Kajian Jumat Oleh : Amri Zakar Mangkuto Malin, SH, M. Kn
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْه ُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اما بعـد
قال الله تعالى: اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.
يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا.
Pembaca Top Sumbar yang setia, dengan keimanan dan senantiasa merindukan kebenaran senantiasa tersampaikan ketika ada yang menggantinya dengan kesalahan dan menyembunyikan dibalik penampilan dan jabatan serta kepopuleran.
Kaum Muslimin yang dirahmati Alloh SWT.
APAKAH GUNJING/GHIBAH?
Secara bahasa, menurut https://id.wikipedia.org bahwa Ghibah berasal dari kata (Arab: غِيبَة, translit. ḡība, har. ‘gunjing’) yaitu pembicaraan jahat tentang seseorang yang tidak hadir.
Pembicaraan itu benar tapi tidak penting. Prinsip utamanya adalah kata-kata akan menyakiti hati orang yang dibicarakan. Dan Menurut agama Islam ghibah adalah sebuah dosa. Istilah ghibah mirip dengan gosip, fitnah.
Menurut Islam Ghibah itu ibarat MEMAKAN BUAH SIMALAKAMA, karena TEMA ghibah itu sendiri, jika yang dikatakan itu benar terjadi maka itulah GHIBAH, dan jika tidak terjadi maka itu termasuk FITNAH dan KEBHONGAN.
Sebagaimana dalam hadist disebutkan bahwa Artinya: “Jika benar ada padanya apa yang engkau katakan itulah yang namanya ghibah. Dan jika sekiranya apa yang engkau katakan tidak ada pada saudaramu, itu namanya fitnah.” (HR. Muslim).
Pada hadist lain, Dari abu Hurairah berkata. “Rasulullah pernah mendapat pertanyaan, “Wahai Rasulullah, apakah yang dimaksud dengan ghibah?” Rasulullah menjawab: “Engkau menyebut tentang saudaramu yang tidak ia sukai.” Rasulullah ditanya lagi, “Bagaimana pendapatmu jika apa yang ada pada saudaraku sesuai dengan yang aku katakan?” Rasulullah menjawab: “Jika apa yang engkau katakan itu memang benar-benar ada maka engkau telah berbuat ghibah, namun jika tidak maka engkau telah berbuat fitnah.” (HR. Abu Daud).
ALLAH SWT MELARANG GHIBAH DAN MENJANJIKAN PAHALA YANG BESAR TETAPI KENAPA BANYAK YANG SUKA MELAKUKANNYA? BAHKAN YANG SUKA TA’LIM DAN MEMBACA ALQUR’AN PUN TAK LUPUT DARI PRILAKU GHIBAH
Sebagaimana hadist: “Barang siapa menahan ghibah terhadap saudaranya, maka Allah akan menyelamatkan wajahnya dari api neraka kelak pada hari kiamat.” (HR. Tirmidzi).
Pada hadist lain nabi bersabda: ”Barang siapa yang menutup aib saudara muslimnya, Allah akan menutupi aibnya pada hari kiamat, dan barang siapa yang mengumbar aib saudara muslimnya, maka Allah akan mengumbar aibnya hingga terbukalah kejelekannya di dalam rumahnya. “(HR. Ibnu Majah).
TEMA GHIBAH YANG SERING JADI TOPIK PEMBICARAAN
Diantara tema ghibah yang sering diminati baik di MEDIA SOSIAL MAUPUN PADA PERTEMUAN/ SILATURAHMI ADALAH :
Pertama, Ghibah tentang keadaan jasmani misalnya cacat phisik, bentuk wajah, atau adanya tanda lain di kulit dll.
Kedua, Ghibah tentang yang dipakaiannya.
Ketiga, Ghibah tentang nasabnya misalnya menyoal prilaku ayah dan ibunya.
Keempat, Ghibah tentang keluarganya antara lain dengan mengatakan: isterinya jelek, suaminya pendek, sudah bercerai dengan suami atau isteri, atau lagi terjadi pertengkaran dll.
Kelima, Ghibah tentang perangainya antara lain dengan mengatakan: orangnya sombong, pelit, pemarahan, pengecut, licik, lemah hati, pengkhianat, penindas, pendurhaka, tidak sopan, tidak adil, gampang meremehkan, menyepelekan orang karena penampilannya, dll.
Keenam, Ghibah tentang pekerjaannya: menyebut bahwa pekerjaannya yang kurang sesuai menurut peghibah dll.
Ketujuh, Ghibah tentang perbuatannya: yang suka pamer, suka menggangu orang dll.
Kedelapan, Ghibah tentang ibadahnya: membicarakan tentang salatnya, cara ibadahnya dll.
Sehingga semua tema ghibah tersebut sangat menarik untuk jadi bahan pembicaraan baik dikalangan intelektual, praktisi maupun kalangan pejabat dan ilmuan apalagi KOMENTATOR atau Kritikus yang selalu dimintai pendapat tentang peristiwa dan problema kehidupan.
PENGARUH SUKA MENGGUNJINGKAN ORANG LAIN DALAM PRILAKU SEHARI HARI
Pertama
BERPRILAKU IRI HATI PADA ORANG LAIN
Prilaku ghibah terhadap orang lain, tanpa terasa menimbulkan sifat iri hati pada orang yang selalu digunjingkan.
Sebagaimana firman Allah SWT: “Dan janganlah engkau iri hati terhadap apa yang dikarunia-kan Allah SWT kepada sebagian engkau lebih banyak dari sebagian yang lain. (sebab) bagi orang laki-laki ada bagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi Para wanita (pun) ada bagian dari apa yang (telah) mereka usahakan, dan memohonlah kepada Allah SWT sebagian dari karunia-Nya. Sesungguh-nya Allah SWT Maha mengetahui segala sesuatu “. (QS. An-Nisa’: 32).
Kedua
BERPRILAKU HASAD DAN DENGKI DAN KEBAIKANNYA HAPUS DISISI ALLAH
Bahwa Hasad dan dengki akan menjadi kebiasaan orang yang suka menghibah karena, munculnya sifat membicarakan orang lain karena rasa Iri dan Dengki terhadap orang yang dibicarakan.
Sebagaimana Baginda Rasulullah SAW bersabda : ”Jauhkanlah dirimu dari sifat hasad dengki, karena sesungguhnya hasad dengki itu memakan kebaikan-kebaikan sebagaimana api memakan kayu-bakar.” (H.R. Abu Dawud).
Ketiga
SETIAP HARI BERMAIN KATA DAN PIKIRAN DENGAN PRASANGKA TERHADAP ORANG LAIN, SEHINGGA LUPA MEMPERBAIKI KESALAHAN DIRI SENDIRI
Setiap gunjingan akan ditimpakan pada pelakunya dia MEMAKAN DAGING SAUDARANYA YANG SUDAH MATI.
Sebagaimana firman Allah SWT: ”Hai orang-orang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka (kecurigaan), sebab sebagian prasangka adalah dosa; janganlah (kalian) mencari-cari keburukan orang, dan jangan (kalian) menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara engkau suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah engkau merasa jijik kepadanya. Dan bertaqwalah kepada Allah SWT ! Sesungguhnya Allah SWT Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang “. (Q.S.: Al-Hujurat : 12).
Keempat
SUKA SOMBONG DAN MEMBANGGAKAN DIRI TERHADAP ORANG LAIN SEHINGGA BERPALIG DARI BERTEMU ORANG LAIN
Orang yang suka ghibah, berprilaku sombong dan membanggakan diri dia seakan lebih baik dari orang lain, baik dari segi PAKAIAN, MOBIL, RUMAH, DAN INGIN TAMPIL DIHORMATI SERTA AMBIL BAGIAN DALAM SETIAP KEGIATAN DIHADAPAN ORANG BANYAK.
Sebagaimana Firman Allah SWT: ”Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS. Luqman:18).
Bahwa Allah saja TIDAK SUKA kepada orang yang sombong, sebagai bentuk perlawanan dari sikap TIDAK SUKA PADA ORANG LAIN, itulah hukum yang adil buat orang yang sombong.
“Sesungguhnya (Dia Allah SWT) tidak menyukai orang-orang yang suka menyombongkan diri.” (QS. An-Nahl: 23).
Dan orang sombong dan angkuh tempatnya adalah DALAM NERAKA? Sebagaimana firman Allah SWT: ”Mahukah kamu aku beritahu tentang penduduk neraka? Mereka semua adalah orang-orang keras lagi kasar, tamak lagi rakus, dan takabbur (sombong).“ (HR. Bukhari dan Muslim).
TUNTUTLAH ILMU TENTANG IBADAH DAN AKHLAK DALAM TA’LIM SEHARI HARI AGAR MEMPERBAIKI AKHLAK DALAM BERPIKIR, BERBICARA DAN BERSIKAP
Pentingnya materi ini adalah karena banyak ahli ibadah yang AKHLAKNYA kurang terpuji, seperti SENANG BERGUNJING dan MEMILIKI SIFAT RIYA, IRI, DENGKI, HASUT, FITNAH dalam pergaulan sosial, padahal dari segi pakaian sudah islami, dari kegiatan rajib ta’lim tetapi kenapa akhlak masih kurang bagus? Tentu TIDAK MENGAMALKAN akhlak dalam kehidupan sehari hari.
ANCAMAN BAGI YANG SUKA GHIBAH DAN MENYEBAR AIB ORANG LAIN
Pertama
AZAB YANG PEDIH DIDUNIA DAN AKHIRAT
Sebagaimana firman Allah SWT: Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang senang atas tersebarnya (berita bohong) yang sangat keji itu di kalangan orang-orang yang beriman, mereka mendapat azab yang sangat pedih di dunia dan di akhirat. Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (Surah An-Nur ayat 19).
Kedua
TIDAK MENDAPAT AMPUNAN DARI ALLAH SWT
Dari Abu Hurairah RA, ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, ‘Setiap umatku dimaafkan, kecuali orang-orang yang menampak-nampakkan kejahatannya sendiri. Di antara perbuatan menampakkan keburukan sendiri adalah melakukan suatu perbuatan di waktu malam, kemudian di pagi harinya Allah telah menutupi keburukan itu, namun ia berkata, ‘Hai fulan, aku tadi malam berbuat demikian dan demikian’. Di malam harinya Allah telah menutupi celanya, namun di pagi harinya ia membuka tabir Allah padanya.” (Muttafaq’alaih)
Ketiga
ALLAH AKAN SEBARKAN KEKURANGAN DAN KEBURUKANNYA DENGAN CARA YANG DIA TIDAK MENDUGANYA
Sebagaimana hadist: “Wahai sekalian orang yang mengaku berislam dengan lisannya padahal iman itu belum masuk ke dalam hatinya. Janganlah kalian menyakiti kaum muslimin! Janganlah menjelekkan mereka! Jangan mencari-cari kekurangan mereka! Sebab, barang siapa mencari-cari kekurangan saudaranya yang muslim, niscaya Allah akan mencari-cari kekurangannya. Barang siapa yang Allah cari-cari kekurangannya, niscaya Allah akan membongkar aibnya dan mempermalukannya, walaupun dia berada di dalam rumahnya.” (HR. Tirmidzi, Ibnu Hibban).
ANTISIPASI PRILAKU SUKA GHIBAH ADALAH DENGAN MEMPEDOMANI ALQURAN DAN SUNNAH DAN TAKUTLAH KEPADA AZAB ALLAH SWT
Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda, “Tiada seorang hamba pun yang menutupi cela seorang hamba yang lainnya di dunia, melainkan ia akan ditutupi celanya oleh Allah pada hari kiamat.” (HR Muslim).
Pada hadist lain: “Barang siapa melepaskan kesusahan seorang muslim dari kesusahan dunia, Allah akan melepaskan kesusahannya pada hari kiamat. Barang siapa menutupi aib seorang, Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat. Barang siapa memudahkan orang yang susah, Allah akan mudahkan urusannya di dunia dan akhirat. Allah akan senantiasa menolong hamba-Nya selama ia menolong saudaranya.” (HR. Muslim, At Tirmidzi, Ibnu Majah, Abu Dawud, Ahmad).
Berdasarkan hal tersebut di atas marilah kita menjauhi sifat dan prilaku suka ghibah dan MENYEBARKAN AIB SERTA MEMBICARAKAN KEBURUKAN ORANG LAIN baik pada pertemuan apapun media sosial, karena ada walau orang yang dipermalukan dan disebarkan aibnya tidak membalas, tetapi Allah akan membalas dengan menyebarkan aib dan keburukannya serta mendapat azab yang pedih dari dunia sampai akhirat serta berprilaku NEGATIF dalam kehidupan sehari hari sehingga jauh dari akhlak terpuji, walau pakaian muslim dan kegiatan ta’lim sehari hari bahkan berpenampilan sebagaimana muslim yang taat, tetapi memiliki prilaku suka gossip dan ghibah.
Pada prilaku ghibah bermuatan dosa ghibah dan menjadi PEMBOHONG SERTA TUKANG FITNAH selama hayat dikandung badan, sehingga itu merupakan dosa yang tidak disadari oleh pelakunya, maka hendaklah selalu dekat dengan ajaran agama yang berisikan akhlak yang baik dan buruk untuk menjadi peringatan kepada orang beriman. Yang baik dilakukan dan yang buruk dijauhi.
NUUN WALQOLAMI WAMA YASTHURUN.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
(Sukabumi, Jumat, 10 Mei 2024)
Penulis merupakan seorang pendakwah, dosen, penulis buku dan praktisi hukum