Rahasia dan Edukasi Ucapan Innaa lillahi wa Innaa Ilaihi Raaji’uun Sebagai Ucapan Wajib Apapun Musibahnya

Kajian Jumat Oleh : Amri Zakar Mangkuto Malin, SH, M. Kn

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْه ُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اما بعـد
قال الله تعالى: اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.
يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا.

Pembaca Topsumbar dan Kaum muslimin yang dirahmati Alloh SWT.

Dengan rasa DUKACITA YANG DALAM KITA BERDUKA KHUSUSNYA MASYARAKAT SUMATERA BARAT atas musibah banjir dan galodo yang telah merenggut jiwa per tanggal 15 Mei 2024 menurut https://www.antaranews.com adalah 67 orang, dan harta benda serta fasilitas umum yang telah menimbulkan kerusakan.

Semoga para korban meninggal dalam keadaan syahid sebagaimana hadist: “Orang yang mati syahid itu ada lima; orang yang meninggal karena penyakit tha’un, sakit perut, tenggelam, orang yang kejatuhan (bangunan atau tebing) dan meninggal di jalan Allah” (HR. Bukhari). InsyaAllah semua korban tergolong mati SYAHID.

Apa ucapan yang sering diucapkan oleh orang orang ketika ada musibah? Kita lihat di video dan postingan media sosial, ada yang berucap takbir, ada yang berucap lailahaillah dan subhanallah dsb, apakah kalimat itu yang diperintahkan Allah? Tentu perlu kita kembali kepada alquran dan hadist agar setiap musibah diganti dengan yang labih baik.

Setiap musibah apapun bentuknya yang bersifat keburukan dan kebaikan, kalimat yang bernilai ibadah untuk diucapkan adalah”Innaa lillahi wa Innaa Ilaihi Raaji’uun”.

Karena dengan itulah seorang disebut beriman, dan mengakui semua dari Allah dan kembali kepada Allah, jika ada kematian, maka yang menghidupkan Allah dan mematikan juga Allah, jika ada kerusakan harta benda seperti rumah, sawah, ladang dan hanyutnya hewan ternak semua rezeki dari Allah itu cara Allah mengambilnya dari seseorang, begitu juga harta benda, yang awalnya bermandikan harta benda dan kekayaan dengan musibah jadi hilang ditelan bumi? Semua atas kehendak Allah seperti kisah Qarun.
الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُم مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنّ للهِ وَإِنَا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ
Artinya : (yaitu) orang-orang yang jika tertimpa (musibah), mereka mengucapkan “inna lillahi wa inna ilahi raji’un” (sesungguhnya ‘musibah’ dari Allah dan sesungguhnya kepada-Nya kita kembali) (surat Al-Baqarah (2) ayat 156).

Bahwa musibah itu ada berbentuk kebaikan dan ada berbentuk keburukan, sebagaimana dalam alquran: Artinya : “Dan kami bagi-bagi mereka di duia ini menjadi beberapa golongan ; diantaranya ada orang salah dam yang tidak. Dan kami uji mereka (bala) dengan nikmat (yang baik-baik) dan bencana (yang buruk-buruk), agar mereka kembali (kepada kebenaran). surat Al-A’raf (7) ayat 168.

SIKAP ORANG MUKMIN KETIKA DITIMPA MUSIBAH SEMUANYA BAIK DARI SISI ALLAH SWT

Dari Shuhaib, ia berkata : Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda : “sungguh menakjubkkan perihal kaum mukmin. Sesungguhnya semua urusannya adalah (bernilai) kebaikan, dan itu tidak akan terjadi kecuali bagi orang mukmin. Jika ia ditimpa (dikaruniai) nikmat , ia bersyukur dan itu baik baginya. jika ia ditimpa bencana ia bersabar dan itu juga baik baginya” [HR Muslim].

KESOMBONGAN ORANG MISKIN YANG MENJADI KAYA SEPERTI QARUN TELAH MENGUNDANG MURKA ALLAH SEJAK DULU SAMPAI HARI KIAMAT

Sebagaimana kisah Qarun yang disebutkan dalam alquran: “Dia (Qarun) berkata, “Sesungguhnya aku diberi (harta itu), semata-mata karena ilmu yang ada padaku.” Tidakkah dia tahu, bahwa Allah telah membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat daripadanya, dan lebih banyak mengumpulkan harta? Dan orang-orang yang berdosa itu tidak perlu ditanya tentang dosa-dosa mereka.” (QS. al-Qasas: 78).

Selanjutnya Allah menurunkan bencana: ”Maka Kami benamkan dia (Qarun) bersama rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya satu golongan pun yang akan menolongnya selain Allah, dan dia tidak termasuk orang-orang yang dapat membela diri.” (QS. Al-Qasas: 81).

Maka terjadinya kerusakan alam karena bencana adalah KEJADIAN BERULANG yang akan terus terjadi dan tidak tahu akan menimpa siapa dan dan ditempat mana dipermukaan bumi, yang pasti MUSIBAH AKAN SILIH BERGANTI.

Oleh karenanya hendaklah orang yang hari ini aman dari bencana PEDULI DAN EMPATI kepada yang tertimpa bencana, sebab suatu saat bencana itu akan menimpa yang lainnya, maka sikap saling tolong dan membantu adalah sikap terbaik yang Allah perintahkan.

TUJUAN DAN MAKSUD ALLAH ATAS MUSIBAH DITIMPAKAN KEPADA SUATU KAUM

Pertama
UJIAN SIAPA YANG BENAR BENAR RIDHO TERHADAP KETETAPAN ALLAH BAIK DIBERI MUSIBAH ATAUPUN RAHMAT

Dari Anas radhiyallahu anhu ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda : “;..Sesungguhnya besarnya pahala adalah karena ujian. Sungguh jika Allah mencintai suatu kaum maka Ia akan menimpakan ujian (bala’) kepada mereka. Barang siapa ridha terhadapnya maka ia yang akan meraih ridha Allah. Barang siapa yang tidak maka Allah akan murka”. [HR Tirmidzi].

Kedua
MUSIBAH MENJADI MEDIA ALLAH MENGAMPUNI DOSA ORANG YANG BERDOSA DAN JIKA SABAR AKAN DIBERI KEBAIKAN

Sulit menemukan orang yang ridho dengan musibah? Tetapi banyak yang ridho dan berbangga dengan nikmat Allah, tetapi ada dibalik musibah yang dijanjikan Allah yaitu AMPUNAN atas kesalahannya sebagaiana hadist Diriwayatkan dari ‘Aisyah radhiyallahu ’anha berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa seorang yang beriman sampaipun duri yang melukainya melainkan dengannya Allah akan mencatatnya sebagai satu kebaikan untuknya dan mengampuni dosa dosanya” [HR. Muslim].

Ketiga
MUSIBAH AKAN MENYADARKAN ORANG BERDOSA DAN CARA ALLAH MEMBERI PETUNJUK PADA HATINYA

Setiap musibah akan mendatangkan dua keadaan kepada hati manusia, bisa mendatangkan KEBAIKAN dan semakin beryukur tetapi aka nada juga yang semakin DURHAKA karena hatinya telah tertutup oleh dosanya, sebagaimana dalam alquran: Artinya: “Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan ijin Allah; dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (surat at-Taghaabun ayat 11).

PERINGATAN ALLAH, DIANTARA PERBUATAN YANG MENGUNDANG BENCANA

Tidaklah suatu kaum mengurangi takaran atau timbangan kecuali Allah akan menahan air dari langit walau setetes. Tidaklah muncul perzinaan terang-terangan di sebuah kaum kecuali Allah akan menampakkan kematian. Tidaklah muncul riba di suatu kaum kecuali orang-orang gila akan menguasai mereka. Tidaklah muncul pembunuhan di suatu kaum kecuali musuh akan menguasai mereka. Tidak muncul perbuatan kaum Luth (sodomi) di suatu kaum kecuali akan terjadi TANAH LONGSOR. Tidaklah suatu kaum meninggalkan amar ma’ruf nahi munkar kecuali amal mereka tidak akan diangkat ke langit dan doa mereka tidak dikabulkan.” (HR. Tabrani dari Ibnu Abbas).

Pada hadist lain: ”Jika di suatu kaum ada orang-orang yang melakukan maksiat, sementara yang tidak melakukannya lebih banyak dan lebih berkuasa dari mereka, tapi tidak mencegahnya, maka Allah akan menimpakan azab kepada mereka semua.” (HR. Ahmad).

BUKTI  NYATA BENCANA BANJIR DAN TANAH LONGSOR TELAH ADA SEJAK ZAMAN DULU SAMPAI HARI KIAMAT

Menurut https://rumahamal.org terdapat beberapa bencana Banjir dan Galodo pada zaman nabi terdahulu diantaranya:

Pertama,  HUJAN YANG BERAKIBAT BANJIR ZAMAN NABI NUH AS
Banjir terdahsyat ini datang selama 6 bulan sebagai azab karena membangkang seruan Nuh. Allah membinasakan semua manusia bahkan anak Nuh sendiri yang memisahkan diri dari ayahnya dan bergabung dengan kaumnya.

Besarnya banjir Nabi Nuh dilukiskan dengan tergenangnya permukaan bumi dan tenggelamnya gunung-gunung yang berlangsung dalam waktu yang lama, dengan air yang jatuh dari langit maupun yang memancar dari dalam bumi.  Dan Allah berfirman: “Lalu Kami bukakan pintu-pintu langit dengan (menurunkan) air yang tercurah, dan Kami jadikan bumi menyemburkan mata-mata air maka bertemulah (air-air) itu sehingga (meluap menimbulkan) keadaan (bencana) yang telah ditetapkan. Dan Kami angkut dia (Nuh) ke atas (kapal) yang terbuat dari papan dan pasak.” (QS al-Qamar ayat 11-13).

Hal ini patut menjadi pelajaran bagi umat akhir zaman, agar jangan memandang enteng curah hujan yang satu sisi jadi penyejuk bumi, dan disisi lain bisa berakibat BENCANA BANJIR,TANAH LONGSOR DAN GALODO sebagaimana melanda beberapa daerah di Indonesia.

Kedua, HUJAN BATU ZAMAN NABI LUTH
Jik air yang turun sebagai hujan masih normal, tetapi bila batu yang berjatuhan dari langit? Kemana hendak berlindung?
Nabi Luth as mendapatkan kaum yang menyukai sesama jenis. Kaum yang disebut Kaum Sodom ini melakukan perbuatan keji hingga Allah menghancurkannya dengan gempa bumi, hujan batu, hingga angin kencang.

Dalam QS Al Araf ayat 84 berbunyi:  “Dan Kami turunkan kepada mereka hujan [batu]; maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang berdosa itu”.

Ketiga, BENCANA KEMARAU/ KEKERINGAN ZAMAN NABI HUD
Akhir akhir ini SUHU PANAS TINGGI, menimpa berbagai belahan dunia, ini juga musibah yang merupakan bencana karena prilaku manusia akhir zaman.

Allah menimpakan hawa panas sehingga sumur dan sungai menjadi kering. Tidak ada tanaman dan buah-buahan. Hujan tidak pernah turun sehingga awan besar memusnahkan Kaum ‘Aad karena tidak taat pada Allah SWT. Kaum ‘Aad malah terus mengerjakan maksiat dan menyembah berhala. Kaumnya pun semakin sombong dam menolak keras beribadah kepada Allah SWT. Mereka juga mengolok-olok Nabi Hud dan menyegarakan azab.

Keempat, Gempa Zaman Nabi Shaleh
Kaum Nabi Shaleh sangat angkuh sampai menyembelih unta mukjizat. Padahal Nabi Shaleh berkata tidak boleh mendekatinya. Namun, mereka menyembelihnya hingga Allah SWT mengazab mereka dengan gempa. Gempa tersebut mengakibatkan mayat bergelimpangan.

Kelima, BANJIR ZAMAN RATU BILQIS
Pada masa Ratu Bilqis, kaum Saba’ kembali ingkar kepada Allah SWT sehingga Allah menghukum mereka dengan mendatangkan banjir.  Yang Lahan-lahan pertanian kaum Saba’ yang tadinya subur, hancur tersapu banjir.

Setelah kejadian banjir tersebut lahan-lahan pertanian tidak dapat lagi ditumbuhi tanaman, kecuali tumbuhan liar yang tidak berguna. Allah SWT berfirman: “Tetapi mereka berpaling, maka Kami datangkan kepada mereka banjir yang besar dan Kami ganti kedua kebun mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi (pohon-pohon) yang berbuah pahit, pohon Atsl dan sedikit dari pohon Sidr.” (QS Saba ayat 16).

Dengan adanya musibah hujan dan panas yang terjadi dizaman dulu, sampai sekarang musibah itu masih berkesinambungan silih berganti, maka hendaklah setiap orang PEDULI DENGAN DOSA DAN KEMUNGKARAN, untuk mencegah, dan jangan dibiarkan sebab kemungkaran akan membinasakan orang banyak karena kemurkaan Allah tidak memilih yang taat dan yang ingkar.

BAHWA SETIAP MUSIBAH SUDAH TERTULIS DI SISI ALLAH SWT, HANYA SOAL WAKTU SAJA

Sebagaimana Allah berfirman: Artinya : “Tiada suatu musibah yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (lauhul mahfuz) sebelum kami menciptakanya, Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.(kami menjelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu, Allah tidak suka orang yang sombong lagi membanggakan diri”. (surat Al-Hadid  ayat 22-23).

APAPUN MUSIBAH SEMUA KARENA ULAH TANGAN MANUSIA

Artinya: “apa saja nikmat (musibah) yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana (musibah) yang menimpamu adalah dari (kesalahan) dirimu sendiri. Kami mengutusmu mejadi Rasul kepada segenap manusia. Dan cukuplah Allah menjadi saksi. (Surat An-Nisa (4) ayat 79).

Pada ayat lain Allah berfirman: “Dan apa saja musibah yang menimpa kamu adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” [QS. asy-Syura (42): 30]

MUSIBAH PASTI TERJADI KEPADA MANUSIA DI BUMI, MAKA PERLU PERSIAPAN IMAN MENERIMA MUSIBAH

Allah pasti menguji setiap orang beriman, maka perlu persiapan KEIMANAN DALAM BERSABAR DAN TETAP MENDIRIKAN SALAT untuk menerima musibah yang datang sekejab mata.

Sebagaimana Allah pastikan dalam alquran:  “Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar,  (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata “Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un” (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali). Mereka itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk. (Surat Al Baqarah ayat 155-157).

Ketika ada musibah mintalah pertolongan kepada Allah SWT, sebagaimana dalam alquran: “Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan SABAR DAN SALAT. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar. (QS Al-Baqarah ayat 153).

“Dan mintalah kepada allah dengan doa untuk diganti dengan yang lebih baik, seperti:  “Sesungguhnya kita milik Allah dan sungguh hanya kepada-Nya kita akan kembali. Ya Allah, berilah mereka pahala dalam musibah mereka dan berilah ganti yang lebih baik.”

NUUN WALQOLAMI WAMA YASTHURUN.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

(Sukabumi, Jumat, 17 Mei 2024)

Penulis merupakan seorang pendakwah, dosen, penulis buku dan praktisi hukum

Pos terkait