Cegah Korban Jiwa, Anggota DPRD Sumbar Muhayatul Desak Gubernur Alihkan Sekolah di Daerah Terdampak Bencana

Cegah Korban Jiwa, Anggota DPRD Sumbar Muhayatul Desak Gubernur Alihkan Sekolah di Daerah Terdampak Bencana

TOPSUMBAR – Anggota Komisi V DPRD Sumatera Barat (Sumbar), Muhayatul, SE, MSi, meminta Gubernur Sumbar untuk segera memerintahkan Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) meliburkan sekolah-sekolah di daerah yang terdampak bencana.

Muhayatul mengusulkan agar proses belajar mengajar dialihkan sementara ke rumah secara virtual hingga kondisi di daerah bencana banjir bandang dan galodo kembali normal.

Menurut Ketua Fraksi PAN DPRD Sumbar ini, pemindahan sementara proses belajar mengajar ini sangat penting demi menjaga keselamatan jiwa anak-anak.

Bacaan Lainnya

“Ini adalah bagian dari mitigasi bencana. Ketika benar-benar terjadi lagi banjir bandang dan galodo seperti yang diprediksi oleh BMKG, diharapkan tidak ada lagi korban jiwa, khususnya di kalangan siswa,” ujar Muhayatul pada Jumat, 17 Mei 2024.

Muhayatul menyoroti banyaknya korban jiwa akibat banjir bandang dan galodo di Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Agam, Kabupaten Padang Pariaman, dan Kota Padang Panjang, yang mencapai 61 korban meninggal.

Selain itu, ia juga menekankan pentingnya mitigasi bencana untuk meminimalkan korban jiwa dan kerugian lainnya.

“Bencana ini harus menjadi pelajaran bagi semua pihak mengenai pentingnya mitigasi. Dengan mitigasi bencana, timbulnya korban bisa diminimalisir,” tegasnya.

Khusus untuk para siswa di daerah yang merupakan jalur aliran lahar dingin dari Gunung Marapi, Muhayatul meminta Gubernur Sumbar meliburkan sekolah dan mengalihkan proses belajar secara virtual.

Berdasarkan informasi dari Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, pihaknya akan mengoptimalkan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) di wilayah langit Sumbar untuk menyemai awan hujan sebelum memasuki wilayah bencana.

Sebanyak 15 ton garam disiapkan untuk disemai melalui tiga kali penerbangan per hari selama lima hari ke depan.

Bekerjasama dengan BNPB, operasi TMC dilakukan mulai pada hari Rabu, 15 Mei 2024, dengan bantuan personel TNI.

TMC yang melibatkan penaburan zat NaCl di langit menggunakan pesawat ini dianggap paling efektif untuk mengendalikan potensi awan hujan.

Sementara itu, BMKG memprediksi adanya banjir bandang dan galodo yang lebih besar mengingat curah hujan yang masih sangat tinggi. Serta masih ada satu juta meter kubik endapan material letusan di puncak Gunung Marapi.

(HT)

Pos terkait