Aktivitas Wisata Gunung yang Kajian Jumat Oleh : Amri Zakar Mangkuto Malin, SH, M. Kn
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْه ُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اما بعـد
قال الله تعالى: اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.
يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا.
Pembaca TOP SUMBAR yang setia, dengan keimanan dan senantiasa merindukan kebenaran senantiasa tersampaikan ketika ada yang menggantinya dengan kesalahan dan menyembunyikan dibalik penampilan dan jabatan serta kepopuleran.
Pada era sekarang, WISATA GUNUNG menjadi sebuah tujuan wisata dan objek wisata oleh masyarakat yang dapat mendatangkan pundi- pundi keuangan bagi masyarakat bahkan pemerintah yang ikut mengelola gunung, sebagai objek wisata.
Pertanyaannya, apakah menjadikan gunung sebagai objek wisata itu termasuk suatu yang dibolehkan? Tentu boleh selama tidak MERUSAK dan MENJAGA SIKAP agar tidak melakukan perbuatan MAKSIAT dan KEMUSYRIKAN di gunung tersebut.
Tetapi siapa yang dapat mengawasi dan menjaga SIKAP PENDAKI GUNUNG DITENGAH MALAM GELAP? Yang ada hanya manusia saling mementingkan diri sendiri dan kelompok?
Maka dikala ada MUSIBAH DAN BENCANA saatnya para pegelola gunung dan PENCINTA GUNUNG introspeksi diri, atas sikap dan prilaku terhadap gunung, jika tidak pengelola gunung ikut berdosa dan bahkan menjadi korban dari keganasan gunung itu sendiri.
Kaum muslimin yang dirahmati Alloh SWT.
Pada kajian ini kita akan membahas tentang Gunung menurut islam dan bagaimana memperlakukan gunung serta prilaku yang membahayakan gunung dan mengundang murka Allah perlu dijaga ETIKA MENDAKI GUNUNG agar Allah ridho dan mendatangkan rahmat kepada masyarakat sekitarnya.
Sebagai bukti-bukti dalam alquran dan hadist tentang GUNUNG ITU MAKHLUK hidup sama dengan manusia perlu kita pahami dan imani, sebagai cara AGAR SELAMAT DARI MUSIBAH DAN BENCANA GUNUNG.
GUNUNG PERNAH MENOLAK AMANAH ALLAH SWT
Allah pernah menawarkan amanah menjaga bumi kepada gunung, tetapi gunung menolak, sebagaimana disebut dalam alquran:’ “Sesungguhnya kami telah menawarkan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, tetapi semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir tidak akan melaksanakannya. Lalu, dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya ia (manusia) sangat zalim lagi sangat bodoh.” (QS Al-Ahzab ayat 72).
Jika berdasarkan ayat tersebut, maka gunung marapi, gunung bromo, gunung rinjani dan gunung lainnya yang dijadikan objek wisata oleh manusia, termasuk gunung yang HIDUP dan sama dengan manusia.
“Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal dia berjalan sebagai jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu; sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS An Naml [27]: 88).
Maka dengan penolakan gunung, manusia menerima amanat itu, maka GUNUNG LEBIH PINTAR dari manusia, dan lebih takut kepada Allah, dan ketika manusia merusak gunung dan melakukan perbuatan maksiat dan kesyirikan di gunung saat itu gunung akan berdoa kepada Allah dan Allah akan murka dengan mendatangkan bencana seperti GUNUNG MELETUS DAN BANJIR LAHAR.
GUNUNG ADALAH MAKHLUK HIDUP YANG SAMA DENGAN MANUSIA (HIDUP DAN BERGERAK SERTA TAHU AKTIVITAS MANUSIA PADANYA)
Menurut salah satu tulisan pada https://islamdigest.republika.co.id Para ahli geologi memahami kebenaran pernyataan Wegener baru pada tahun 1980, yakni 50 tahun setelah kematiannya.
Sebagaimana pernah dikemukakan oleh Wegener dalam sebuah tulisan yang terbit tahun 1915 bahwa Pergerakan benua telah diukur dan berkecepatan 1 hingga 5 cm per tahun. Lempengan-lempengan tersebut terus-menerus bergerak dan menghasilkan perubahan pada geografi bumi secara perlahan.
Setiap tahun, misalnya, Samudra Atlantik menjadi sedikit lebih lebar. Mereka menyebut bahwa tentang gerakan gunung sebagaimana mengapungnya perjalanan awan. (Kini, ilmuwan modern juga menggunakan istilah continental drift atau “gerakan mengapung dari benua” untuk gerakan ini.) yang disebut sebagai suatu keajaiban.
Hasil kajian ilmuan ini sebagai bentuk kebenaran firman Allah yang menyatakan bahwa gunung itu bergerak dan hidup: “Dan kamu akan melihat gunung-gunung dan mengira gunung-gunung itu kokoh, tetapi gunung-gunung itu akan lenyap seiring lenyapnya awan. Sungguh, karya Allah yang menyempurnakan segala sesuatu! Dia Sangat Mengetahui apa yang Anda lakukan” [Qs an-Naml 27:88].
Maka tentu manusia pendaki gunung yang melakukannya di malam gelap gulita, tidak diketahui perbuatannya oleh GUNUNG? Bahkan segala aktivtas manusia pendaki gunung direkam dan dicatat oleh gunung dan pada suatu saat GUNUNG AKAN MURKA kepada manusia sekitarnya.
GUNUNG SELALU BERTASBIH MEMUJI ALLAH SWT, ARTINYA GUNUNG ITU SUCI DAN MAKHLUK YANG SUCI, DAN AKAN MENDAPATKAN PETAKA MANUSIA YANG MENGOTORINYA?
Gunung bertasbih kepada Allah dijelaskan dalam alquran bahwa: Artinya: “Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka.Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun. (Surat Al-Isra Ayat 44).
Nabi Sulaiman dan Nabi Daud pernah diberikan mukjizat menundukkan dan mengatur Gunung, sebagaimana disebutkan dalam alquran: Artinya: “Maka Kami telah memberikan pengertian kepada Sulaiman tentang hukum (yang lebih tepat); dan kepada masing-masing mereka telah Kami berikan hikmah dan ilmu dan telah Kami tundukkan gunung-gunung dan burung-burung, semua bertasbih bersama Daud. Dan kamilah yang melakukannya. (Surat Al-Anbiya Ayat 79).
Pada ayat lain disebutkan Artinya: “Sesungguhnya Kami menundukkan gunung-gunung untuk bertasbih bersama dia (Daud) di waktu petang dan pagi” Surat Shad Ayat 18).
LETUSAN GUNUNG DAN BANJIR LAHAR ADALAH BENTUK KEMURKAAN GUNUNG KEPADA MANUSIA
Gunung ditakdirkan sebagai PASAK DARIPADA BUMI, arti pasak adalah untuk MENGUATKAN BERDIRINYA BUMI, sehingga jika Pasak daribumi itu dirusak, maka akan GOYANGLAH BUMI yaitu GEMPA dan BENCANA akan melanda daerah sekitar gunung.
Sebagaimana firman Allah SWT: “Bukankah Kami menjadikan bumi sebagai tempat tidur dan gunung-gunung sebagai pasaknya?” [Qs an-Naba’ 78:6-7].
dan “Dan kamu akan melihat gunung-gunung dan menganggapnya kokoh, tetapi gunung-gunung itu akan lenyap seiring lenyapnya awan. Sungguh, karya Allah yang menyempurnakan segala sesuatu! Dia Sangat Mengetahui apa yang Anda lakukan”[Qs an-Naml 27:87-88].
Serta “Dan (ingatlah) pada hari Kami melenyapkan gunung-gunung (seperti awan debu), dan kamu akan melihat bumi sebagai dataran datar” Qs [al-Kahfi 18:47]“.
“Dan gunung-gunung akan digeser dari tempatnya, dan gunung-gunung itu akan menjadi seperti fatamorgana” [qs an-Naba’ 78:20].
KEHANCURAN GUNUNG BAGIAN DARI PERISTIWA KIAMAT
GUNUNG TEMPAT HEWAN BERLINDUNG, BILA KEHIDUPANNYA DIRUSAK DAN DIGANTI DENGAN TEMPAT HIDUP MANUSIA? MAKA ITU TERMASUK MERUSAK ALAM
Saat ini marak pembangunan perumahan dan pembukaan ladang serta lahan bahkan penebangan pohon pohon besar dikaki gunung, sehingga gunung yang semula bisa diandalkan untuk menopang bumi, menjadi dataran yang dapat mengancam kehidupan manusia.
Seperti diterangkan Allah dalam alquran Artinya: “Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: “Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia” (Surat An-Nahl Ayat 68).
Selain itu gunung TEMPAT BERLINDUNG DAN BERNAUNG PADA HEWAN DAN KESTABILAN BUMI SEKITARNYA, jika dirusak akan mendatangkan keburukan dan kerusakan, sebagaimana firman Allah SWT: Artinya: “Dan Allah menjadikan bagimu tempat bernaung dari apa yang telah Dia ciptakan, dan Dia jadikan bagimu tempat-tempat tinggal di gunung-gunung, dan Dia jadikan bagimu pakaian yang memeliharamu dari panas dan pakaian (baju besi) yang memelihara kamu dalam peperangan. Demikianlah Allah menyempurnakan nikmat-Nya atasmu agar kamu berserah diri (kepada-Nya). (Surat An-Nahl Ayat 81).
GUNUNG AKAN DIHANCURKAN SEBELUM KIAMAT, KETIKA GUNUNG MEMBAWA KEHANCURAN, ITU MASIH ADA KEHIDUPAN, BILA GUNUNG YANG SUDAH DIAHNCURKAN MAKA ITULAH HARI KIAMAT
Kehancuran gunung sebagai bagian dari peristiwa KIAMAT diterangkan dalam alquran: ”Artinya: Dan mereka bertanya kepadamu tentang gunung-gunung, maka katakanlah: “Tuhanku akan menghancurkannya (di hari kiamat) sehancur – hancurnya” (Surat Thaha Ayat 105).
Dan Artinya: “Maka Dia akan menjadikan (bekas) gunung-gunung itu datar sama sekali.( Surat Thaha Ayat 106).
Bahkan ada keadaan GUNUNG DIGUNCANG SEJADI JADINYA, INI AKAN ADA GEMPA BESAR BESARAN sebagaimana firman Allah artinya: “Apabila bumi digoncangkan sedahsyat-dahsyatnya, Dan gunung-gunung dihancur luluhkan seluluh-luluhnya. Maka jadilah ia debu yang beterbangan. (Surat Al-Waqi’ah Ayat 4-6).
Dengan goncangan itu gunung akan berubah menjadi TUMPUKAN DEBU sebagaimana firman Allah SWT: Artinya: “Pada hari bumi dan gunung-gunung bergoncangan, dan menjadilah gunung-gunung itu tumpukan-tumpukan pasir yang berterbangan”. (Surat Al-Muzzammil Ayat 14).
dan Artinya: “Dan gunung-gunung adalah seperti bulu yang dihambur-hamburkan.(Surat Al-Qari’ah Ayat 5).
DIANTARA DOSA DAN KEMAKSIATAN YANG BERPOTENSI TERJADI PADA WISATA GUNUNG
Menurut https://www.greencampusoutdoor.com, diantara dosa dan kemusyrikan yang dilakukan manusia pada tempat wisata gunung adalah:
Pertama
IKHTILATH (BERCAMPUR BAUR ANTARA LAKI-LAKI DENGAN WANITA YANG BUKAN MAHRAM) DAN KHALWAT (BERDUAAN DENGAN LAWAN JENIS YANG BUKAN MAHRAM) SELAMA PENDAKIAN, APALAGI JIKA SAMPAI SATU TENDA.
Hal ini berpotensi terjadi, sebab yang datang berwisata ke gunung JARANG YANG TERDIRI DARI KELUARGA, pada umumnya TEMAN TEMAN DAN SAUDARA sehingga potensi kunjungan akan meningkat pada waktu libur dan suasana tertentu, terutama dikalangan LAKI LAKI DAN PEREMPUAN yang masih berstatus LAJANG DAN GADIS, mereka dilepas oleh orangtua atau tidak ijin ke orangtua adalah bentuk kesalahan yang dilakukan, dan jika ada orangtua yang mengijinkan atau orangtua juga ikut melakukan kegiatan tentu semuanya menjadi tanggungjawab masing-masing kepada Allah SWT.
Padahal Dari Ibnu Abbas, bahwasanya Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Jangan sekali-kali salah seorang dari kamu bersendirian dengan seorang wanita kecuali bersama mahramnya.” (HR: Bukhari dan Muslim).
Kedua
MENINGGALKAN KEWAJIBAN AGAMA SEPERTI SALAT YANG LIMA WAKTU, WALAUPUN DALAM KONDISI YANG MEMBERATKAN DAN MENYULITKAN.
Ketika mendaki gunung atau dipuncak gunung TENTU TIDAK ADA MASJID ATAU MUSALLA BAHKAN TEMPAT BERWUDHUK PUN TIDAK ADA, bahkan airpun susah.
Lantas jika seorang muslim bagaimana melakukan SALAT? Sehingga pelanggaran ini menjadi dosa baginya dan tidak termasuk suatu keringanan, karena tujuan MENDAKI GUNUNG adalah untuk hal-hal dunia yang tidak dalam perjalanan fisabillah.
Karena salat itu wajib, “Dari Jabir bin Abdillah Radhiallaahu anhu Rasulullah Shalallaahu alaihi wa Sallam bersabda, “Pemisah antara seseorang dengan kesyirikan dan kekafiran adalah dengan meninggalkan shalat” (HR: Muslim).
dan “Perjanjian antara kita dengan mereka (orang kafir) adalah salat, barangsiapa meninggalkannya sungguh dia telah kafir.” (HR: Ahmad, At-Turmudzi, An-Nasa’i dan yang lainnya).
Dan jika seorang muslim yang taat tentu, akan melakukan tayamum sesuai sunnah ketika berada di gunung yang mana tidak ada air.
Ketiga
BERPAKAIAN DENGAN MENAMPAKKAN AURAT SELAMA PENDAKIAN
Pakaian wanita yang membentuk bodi badan dan menampakkan anggota tubuh mendapatkan laknat dari Allah, karena menyerupai laki-laki, sebagaimana hadist Dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata,
لَعَنَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – الْمُتَشَبِّهِينَ مِنَ الرِّجَالِ بِالنِّسَاءِ ، وَالْمُتَشَبِّهَاتِ مِنَ النِّسَاءِ بِالرِّجَالِ
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat laki-laki yang menyerupai wanita dan wanita yang menyerupai laki-laki” (HR. Bukhari).
Pakaian pendaki gunung atau wisata gunung memang berpakaian menutupi semua anggota tubuh, tetapi ada yang membuka anggota tubuh, dan ada yang menyerupai laki laki dan laki-laki yang menyerupai wanita, maka hukum ini tetap berlaku apabila dilakukan pelanggaran oleh orang beriman, sebagaimana hadist “Dari Abu Said Al-Khudri Radhiyallahu anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda, “Artinya : Tidak diperbolehkan bagi orang laki-laki melihat aurat laki-laki, dan wanita melihat aurat wanita…” (Hadits Riwayat Muslim).
Keempat
BUANG HAJAT (BUANG AIR KECIL DAN BUANG AIR BESAR) DI TEMPAT UMUM, TEMPAT-TEMPAT YANG DILALUI MANUSIA, DAN DI SUMBER AIR ATAU YANG TIDAK MENGALIR
Dengan kondisi mendaki gunung tentu akan ada tempat yang didiami tidak ada tempat untuk buang air besar dan buang air keci, lantas dimana? Dan bersuci dengan apa? Keadaan ini akan merusak alam dan menjadikan manusia berhadas. Karena buang hajat sembarangan dilarang dalam islam, sebagaimana hadist “Dari Abu Hurairah, sesungguhnya Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Jauhilah oleh kalian dua hal yang bisa mendatangkan laknat!” Mereka bertanya, “Apakah dua hal itu wahai Rasul?” Beliau bersabda, “Orang yang buang hajat di jalanan umum, atau di tempat teduh mereka.” (HR: Muslim).
Dan Dari Jabir, “sesungguhnya Rasulullah shalallahu alaihi wasallam melarang buang air kecil di air yang diam (tidak mengalir).” (HR: Muslim).
Kelima
MELAKUKAN PERBUATAN SYIRIK DENGAN MEMINTA PERLINDUNGAN KEPADA PENJAGA GUNUNG DARI MANUSIA
Gunung selain jadi tempat wisata, juga dijadikan sebagai tempat pemujaan dan berbuat syirik, sehingga dilakukan ritual tertentu untuk mendapatkan kepuasan dan tujuan manusia, tentu hal ini mengundang KEMURKAAN ALLAH SWT, karena Allah lah tempat meminta dan berlindung bukan gunung atau manusia, dan beribadah dilakukan di masjid dan dirumah tidak perlu ritual ke gunung.
Dan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Apabila kamu meminta, maka mintalah kepada Allah dan bila kamu minta pertolongan, maka mintalah pertolongan kepada Allah.” (HR.Tirmidzi: Hasan Shahih).
dan Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda, “Allah berfirman: Aku tidak butuh pada sekutu-sekutu itu, barangsiapa yang beramal dengan amalnya itu dia mempersekutukan Aku dengan yang lainnya, maka akan Ku-tinggalkan dia bersama sekutunya.” (HR.Muslim).
Maka dengan uraian di atas, marilah kita sebagai orang beriman yang menempati area sekitar GUNUNG perlu menjaga sikap dan sikap orang-orang yang datang ke gunung untuk berwisata atau tujuan lain, agar menjaga sikapnya dan tidak melakukan perusakan dan maksiat, maka penjaga kawasan gunung ikut bertanggungjawab terhadap keadaan perbuatan-perbuatan yang berbentuk dosa dan pelanggaran, sehingga wisata gunung SEBAIKNYA HANYA DILAKUKAN DAN DIIJINKAN SIANG HARI, dan DILARANG DILAKUKAN PADA MALAM HARI, untuk mengurangi potensi BENCANA yang akan terus ada selama bumi digunakan oleh manusia.
Karena wisata gunung tentu dapat dinikmati disiang hari, dan jika dijadikan wisata tentu akses jalan dan keselamatan manusia perlu dibangun infrastrukturnya, jangan sampai IJIN PENDAKIAN GUNUNG diberikan, tetapi akses jalan dan pasilitas naik ke gunung tidak dibangun, hal ini akan menimbulkan prilaku yang merusak alam bahkan gunung dijadikan tempat berkemah untuk muda dan mudi serta yang suka bertualang dan berpotensi melakukan perbuatan pelanggaran dengan perusakan lingkungan dan melanggar sopan santun serta hukum agama terutama pergaulan muda dan mudi.
NUUN WALQOLAMI WAMA YASTHURUN.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
(Sukabumi, Jumat, 24 Mei 2024)
Penulis merupakan seorang pendakwah, dosen, penulis buku dan praktisi hukum