam daraga.

Pos terkait