Namun, karena besarnya air dan arus yang deras dari Sungai Kuantan membuatnya tidak mampu bertahan lama.
Beberapa waktu kemudian, jenazah De Greve ditemukan dan dikuburkan di Durian Gadang Silokek (sebuah nagari di Kabupaten Sijunjung sekarang).
De Greve pergi untuk selamanya, tanpa menyaksikan dampak luar biasa dari hasil riset dan laporannya.
Apa yang ditinggalkan De Greve menjadi daya tarik yang begitu kuat untuk beberapa orang.
Seperti Ir.E. Van der Elst yang mendesak agar pemerintah Belanda atau swasta melakukan eksploitasi.
Desakan itu membuat pemerintah Hindia Belanda menugaskan Ir. J.A. Hooze untuk merancang persiapan segala sesuatu yang berkaitan dengan panggalian batu bara.
Untuk mengenang jasa De Greve, Pemerintah Belanda membangun Monumen de Greve yang kemudian diletakkan di depan Gedung De Javasche Bank lama.
Namun, monumen tersebut sudah tidak ada lagi karena dihancurkan oleh orang tak dikenal.
Tidak ada yang tau pasti kapan monumen de Greve dihancurkan, namun banyak kalangan mengira hal itu terjadi pada masa penjajahan Jepang.
(MH)
