Karier De Greve
Pada bulan Agustus 1862, De greve bersama kepala pertambangan Ir.C. De Groot van Embden mulai melakukan penyelidikan berbagai jenis kandungan mineral di Buitenzorg (sekarang menjadi Bogor, Jawa Barat).
2 tahun kemudian, ia dipindah tugaskan di pulau Bangka, dan berhasil mendorong perkembangan eksploitasi timah di daerah tersebut.
BACA JUGA: Menikmati Pesona Alam dan Hiburan Seru di Puncak Cemara Sawahlunto
Pada 26 Mei 1867, ia ditugaskan untuk melakukan penelitian terhadap kandungan mineral di pedalaman Minangkabau. Tepatnya di daerah Ombilin, oleh Gubernur Hindia Belanda yang saat itu dipimpin oleh Pieter Mijer.
Sebelumnya, penelitian tentang kandungan mineral telah dilakukan oleh De Groot pada tahun 1858, namun, hanya penelitian dasar.
Selama setahun melakukan penelitian, De Greve menyatakan jika kandungan batu bara Ombilin di Sawahlunto benar-benar nyata adanya.
Hasilnya sangat fantastis! 200 juta ton lebih endapan batu bara tersebar di beberapa daerah, diantaranya Parambahan, Sigaloet, Lembah Soegar, Sei. Durian, dan Sawah Rasau, Tanah Hitam.
Wowww, menyala abangkuuu!
Setelah melaporkan hasil penelitiannya kepada pemerintah di Batavia (sekarang Jakarta) pada tahun 1870, ia membukukan penelitiannya bersama dengan W.A. Henny pada tahun 1871.
Ekspedisi kedua dan Akhir Hidupnya
Pada tanggal 22 Oktober 1872, De Greve kembali melakukan penelitian di tempat yang sama.
Ia dengan semangat dan tenaga mudanya begitu menikmati tugas dan petualangan penuh misi itu.
Kali ini, ia melakukan tugas ekstra, meneliti sekaligus ekspedisi menggunakan perahu kayu menyusuri aliran sungai Ombilin-Batang Kuantan-Sungai Indragiri.
Namun, di luar dugaan, perahu kayu yang ditumpangi De Greve terbalik akibat terseret arus sungai yang deras.
De Greve sempat berpegangan pada perahu kayu yang sudah terbalik tersebut.