Oleh : Harris Suyata
Jendi (59) melafalkan Al-Qur’an surah Ash-Shaaffaat, Juz 23 sembari duduk bersila. Sesekali pria paruh baya ini bersandar di dinding masjid. Meluruskan kedua belah kaki, merenggangkan badan agar tak terasa penat duduk berjam-jam.
Sudah dua Juz lebih yang dia baca selepas Syuruq. Sementara jam waktu itu menunjukkan 11:30 WIB.
Saban hari, dia dan semua yang melaksanakan iktikaf di 10 hari terakhir Ramadan tidak lepas dari ibadah. Seperti Salat Tahajud berjemaah dimulai pukul 03.00-04.00 WIB dinihari. Imam Tahajud membacakan surah Al-Qur’an setengah sampai satu juz.
Malam selepas tarawih berjemaah, ada pengajian khusus bagi yang melaksanakan iktikaf. Bila sendiri-sendiri, mereka khusyuk berdoa, berzikir, salat sunnah, maupun menamatkan bacaan Qur’an masing-masing.
Ada kalanya mereka melepas lelah dengan tidur sejenak. Namun setelah itu mereka kembali beribadah seharian hingga berakhirnya Ramadan.
Iktikaf di Masjid Agung Manarul ‘Ilmi Islamic Centre Padang Panjang bagi Jendi yang bekerja sebagai petani di Kelurahan Ekor Lubuk, merupakan kelima kalinya. Bukan kenyamanan saja yang dirasakan lantaran pemandangan indah di sekitar masjid yang luas, ditambah layanan makanan berbuka dan sahur gratis, melainkan kedamaian hati sehingga membuatnya datang kembali.
Tampak 20 santri Pondok Pesantren Pandai Sikek, Kabupaten Tanah Datar juga ikut beriktikaf. Ali Fauzan salah seorang santri juga merasakan pengalaman yang mengesankan.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada pengurus masjid maupun semua pihak yang men-support kegiatan iktikaf ini. Alhamdulillah kami bisa diizinkan beriktikaf di sini. Suasana di sini sejuk dan nyaman, membuat kami khusyuk beribadah,” tuturnya.
Sebelumnya kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Penjabat (Pj) Wali Kota, Sonny Budaya Putra, A.P, M.Si, Sabtu (30/3) malam.
Adapun peserta selain dari Padang Panjang, juga ada yang berasal dari Pariaman, Tanah Datar, Sawahlunto dan Sijunjung. (*)
Harris Suyata merupakan staf Bidang IKP Diskominfo Padang Panjang