Peralihan Kekuasaan ke Pemerintah Hindia Belanda
Pada abad ke-17 hingga ke-18, seluruh kawasan Pantai Barat Sumatera berada di bawah kekuasaan Inggris.
Namun, pada abad ke-19, Inggris menyerahkan daerah ini kepada Pemerintah Hindia Belanda, dan menjadikan Air Bangis pusat perekonomian terpenting di Pantai Barat Sumatera.
Pada tahun 1839, pelabuhan Teluk Tapang dinyatakan sebagai pelabuhan internasional, yang kemudian disusul oleh Pelabuhan Kumpeh di tahun 1847.
Selain itu, pelabuhan ini juga berperan penting dalam menghubungkan daerah Foreland, yaitu pulau-pulau di sekitar Teluk Air Bangis.
Pulau Panjang, Pulau Harimau, Pulau Talua, Pulau Pigago, Pulau Unggas, Pulau Tamiang, dan Pulau Pangka adalah beberapa daerah yang terhubung.
Kemunduran Pelabuhan Teluk Tapang dan Sisa-Sisa Kejayaan
Namun, kejayaan Pelabuhan Teluk Tapang tidak berlangsung lama.
Pada tahun 1848, ibukota residensi dipindahkan ke Sibolga, dan Air Bangis mulai kehilangan perannya.
Pengembangan pelabuhan Sibolga serta perkembangan kawasan Pantai Timur Sumatera menjadi penyebab kemunduran Pelabuhan Teluk Tapang.
Penyakit malaria dan perpindahan penduduk ke Sibolga turut memperparah situasi.