TOPSUMBAR – Pelaksana Harian (Plh) Wali Kota Padang Panjang, Dr. Winarno, M.E, menyampaikan perlunya upaya ekstra untuk menurunkan angka stunting menjadi 14 persen, berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 yang mencatat angka prevalensi stunting sebesar 15,8 persen.
Pernyataan ini disampaikannya pada Rapat Koordinasi Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) pada Kamis (30/5/2024) di Hall Lantai III Balai Kota.
“Penurunan yang diharapkan pada tahun 2024 adalah sebesar 1,8 persen, hampir dua kali lipat dari capaian tahun 2023. Untuk mencapai itu, diperlukan upaya yang setidaknya juga dua kali lipat dari tahun 2023,” ujarnya.
Winarno menjelaskan bahwa strategi penanggulangan stunting di Padang Panjang terbagi menjadi strategi jangka pendek dan jangka panjang.
Strategi jangka pendek berfokus pada intervensi anak stunting agar keluar dari status stunting dengan memastikan asupan gizi yang cukup melalui program seperti Basunting (Bapak Ibu Asuh Anak Stunting), Dapur Sehat, dan lainnya.
Sedangkan strategi jangka panjang berfokus pada pencegahan sedini mungkin, peningkatan kualitas kehidupan keluarga, penyuluhan pola asuh, peningkatan akses dan kualitas air minum, sanitasi, serta peningkatan kemampuan ekonomi keluarga.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Sosial PPKBPPPA, Drs. Osman Bin Nur, M.Si, menekankan tiga hal yang perlu diperhatikan dalam pencegahan stunting, yaitu perbaikan pola makan, pola asuh, serta perbaikan sanitasi dan akses air bersih.
Rapat tersebut juga diisi dengan penyerahan Alat Teknologi Tepat Guna (ATTG) untuk kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Akseptor (UPPKA) Kelurahan Ngalau dan Kelurahan Pasar Baru dari BKKBN Provinsi Sumatera Barat, serta penandatanganan Komitmen Bersama Percepatan Penurunan Stunting.
(AL)