TOPSUMBAR – Masih seperti dulu, saat mengenalnya 22 tahun silam, Pundep (61) masih setia dengan profesinya sebagai pedagang sate.
“Dengan adanya Ruang Terbuka Hijau (RTH) ini, saya tak perlu lagi berkeliling menjajakan sate,” ungkapnya saat ditemui pada Selasa, 11 Juni 2024 di RTH Logas, Muaro Sijunjung.
Semenjak tiga bulan yang lalu, Pundep telah merasakan manfaat keberadaan RTH sebagai sumber ekonomi dan tak lagi harus berkeliling menjual sate.
Pundep mulai berjualan sate semenjak tahun 1984, dengan berkeliling menggunakan gerobak dorong.
Ia harus menjajakan sate daging ayam dari rumahnya di Muaro Sijunjung hingga kesekitar perkampungan yang terletak di Nagari Padang Laweh.
Pada hari biasa, beliau menyediakan tiga ekor ayam untuk dijadikan sate, namun jika malam Minggu tiba, penjualan naik dua kali lipat.
“Mangkal di RTH, jika malam Minggu bisa terjual sate dengan daging bersumberkan enam ekor ayam,” tukuknya.
Hal serupa juga dirasakan Falen (29), yang menyediakan permainan anak-anak berupa mobil-mobilan. Disamping itu, ia juga menjual cemilan sore telur gulung.
“Semenjak RTH ini diresmikan, saya telah merasakan manfaatnya dengan berjualan dan menyewakan permainan anak-anak,” ujarnya.
Kedatangan pengunjung, terutama anak-anak yang menikmati RTH dengan keberadaan pedagang dikelilingnya adalah simbiosis mutualis.
Pedagang sangat berharap banyaknya pengunjung yang datang dan berbelanja.
Pengunjung, utamanya anak-anak juga membutuhkan eksistensi pedagang kecil yang menjual makanan dan minuman serta aneka jenis permainan tersebut.
Pundep dan Falen adalah dua diantara pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) lainnya, yang telah merasakan manfaat ekonomi dibangunnya RTH Logas di Muaro Sijunjung, “Ranah Lansek Manih”.
(AG)
Dapatkan update berita terbaru dari Topsumbar. Mari bergabung di Grup Telegram Topsumbar News Update, caranya klik link https://t.me/topsumbar kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
