Mengenal Keunikan Posyandu Edelweis di Nagari Mundam Sakti Kabupaten Sijunjung

Mengenal Keunikan Posyandu Edelweis di Nagari Mundam Sakti Kabupaten Sijunjung

TOPSUMBAR – Hari masih agak pagi, saat berkunjung ke Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Edelweis yang terletak di Jorong Kampung Pinang, Nagari Mundam Sakti, Kecamatan IV Nagari, Kabupaten Sijunjung pada hari Sabtu, 22 Juni 2024.

Berhubung hari libur, pintu pagar Posyandu masih terkunci dan juru kunci masih coba dihubungi melalui sambungan telepon oleh Pak Tan Marajo, selaku perangkat nagari.

“Posyandu Edelweis (enter), Terintegrasi BKB PAUD (enter), Jorong Kampung Pinang (enter), Nagari Mundam Sakti (enter), Kecamatan IV Nagari (enter), Kabupaten Sijunjung,” demikian tertera di plank merk dengan menggunakan jenis huruf Arial warna hitam dan cat dasar berwarna putih.

Bacaan Lainnya

Tak lama berselang, akhirnya Bapak Tan Marajo datang membukakan pintu pagar Posyandu yang disusul oleh Ibu Lifdayanti sesaat kemudian.

Pada tahun 1984 terbitlah instruksi bersama antara Menteri Kesehatan, Kepala BKKBN dan Menteri Dalam Negeri, yang mengintegrasikan berbagai kegiatan yang ada di masyarakat ke dalam satu wadah yang disebut dengan nama Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu).

Kegiatan yang dilakukan, diarahkan untuk lebih mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi, yang sesuai dengan konsep GOBI-3F (Growth Monitoring, Oral Rehydration, Breastfeeding, Immunization, Female Education, Family Planning, dan Food Supplementation).

Untuk Indonesia diterjemahkan ke dalam 5 kegiatan Posyandu, yaitu KIA, KB, Imunisasi, Gizi dan penanggulangan diare.

Pencanangan Posyandu yang merupakan bentuk baru ini, dilakukan secara massal untuk pertama kali oleh Kepala Negara Republik Indonesia pada tahun 1986 di Yogyakarta, bertepatan dengan peringatan Hari Kesehatan Nasional.

Sejak itu Posyandu tumbuh dengan pesat. Pada tahun 1990, terjadi perkembangan yang sangat luar biasa, yakni dengan keluarnya Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 1990 tentang Peningkatan Pembinaan Mutu Posyandu. Demikian sejarah Posyandu yang melansir posyandu.id malam ini.

Melalui instruksi itu, seluruh kepala daerah ditugaskan untuk meningkatkan pengelolaan mutu Posyandu. Pengelolaan dilakukan oleh satu Kelompok Kerja Operasional (Pokjanal) Posyandu yang menjadi tanggungjawab bersama antara masyarakat dengan Pemda.

Kembali ke Mundam Sakti, “Posyandu Edelweis melayani 80 orang sasaran setiap bulannya,” ujar Lifdayati yang akrab disapa Bundo.

Jam pelayanan dimulai pukul 08.00 dan berakhir pada pukul 14.00 Wib, Bundo melanjutkan sembari menyapu halaman Posyandu, meskipun hari libur.

Berbagai jenis pelayanan dilakukan di Posyandu yang diketuai Litriani, mulai dari kegiatan utama hingga kegiatan pengembangan.

Kegiatan utama terdiri dari kesehatan ibu hamil, kesehatan anak, Keluarga Berencana (KB), imunisasi, pemantauan status gizi, serta pencegahan dan penaggulangan diare.

Kegiatan pengembangan Posyandu meliputi Bina Keluarga Balita (BKB), Tanaman Obat Keluarga (TOGA), Bina Keluarga Lansia (BKL), dan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).

Keenam kegiatan utama serta kegiatan pengembangan, terlaksana dengan baik di Posyandu Edelweis.

“PAUD ini berdiri pada tahun 2008, kemudian didirikanlah Posyandu semasa Pak Firmansyah menjabat wali nagari, sedangkan pagar ini dibangun saat Pak Darmawan menjadi anggota DPRD,” Bundo mengisahkan.

Tak sedikit partisipasi masyarakat bersama tokoh masyarakat dalam memajukan Posyandu Edelweis, termasuk bantuan dan dukungan dari pemerintah tentunya, tukuk Bundo.

Halaman depan dan samping Posyandu dimanfaatkan dengan aneka jenis TOGA, antara lain puding merah (Cordyline fruticosa) yang berkhasiat mengatasi bisul, Bungong Poh Siploeh (bunga jam 10), serta kembang sepatu (Hibiscus rosa sinensis) yang berkhasiat membantu menurunkan tekanan darah.

Kemudian juga ada bunga melati (Jasminum sambac) guna mengatasi nyeri otot, Sicerek/daun kari (Murraya koenigii) yang berkhasiat sebagai antioksidan, dan buah moluo/bidara (Zizipus) berkhasiat menurunkan kolesterol.

Selanjutnya terdapat pula Sidukuong anak/meniran (Phyllanthus niruri) berkhasiat mengobati diabetes, betadin (Jathropa multifida) berkhasiat mengobati luka, serta Sidingin/cocor bebek (Kalanchoe pinnata) berkhasiat menurunkan demam.

Jahe (Zingiber officinale Rosc.), kunyit (Curcuma longa), jahe merah, daun ruku-ruku, kemangi, serai, sirih, piladang, tapak dara, kencur, jarak pagar, hingga bawang dayak pun turut meramaikan halaman Posyandu.

Tak hanya TOGA, bahkan tanaman buah-buahan seperti mangga, pisang, pepaya dan alpukat serta tanaman sayuran (terung, cabai rawit merah, cabai rawit, tomat, kacang panjang, serta bawang perai) juga tak mau ketinggalan.

Limbah plastik berupa bungkusan minyak goreng dijadikan polybag untuk tanaman di Posyandu itu, bahkan Komposer (alat untuk membuat kompos) juga terdapat di Posyandu tersebut.

Berkat bimbingan semua pihak, TOGA telah dimanfaatkan sebagai alternatif dan pertolongan pertama dalam pengobatan tradisonal bagi warga sekitar dan yang terpenting bisa mengurangi biaya ekonomi.

Wajarlah kiranya, Posyandu Edelweis ditetapkan menjadi Posyandu Berprestasi tingkat Kabupaten Sijunjung tahun 2024.

(AG)

Dapatkan update berita terbaru dari  Topsumbar. Mari bergabung di Grup Telegram  Topsumbar News Update, caranya klik link https://t.me/topsumbar kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Pos terkait