Wakil Kepala SMKN 6 Batam Puji Integrasi Pertanian BPP Kecamatan IV Nagari Sijunjung

Wakil Kepala SMKN 6 Batam Puji Integrasi Pertanian BPP Kecamatan IV Nagari Sijunjung

TOPSUMBAR – Wakil Kepala Sekolah SMKN 6 Batam Dasril Jonedi, ST, M.Pd memberikan apresiasi terhadap teknologi integrasi pertanian yang diterapkan di lahan BPP Kecamatan IV Nagari, Kabupaten Sijunjung pada Rabu, 19 Juni 2024.

“Luar biasa kreativitas personil BPP dalam pemanfaatan lahan,” ungkapnya saat berkeliling di lahan seluas hampir dua hektar itu.

Diketahui, Dasril Jonedi adalah wakil kepala SMKN 6 Batam, yang juga alumni SMPN Tanjung Ampalu (1994), SMKN 2 Sawahlunto (1997), UNES (2001) dan menamatkan magister pendidikan di UNP.

Bacaan Lainnya

Sudah berlangsung sejak lama, lahan BPP Kecamatan IV Nagari dimanfaatkan untuk menerapkan teknologi integrasi pertanian.

Tanaman dan ternak diintegrasikan sebagai solusi usahatani berbiaya murah. Disela-sela tanaman kelapa sawit (Elaeis Guineensis) adalah tempat berbudidaya ternak sapi.

Rumput menjadi pakan bagi sapi, sementara kotoran sapi bermanfaat pula sebagai pupuk untuk tanaman kelapa sawit.

Tak hanya ternak sapi, ternak kambing hingga ayam pun dibudidayakan oleh personil BPP Kecamatan IV Nagari.

Tak hanya bergantung pada kelapa sawit sebagai Tanaman Menghasilkan (TM), tahun 2021 juga telah dibuat percontohan tanaman Jeruk Siam Gunung Ome (JESIGO).

“Pupuk kandang berbahan kotoran ternak, dijadikan pupuk untuk JESIGO,” ujar Petugas Demplot, Riski Romansyah memaparkan di hadapan Wakepsek SMKN 6 Batam.

Tanggal 22 Juni 2022 lalu, Wakil Bupati Sijunjung H. Iraddatillah, S.Pt bersama pejabat terkait telah melakukan penanaman Pisang Kepok Tanjung dilahan BPP.

“Selama ini saya hanya mendengar, baru kali ini saya melihat Pisang Kepok Tanjung,” Dasril mengungkapkan.

Tak hanya kelapa sawit dan JESIGO yang memperoleh manfaat pupuk kandang, Pisang Kepok Tanjung serta Pisang Ameh Pasaman dan Pisang Barangan Merah pun menikmatinya.

Pupuk kandang dan urin kambing, juga dijadikan sumber utama pemupukan pada tanaman semangka. Tanaman semangka sepanjang dua meter lebih dilahan tersebut tampak subur dan mulai berproduksi.

Disamping itu, rumput di lahan juga tidak pernah diberi racun, karena itulah sumber utama pakan ternak.

Demikian pula halnya dengan limbah tanaman, dijadikan pupuk untuk tanaman.

Kulit kakao, rerumputan kering, pelepah sawit, kulit pinang, hingga pelepah pisang tidak pernah dibakar, tetapi dijadikan pupuk.

“Salahsatu program Udara Bersih Indonesia (UBI) yaitu dilarang melakukan pembakaran,” ujar Koordinator BPP Kecamatan IV Nagari Adpi Gunawan, SST.

Sebagai lulusan Fakultas Teknik, Dasril Jonedi juga memberikan masukan terhadap inovasi teknologi yang dikembangkan di BPP.

“Alangkah lebih baik lagi jika kotoran ternak juga dijadikan Biogas,” Dasril memberi masukan.

Metan (CH4) yang terkandung dalam kotoran sapi memiliki efek 25 kali lipat lebih besar dibanding karbondioksida (CO2), yang menjadi penyebab pemanasan global (Global Warming).

Dengan teknologi biogas, artinya akan terjadi penurunan emisi, yang juga berdampak mengurangi pemanasan global.

Biogas adalah sumber energi, yang bakal berfungsi untuk menghemat anggaran listrik di BPP nantinya, jika telah berfungsi.

“Akan kita pelajari biogas ini nantinya,” ujar Jon Kenedi, SE, salah seorang staff.

Ditanya mengenai program kedepannya, koordinator BPP menjelaskan, “Kita berharap suatu saat beras organik kita juga hadir dipasar modern”.

“Melalui Ikatan Keluarga Kabupaten Sijunjung (IKKS) Kota Batam, akan kita promosikan nanti,” tutup Dasril.

(AG)

Dapatkan update berita terbaru dari  Topsumbar. Mari bergabung di Grup Telegram  Topsumbar News Update, caranya klik link https://t.me/topsumbar kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Pos terkait